MANADO, JP- Kabar mengejutkan datang dari Universitas Negeri Manado (UNIMA). Selang beberapa lama kampus kenamaan Sulut ini memiliki kepemimpinan yang baru, salah seorang alumnus Universitas Negeri Manado (UNIMA) yang meminta namanya tak dipublis mengaku telah memberikan masukan menarik.
Ia meminta rektor UNIMA yang baru untuk mempelajari capaian dari kepemimpinan rektor sebelumnya yakni Prof Julyeta Paulina Amelia Runtuwene atau yang akrab disapa Prof Paula.
“Saya katakan bahwa rektor sebelumnya telah membawa UNIMA masuk peringkat bawah di Indonesia. Karena dari data yang ada UNIMA masuk di posisi klaster 4 dari 5 klaster pemeringkatan dikti. Ini artinya hampir klaster terakhir (kelima, red),” ujarnya.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa tiap klaster yang dimaksud ada 400 universitas. Dengan demikian, lanjutnya, masuk di klaster ke 4 berarti masuk di peringkat 1600 universitas di Indonesia, atau di urutan ke-183 dari 400 universitas di klaster 4 tersebut.
“Kalau ada 2000 universitas berarti UNIMA berada hampir saja di bawah, jauh di bawah UNSRAT Manado yang berada di kluster 2 dan yang lainnya,” jelasnya.
Alumnus UNIMA ini menduga semasa menjabat sebagai rektor, Prof Paula terlalu banyak melakukan agenda keluar dan lain sebagainya.
“Dengan data ini menggambarkan kalau sebagai seorang professor dan pendidik, beliau (Prof Paula, red) gagal,” tukasnya.
Alumnus UNIMA ini pula menambahkan bahwa seorang pemimpin harus konsisten dan fokus dalam menangani segala sesuatu.
“Ada ungkapan harus setia dalam perkara kecil kemudian diberikan perkara besar. Bagaimana mengurus puluhan ribu saja sulit dan diharapkan mengurus ratusan ribu orang. Ingat ini soal mengurus orang, bukan hanya mengurus program saja,” tandasnya.
Hingga berita ini terbit, upaya konfirmasi ke Rektor UNIMA Prof Deitje Katuuk belum berhasil.
Diketahui, klasterisasi perguruan tinggi yang disusun dan dibangun dalam kerangka perbaikan berkelanjutan baik untuk masing-masing data kinerja perguruan tinggi maupun kinerja perguruan tinggi secara keseluruhan.
Adapun pemberian nilai (skor) klasterisasi berdasarkan capaian perguruan tinggi terhadap setiap indikator pada masing-masing aspek. Setiap indicator memiliki bobot terhadap nilai kinerja perguruan tinggi secara keseluruhan. Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan dapat dijadikan sebagai alat pengendali kebijakan pengembangan pendidikan tinggi. (JPc)
COMMENTS