HomePolitik

Hadiri Paripurna DPRD Sulut, Gubernur: Harga Komoditi Kelapa dan Pala Naik, Cengkih Belum

Hadiri Paripurna DPRD Sulut, Gubernur: Harga Komoditi Kelapa dan Pala Naik, Cengkih Belum

MANADO, JP- Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey menghadiri rapat Paripurna dalam rangka Pengambilan keputusan terhadap Ranpreda perubahan APBD Provinsi Sulawesi Utara tahun anggaran 2020 di gedung DPRD Provinsi Sulut, Senin (21/09/2020).

Rapat Paripurna tersebut turut dihadiriWakil gubernur Sulawesi Utara Olly-Steven serta Ketua DPRD Sulut Andre Angow dan 31 Anggota Dewan Provinsi Sulut.

Dalam sambutannya, Olly menyampaikan beberapa hal penting seperti pembangunan infrastruktur, penanganan Covid-19, pendidikan dan harga-harga komoditi pertanian.

Namun ada satu poin menarik yang disampaikan Olly yaitu soal komoditi kelapa yang harganya sudah meningkat menjadi 9.000/Kg.

Baca Juga  Wouw! Bertemu Petinggi Sejumlah Partai, Susi Sigar Jajaki Peluang Diusung Parpol 3 Koalisi Pilpres di Pilkada Minahasa Demi Bangun Kampung Halaman Prabowo

“Artinya kopra sudah mulai menjadi penopang ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, peningkatan harga juga terjadi pada komoditi Pala

“Jadi artinya komoditi pertanian yang menjadi strategis pemerintah sudah menjadi hal-hal yg baik. Dan Pemerintah sudah berupaya menurunkan PPN Pertanian dari 10% menjadi 1%,” jelasnya.

Hanya saja, diakui Olly, harga komoditi cengkih belum dipastikan naik. Pasalnya, industri-industri di bidang rokok belum ada yang membeli cengkih secara besar-besaran.

“Kalau (komoditi) cengkih memang belum bisa kita lakukan apa-apa paling tidak harga sekarang so Rp60.000 perkilogram di tingkat pedagang. Kita tahu ini karena kita ada beli masyarakat pe cengkih Rp60.000. Hal ini saya kira memang menjadi kendala bagi kita karena memang tidak ada pabrik membeli cengkih,” katanya.

Baca Juga  MAP-AYS Lantik Barisan Milenial dan Sapujagad

Olly juga menambahkan bahwa sejauh ini langkah-langkah pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat sudah berjalan baik, walaupun belum dapat disalahkan industri-industri belum melakukan pembelian secara besar-besaran, karena masih dalam situasi pandemi Covid-19.

“Jadi saya kira langkah-langkah Pemerintah dalam rangka menopang hasil pertanian masyarakat sudah berjalan dengan baik. Tapi memang torang belum dapat merasakan karena situasi masih Covid-19 ini membuat para industri-industri rokok yang memakai cengkih sampai hari ini belum melakukan pembelian besar-besaran,” tandasnya. (*/Lorenzo)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0