MANADO, JP- Beredarnya berita media online di media sosial tentang hasil survei Indo Barometer (IB) selang 22-28 November 2020 yang diumumkan pada Rabu (02/12/2020), yang memenangkan
pasangan Calon Paula Runtuwene dan Harley Mangindaan (PAHAM) menang dengan elektabilitas 39,5 persen,
direspon Pengamat Politik Sulut Stefanus Sampe Ph.D.
Ia justru mengaku tak paham.dengan hasil survei tersebut. Ada 3 alasan yang diungkapkan Sampe yang membuatnya tidak paham dengan hasil survei tersebut.
Pertama,, di dalam berita dan gambar tidak disebutkan nama paslon di urutan kedua, ketiga dan keempat.
“Harusnya disebutkan saja siapa paslon di urutan kedua, ketiga dan keempat. Kenapa harus dirahasikaan? Kan jadi aneh,” ujarnya.
Kedua, tidak disebutkan berapa jumlah responden yang diwawancarai atau yang mengisi kuesioner dan bagaimana metode yang digunakan juga tidak dijelaskan.
“Ini menggambarkan hasil survei tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Bagi saya kesannya tidak ilmiah,” jelasnya.
Ketiga, diungkapkan bahwa alasan masyarakat Kota Manado menyukai PAHAM yakni merakyat, cerdas, mempunyai visi dan misi yang bagus, mampu memimpin, mampu membawa Kota Manado lebih baik, dan berjiwa sosial.
“Yang saya heran kenapa koq alasannya sama dengan taqline paslon? Kan taqline PAHAM itu cerdas dan merakyat. Juga tidak dijelaskan bagaimana itu cerdas dan apa bukti PAHAM merakyat,” tanyanya.
Sementara soal alasan bahwa visi dan misi dari PAHAM bagus juga masih dipertanyaian. Pasalnya, semua visi dan misi paslon tidak ada yang jelek semuanya bagus.
“Soal mampu memimpin juga dipertanyakan karena Calon Walikota ibu Paula Runtuwene belum pernah menjabat walikota atau wakil walikota Manado,” bebernya.
Sedangkan soal alasan berjiwa sosial, Sampe menilai masih kabur.
“Berjiwa sosial juga yang bagaimana? Buktinya apa? Toh yang kita lihat selama selama pandemi Covid-19 paslon Mor Dominus Bastiaan dan Hanny Joost Pajouw justru yang paling intenss alurkan bantuan sejak awal pandemi Covid-19,” tukasnya.
Sementara itu, sejumlah warga yang dimintai tanggapan juga mengaku tak paham dengam pemaparan hasil survei Indo Barometer. Malah mereka justru menduga penyebaran hasil survei seperti ini menggambarkan kepanikan dari Tim PAHAM yang mungkin saja sesungguhnya berada di urutan kedua dan bahkan ketiga.
“Kami patut curiga jangan-jangan itu bentuk kepanikan karena peringkat PAHAM masih diurutan kedua atau ketiga. Apalagi belakangan ini PAHAM paling intens klaim menang lewat hasil survei,” tandas Adri Malonda dan Marlin Takarangkian. (JPc)
COMMENTS