SORE itu, Selasa (18/08/2020), suasana di kantor Yayasan RAPI Manado Provinsi Sulawesi Utara yang berlokasi di Kelurahan Bailang Kecamatan bunaken Kota Manado, mendadak ramai dengan kehadiran puluhan lanjut usia (lansia)
Para opa dan oma ini pun diatur duduk di kursi yang masing-masing berjarak satu sama lain oleh pihak yayasan.
Rupanya kehadiran oma dan opa ini untuk bertemu Wakil Walikota Manado Mor Dominus Bastiaan (MOR).
Terbukti, beberapa saat kemudian MOR tiba bersama istri tercinta Imelda Markus tiba di lokasi tersebut. Kehadiran MOR dan istri membuat para oma dan opa terlihat begitu gembira. Sayang, keinginan mereka untuk berjabat tangan dengan kedua sosok rendah hati dan peduli ini tidak diperbolehkan karena harus mengedepankan protokol kesehatan, sehingga MOR dan istri langsung ke tempat duduk yang telah disediakan dengan posisi berhadapan muka dengan para lansia.
MOR mengaku senang bisa bertemu dengan para lansia, apalagi melihat para lansia masih sehat dan semangat meski di tengah pandemi Covid-19.
“Tuhan Yesus begitu baik sehingga saya dan istri boleh bakudapa deng oma dan opa,” katanya.

Para lansia di Bailang saat bertatap muka dengan Wawali Mor Dominus Bastiaan dan istri.
MOR mengaku dengan dana pribadi, dirinya dan istri tergerak membantu para lansia.
“Karena tanpa oma dan opa kami tidak ada di bumi ini. Dan berkat doa oma dan opa juga sehingga Manado diberkati. Terima kasih torang (kita, red) so bakudapa. Semoga Tuhan selalu memberkati torang samua,” harap MOR.
MOR memohon doa dari para lansia terkait pencalonannya dengan Hanny Joost Pajouw (HJP) sebagai walikota dan wakil walikota di Pilkada Manado, 9 Desember 2020.
“Saya dan pak Hanny Joost Pajouw mo bacalon (maju di Pilkada Manado sebagai calon walikota dan wakil walikota red). Kami mohon oma dan opa bantu kami dalam doa. Jika kami dikehendaki Tuhan memimpin kota Manado, kami akan terus peduli dengan oma dan opa. Dan kami akan meningkatkan bantuan dana lansia yang sekarang sudah jalan karena kami sayang oma dan opa. Karena saya dan pak HJP ingin agar kebutuhan sehari-hari dari oma dan opa dan semua lansia di kota Manado selalu terpenuhi,” tambahnya.
Komitmen MOR ini ternyata sejalan dengan harapan dari pihak Yayasan RAPI.
“Perhatian pemerintah dan dari keluarga Baatiaan-Markus ini selalu kami butuhkan demi kehidupan para lansia di sini. Kami percaya pak MOR dan ibu akan selalu memperhatikan oma dan opa di sini. Kami mendukung pak MOR dan pak HJP untuk maju di Pilkada Manado dan kami doakan dapat terpilih,” kata Alfred dari pihak Yayasan RAPI.
Di penghujung acara seremonial tersebut, MOR dan istri bergantian menyerahkan secara simbolis bantuan yang mereka bawa kepada dua perwakilan lansia yang hadir.
Menariknya, di sela-sela penyerahan ini mendadak MOR mendapat informasi bahwa salah satu lansia yang hadir berumur 101 tahun. Mendengar itu, MOR langsung mengajak istri menemui salah satu wanita tertua di Manado ini. Awalnya lansia itu hendak berdiri dari kursinya dengan dibantu anaknya untuk datang mendekat ke MOR dan istri, namun langsung dilarang MOR.
“Jangan ngoni (kalian, red) suru oma bajalan kemari, biar jo torang ke situ,” pinta MOR sambil bersama istri berjalan menuju tempat duduk lansia tersebut.

Wawali Mor Dominus Bastiaan saat membawakan sambutan dihadapan para lansia Bailang.
Belakangan diketahui, lansia yang tinggal di lingkungan 6 tersebut yang dikenal masyarakat dengan sebutan kampung Loreng ini, sudah lama hidup menjanda, karena suaminya Jawafa Tamaleo telah meninggal dunia. Ia memiliki 3 orang anak dari total 7 orang anak (tiga anak juga sudah meninggal dunia).
“Oma pe nama sapa? So umur berapa?,” tanya MOR dan Imelda senada saat berada di dekat lansia tersebut.
“Min Pailaha, depe umur so 101 tahun. Dia so puluhan taong di sini (Bailang, red),” jawab Laila Tamaleo, putri bungsu dari Oma Min, berhubung ibunya ini sudah tidak bisa mendengar.
Imelda yang juga adalah Wakil Ketua TP PKK kota Manado ini pun menyerahkan bantuan paket beras kepada Oma Min.
“Semoga bisa bermanfaat ini bantuan ne oma. Doakan pa torang supaya sehat-sehat deng umur panjang sama deng oma,” kata Imelda yang langsung dijawab Amin oleh sang anak dan para lansia.
Oma Min yang mendapat bantuan terlihat begitu terharu. Demikian juga dengan anak bungsunya yang setia mendampinginya. Sejenak kemudian Oma Min tersenyum sambil memberikan jempol le arah MOR dan istrinya.
Begitu MOR dan istrinya meninggalkan Oma Min, wartawan pun coba mewawancarai salah satu wanita tertua di kota Manado itu.
“Jujur kami sangat terharu. Kami tidak menyangka mama kami dapat bantuan dari wakil walikota pak Mor dan ibu. Soalnya orang tua kami ini adalah warga pertama yang menetap di kampung Loreng Bailang ini, puluhan tahun lalu. Tapi baru satu kali dapat bantuan lansia.
Makanya biar so umur begini mar masih mo bakerja di kobong (kebun, red) for penuhi torang pe kebutuhan hidup sehari-hari ,” kata Laila.

Wawali Mor Dominus Bastiaan dan istri foto bersama pengurus Yayasan RAPI Manado.
Ia mengaku, warga di Bailang khususnya di kampung Loreng sangat mendukung MOR untuk maju di Pilkada Manado.
“Torang so dengar-dengar tentang pak Mor. Dia orang bae deng selama ini selalu peduli deng lansia dan warga kota Manado. Terbukti hari ini pak Mor dan ibu mau datang deng bantu pa torang. Bagi torang biar cuma baku dapa deng pak Mor deng ibu torang mo senang, apalagi ini sampe dapa bantuan. Terima kase banya. Torang selalu doakan dan berjuang supaya pak Mor bisa jadi walikota. Karena kalau pak Mor jadi torang pasti mo sejahtera, deng torang pe orang tua akan selalu diperhatikan,” kata Laila yang diamini warga lainnya Afreny Gumoling. (JPc)
COMMENTS