HomeBeritaBerita Utama

Paus Fransiskus: Jangan Takut, Karena Kita Tahu Tuhan Memelihara Kita

Paus Fransiskus: Jangan Takut, Karena Kita Tahu Tuhan Memelihara Kita

“Kita kini berada dalam perahu yang sama, terperangkap dalam badai besar. Kita mengerti bahwa kita tidak bisa maju ke depan, masing-masing seturut keinginannya.

“Kita semua rapuh dan bingung, tetapi pada saat yang sama harus kita sadari bahwa kita semua dipanggil untuk mendayung bersama”.

Kita mesti melihat apa yang dibuat Yesus. Meskipun bahaya, Yesus tetap diam, tidur nyaman dan mempercayakan hidupNya kepada Bapa.

Ketika berhadapan dengan para murid, Dia berkata, mengapa kamu takut? Mengapa kamu tidak percaya? Kita diminta untuk percaya.

Kita bisa memohonkan hal yang sama. Tapi tidak bisa dengan cara mengeluh, Tuhan, engkau tidak peduli kita binasa?

Untuk Tuhan, setiap kita itu amat penting. Badai membuka kelemahan kita. Dia membuka kebiasaan dan kelemahan kita.
Badai membuka hati kita untuk menyeimbangkan hidup kita dengan hati kita. Dengan badai, terungkaplah tipuan-tipuan kita yang ditutup dengan egoisme kita.

Mengapa kamu takut?
Kamu tidak punya iman lagi?
Dalam masa Prapaskah ini, kami diingatkan untuk kembali dan percaya kepada-Mu.

Kini, bukanlah saat penghakiman-Mu, melainkan penghakiman diri kami sendiri. Kini adalah saat melihat dan memperhatikan satu sama lain. Semoga Roh Kudus membantu kami untuk mengerti bahwa hidup kami dijalin satu sama lain.

Mengapa kamu takut? Tidak adakah imanmu lagi? Permulaan dari iman adalah tahu bagaimana keselamatan itu ada.

Kita mengundang Yesus ke dalam perahu hidup kita karena Dia-lah yang memenangkan semuanya. Karena Tuhan membuat semuanya menjadi baik. Dia membawa semua kepanikan kita. Karena di dalam Tuhan, semua hidup.

Tuhan menguatkan iman kita menuju iman Paskah. Kita tahu, melalui salib-Nya kita diselamatkan. Kita memiliki harapan bahwa melalui salib-Nya, kita dirangkul agar kita semua dirangkul oleh kemaharahiman-Nya.

Kita dengarkan juga warta keselamatan, yaitu “Tuhan bangkit!”. Itulah harapan kita. Merangkul salib berarti menerima kelemahan kita namun berharap penuh pada Tuhan.

Dengan ini, kita diajak untuk bersolider satu sama lain. Salib-Nya menguatkan kita dan mengajak kita untuk saling menolong, membantu. Itulah kekuatan iman kita yang mengusir ketakutan dan kecemasan kita.

Berkat Tuhan dari Roma ini merangkul kamu semua. Sama seperti Maria, Bunda Tuhan, yang adalah bintang Laut…
Jangan takut, karena kita tahu Tuhan memelihara kita. Amèn”

Paus Fransiskus saat membawakan renungan.

Demikian kutipan renungan Paus Fransiskus sebelum memberikan berkat luar biasa kepada kota dan dunia atau “Urbi et Orbi” dan menyerukan dunia berdoa untuk menghadapi pandemik virus Corona, yang berlangsung dalam Misa khusus di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Jumat petang (27/3/2020) pukul 18.00 Waktu Roma, atau tengah malam menjelang dini hari 00.00 WIB, Sabtu (28/3/2020).

Baca Juga  Meski Diberi Kesempatan, Audy Karamoy Menolak Sosialisasi Saat Melayat di Rumah Duka, Warga Apresiasi

Menurut Padre Markus Solo Kewuta SVD, Anggota Dewan Penasihat Kepausan Bidang Dialog Antar Umat Beragama, yang berkedudukan di Tanah Suci Vatikan ini, Paus Fransiskus menggunakan kisah para murid di atas perahu yang dikisahkan oleh Penginjil Markus di atas di mana mereka diterjang oleh badai yang tak terduga, dan Yesus tertidur di buritan. Ketika mereka memanggil Yesus, para murid sebenarnya juga membuktikan iman mereka bahwa Yesus pasti akan membantu, namun ternyata Yesus menegur mereka karena Dia tahu bahwa iman mereka masih kurang.

Paus Fransiskus saat Adorasi yang berlangsung di Basilika.

Lanjut Direktur Desk Islam Asia Pasifik ini, mari kita mencoba untuk memahami. Dalam hal apakah kekurangan iman para murid yang dimaksudkan oleh Yesus? Padahal para murid tidak pernah berhenti percaya kepada-Nya. Bahkan, mereka datang memanggil-Nya untuk meminta bantuan. Tetapi kita melihat di sini “bagaimana” cara mereka memanggil-Nya: “Guru, apakah Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” (Ayat 38). Apakah Engkau tidak peduli..”. Para murid berpikir bahwa Yesus tidak tertarik akan nasib hidup mereka, tidak merasa peduli terhadap mereka. Padahal Dia lebih dari siapa pun. Dia sangat peduli dengan kita.

Baca Juga  PDIP Lirik Muslim Cawawali, Golkar Berpeluang Duetkan Imba-Bobby

“Demikian Paus Fransiskus meyakinkan iman kita,” kata Padre Marco-sapaan akrabnya.

Misa khusus di Basilika Santo Petrus, Vatikan.

Lanjut Direktur Desk Islam Asia Pasifik tersebut, menurut Paus Fransiskus, Tuhan memanggil kita untuk beriman sekalipun kadang kita seperti para murid yang tidak terlalu percaya kalau Tuhan selalu hadir dan ikut campur tangan di dalam situasi manusia, tetapi sekalipun demikian merasa selalu terdorong untuk tetap datang kepada Dia dan tetap percaya kepada Dia.

“Saat pencobaan adalah sebuah waktu untuk memilih. Bukan waktu penghakiman anda sendiri, tetapi penghakiman kita bersama. Waktu untuk memilih apa yang penting dan apa yang berlalu, waktu untuk memisahkan apa yang perlu dari yang tidak. Ini adalah waktu untuk mengembalikan hidup kita ke jalur yang benar, yang berkenan untuk anda sendiri, untuk Tuhan, dan untuk sesama manusia. Demikian harapan Bapa Suci untuk kita,” tandas Ahli Islamologi yang juga Wakil Presiden Yayasan Nostra Aetate, yang berkedudukan di Tahta Suci Vatikan ini.

Padre Markus Solo Kewuta SVD

(JPc)

Baca Juga  BJ Habibie: Sang Teknokrat Pemimpin Bangsa yang Demokratis dan Rendah Hati

COMMENTS

WORDPRESS: 1
DISQUS: 0