BEREMPATI: Audy Karamoy melayat di rumah duka menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang berduka di Tanah Putih Kelurahan Malalayang Timur, Kecamatan Malalayang, Kota Manado.
MANADO, JP – Sikap terpuji ditunjukan Bakal Calon Walikota Manado Audy Karamoy saat melayat di rumah duka Keluarga Bawata-Rompas atas meninggalnya (Alm) Starki Bawata di Tanah Putih Kelurahan Malalayang Timur, Kecamatan Malalayang Kota Manado, Selasa (17/09/2024) malam. Di mana Audy Karamoy menolak permintaan dari pembawa acara untuk tampil berbicara di depan pelayat duka dan keluarga yang berduka mensosialisasikan dirinya yang maju sebagai calon walikota Manado.
Kejadian iini bermula ketika Audy Karamoy datang melayat ke rumah duka. Meski jalan cukup jauh menuju rumah duka dan terbilang sulit karena harus jalan kaki melintasi lorong gelap dan melewati gang yang sempit diantara rumah-rumah warga sampai di pinggiran kuala, Audy Karamoy tetap memutuskan berjalan kaki hingga sampai di rumah duka.
Setibanya di rumah duka, suami dari Penatua Linda Masengi ini ikut ibadah malam penghiburan yang dipimpin Pendeta Tirone Selvia Piri Tumangken STh. Usai ibadah pembawa acara mengundang Audy Karamoy untuk memperkenalkan diri sekaligus mensosialisasikan pencalonannya. Namun permintaan itu ditolak Audy Karamoy. Koordinator Pria/Kaum Bapa (P/KB) Pniel Bahu Malalayang ini memilih untuk masuk ke dalam rumah di mana jenasah dibaringkan lalu menyalami dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang berduka sembari memohon ijin kepada keluarga lebih dulu meninggalkan rumah duka karena ada kegiatan sosialisasi di tempat lain.
Saat hendak meninggalkan rumah duka tersebut, Audy Karamoy sempat menyampaikan permohonan maaf kepada pembawa acara karena dirinya tidak bisa memenuhi permintaannya tadi. Tindakan empati dari Audy Karamoy kepada keluarga yang berduka cita tersebut mendapat apresiasi yang tinggi dari para pelayat.
“Biasanya calon pe mau-mau dapat kesempatan bicara dan bersosialisasi di rumah duka. Bahkan ada yang meminta agar diberi kesempatan bicara di rumah duka. Tapi pak Audy justru menolak karena berempati dengan keluarga yang berduka. Dia tidak mau memanfaatkan rumah duka untuk kepentingan politiknya. Salut buat pak Audy Karamoy. Pemimpin harus seperti ini,” ujar Jefry dan Jecky, pelayat duka.
Keduanya pun memuji Audy Karamoy sebagai pemimpin yang tidak pilih kasih. “Kalau mau dilihat keluarga yang meninggal tergolong keluarga sederhana. Jalan menuju rumah duka pun sulit terlebih di pinggiran kuala. Tapi pak Audy mau datang melayat di rumah duka. Ini bukti pemimpin yang tidak pilih kasih dan mau dekat dengat masyarakat,” tambah keduanya.
Sementara itu, ketika diwawancara jejakpublik.com Audy Karamoy mengaku dirinya datang ke rumah duka hanya untuk melayat, beribadah mendoakan yang meninggal dan keluarga yang ditinggalkan sekaligus memberikan dukungan moril kepada keluarga yang berduka.
“Bukannya nimau mo bicara politik (terkait pencalonannya, red) di rumah duka, mar karena kita kemari (rumah duka, red) cuma mo beribadah, melayat dan mendoakan sekaligus menyampaikan belasungkawa langsung kepada keluarga yang berduka,” tandasnya. (Simon)
COMMENTS