HomeEkonomi

Geliat Pengrajin ‘Sondo’ Bertahan dari Gempuran Covid-19 dan Keterbatasan, Berharap Bantuan Pemerintah

Geliat Pengrajin ‘Sondo’ Bertahan dari Gempuran Covid-19 dan Keterbatasan, Berharap Bantuan Pemerintah

MINAHASA, JP- Semua dunia usaha nyaris babak belur dihantam tsunami pandemi virus corona alias Covid-19. Tidak terkecuali nasib para pengrajin ‘Sondo’ di Kampung Gorontalo Kelurahan Wawalintouan Kecamatan Tondano Barat, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.

Para pengrajin ‘Sondo’ ini berusaha untuk terus bertahan dan bangkit dari keterpurukan yang sudah melanda sejak awal corona menyerang.

“Sebagai pengrajin kecil, mau tidak mau pandemi Covid-19 ini turut menghantam usaha kami. Kami bahkan sempat terpuruk dan usaha ini (kerajinan sondo, red) nyaris gulung tikar. Beruntung semangat dan dukungan dari keluarga, membuat kami masih bisa bertahan pada usaha kami ini,” ujar 3 pengrajin ‘Sondo’ di Kampung Gorontalo Tondano, masing-masing Jafar Hulungo, Yanto Hulango dan Robby Mambu, Minggu (25/04/2021).

Baca Juga  Sambut Hari Listrik Nasional ke-77, Ini Deretan Gebrakan PLN Pacu Penggunaan Kendaraan Listrik di Tanah Air

Jafar menjelaskan usaha ini dimulai mereka pada tahun 2007 atau 14 tahun lalu.

“Ini usaha turun temurun dalam keluarga. Usaha ini banyak membantu kami menghidupi keluarga. Dari usaha ini juga kami bisa memberikan lapamgan pekerjaan bagi warga lainnya dan memggerakan perekomomian daerah,” katanya.

Bahan baku pembuatan kerajinan ‘Sondo’ dan yang sudah diproduksi.

Lanjut Yanto, dalam mengerjakan alat untuk masak ini mereka menggunakan bahan berupa bulu jawa stenliese dan almunium.

“Kami kerjakn secara manual sehingga hasilnya masih terbatas. Tapi kami terus berusaha dan berjuang memajukan usaha yang sudah turun temurun ini,” paparnya.

Baca Juga  PLN Segera Gunakan “AMI”, Meteran Canggih yang Bikin Pelanggan Bisa Monitor Penggunaan Listrik Secara Realtime

Sedangkan Robby mengatakan sejak wabah Corona melanda, pendapatan hasil usaha mereka mengalami penurunan. Mirisnya lagi sampai saat ini mereka masih menggunakan peralatan seadanya.

“Sejak pandemi pendapatan kami menurun sehingga kami kesulitan membeli bahan baku untuk membuat ‘Sondo’ dalam jumlah yang banyak. Sementara itu produksi yang dihasilkan pun masih terbatas karena selain bahan bakunya sedikit juga karena pembuatannya menggunakan peralatan seadanya,” katanya.

Karena itu ketiganya berharap ada perhatian dan bantuan dari pemerintah agar mereka mampu meningkatkan produksi kerajinan ini.

“Kami berharap Pemerintah bisa memberikan tambahan modal usaha untuk membeli bahan baku dalam jumlah yang banyak, dan alat yang canggih. Ini akan meningkatkan produksi dari kerajinan ‘Sondo’ ini,” tukas ketiganya.

Salah satu pengrajin ‘Sondo’ Robby Mambu mempraktekan pembuatan ‘sondo’ dihadapan wartawan.

Selain itu, Jafar, Yanto dan Robby ini berharap agar Pemerintah dapat mempromosikan usaha mereka ini ke leven nasional dan bahkan internasional.

Baca Juga  Dukung PLN Lanjutkan Langkah Transisi Energi, Komisi VII DPR: Because PLN Do Really Care

“Karena harus diakui promosi yang kami lakukan selama ini masih terbatas. Setiap hari kami mendapat pesanan dari warga atau pedagang dan juga kami berjualan dengan cara berkeliling dari pasar yang satu ke pasar yang lain,” tandas mereka seraya mengatakan kerajinan mereka pernah dibeli pedagang dari Jerman dan Iran. (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0