HomeNasional

Puluhan Warga Meninggal Dan Belasan Ribu Mengungsi, Gempa Majene Pernah Disertai Tsunami Renggut 600 Jiwa

Puluhan Warga Meninggal Dan Belasan Ribu Mengungsi, Gempa Majene Pernah Disertai Tsunami Renggut 600 Jiwa

SULBAR, JP- Gempa magnitudo (M) 6,2 di Majene dan Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menelan korban jiwa yang tidak sedikit. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat (Sulbar) menyebut, hingga Jumat (15/01/2021) korban meninggal dunia menjadi 35 orang.

“Korban jiwa hingga saat ini untuk seluruh Sulawesi Barat (Sulbar) itu dari wilayah Majene dan Mamuju 35 meninggal dunia.
Rinciannya 9 meninggal di Majene, 26 di Mamuju,” ujar Kepala BPBD Sulbar Darno Majid sebagaimana dilansir dari detikcom, Jumat (15/01/2021).

Korban jiwa diprediksi bakal erus bertambah. Pasalnya, saat ini tim gabungan dari Basarnas, BPBD, sampai TNI-Polri masih terus mengevakuasi korban yang terjebak di reruntuhan bangunan.

“Nanti akan saya update lagi perkembangan terbarunya,” katanya.

Sementara itu 637 orang mengalami luka-luka dan sekitar 15 ribu orang mengungsi akibat gempa di Majene. Tercatat ada 10 titik pengungsian yang tersebar di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda, dan Kecamatan Sendana, diantaranya Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang dan Desa Limbua.

Sedangkan sejumlah infrastruktur di Majene juga rusak, seperti longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju yang membuat akses jalan terputus. kerusakan infrastruktur cukup parah juga terjadi di Mamuju yang menjadi ibu kota Sulawesi Barat.

Baca Juga  9 Parpol ke Senayan, 7 Parpol Gigit Jari

Data BNPB menyebut, bangunan yang rusak berat diantaranya Kantor Gubernur Sulawesi Barat, Hotel Maleo, 1 unit puskesmas, 1 kantor Danramil Malunda, RSUD Mamuju rusak berat dan 1 unit minimarket. Selain itu, 300 unit rumah rusak, jaringan listrik padam dan komunikasi selular tidak stabil.

DUKA MAJENE 1969

Catatan USGS soal gempa dan tsunami di Majene 1969. (Dept of Interior USGS 1969/Carl A von Hake dan William K Cloud) Sumber: Detik.com

Warga Majene diminta mewaspadai bahaya tsunami apabila guncangan berasal di laut. Pasalnya, tahun 1969 silam, gempa di lautan dikabarkan pernah menewaskan 600 jiwa di Majene.

Sebagaimana dilansir Survei Geologi Amerika Serikat (United States Geological Survey/USGS), yang diakses detikcom 
pada Jumat (15/01/2021), gempa kuat itu mengguncang pantai barat Sulawesi pada 23 Februari 1969.

“Pers melaporkan bahwa tsunami telah merenggut 600 korban jiwa,” tulis USGS.

Disebutkan, awalnya gempa berguncang pada pukul 8 lebih 36 menit 56,5 detik pada 23 Februari 1969 itu. Pusat gempa berada di lautan pada koordinat 3,1 Lintang Selatan dan 118,9 Bujur Timur. Kedalaman pusat gempa adalah 13 km.

Gempa itu merenggut nyawa 64 orang dan 97 orang mengalami luka-luka. Sebanyak 1.287 bangunan rusak di Majene dan sekitarnya. Kebanyakan bangunan yang rusak ada di pedesaan karena konstruksi yang salah. Bangunan yang rusak berada di lokasi tanah aluvial, bukan di lapisan bebatuan atau tanah yang stabil. Tanah retak muncul di sejumlah tempat.

Baca Juga  Presiden Jokowi Bakal Hadiri Perayaan Hari Pancasila di Ende

Tsunami kemudian datang. Tsunami itu setinggi 4 meter. Gelombang tinggi itu menyapu desa-desa sepanjang pantai utara Majene. Angka 600 korban jiwa kemungkinan merupakan hasil penambahan dari korban jiwa akibat gempa sekaligus akibat tsunami.

“Sejumlah rumah di ujung teluk tersapu oleh ombak,” tulis USGS.

Kini Majene baru saja diguncang gempa kuat lagi. Pada Kamis, 14 Januari, pukul 13.35 WIB, gempa berguncang dengan M 5,9. Pada Jumat, 15 Januari 2021, pukul 01.28 WIB tadi, gempa M 6,2 berguncang. Semua gempa berpusat di darat. Tsunami tidak terjadi. Pemicu gempa adalah sesar naik Mamuju (Mamuju Thrust).

“Apa yang terjadi di Majene saat ini berkaitan dengan pengulangan gempa di wilayah sana. Pada 1969, sekitar tanggal 23 Februari, dibangkitkan sumber gempa yang sama, yaitu dengan kekuatan 6,9 pada kedalaman 13 km,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam jumpa pers online, tadi.

Warga juga harus tetap waspada karena BMKG memperkirakan masih ada gempa susulan dengan kekuatan yang sedikit lebih tinggi di Majene. Bila kondisi ini terjadi bukan tidak mungkin, tsunami bisa terjadi.

Baca Juga  Bantu Penanganan Covid-19, PSI Sumbangkan Gaji Seluruh Anggota DPRD se-Indonesia

“Nah, memungkinkan untuk terjadinya longsor ke dalam laut atau longsor bawah laut. Sehinga masih dapat pola berpotensi terjadi tsunami apabila ada gempa susulan berikutnya dengan pusat gempa masih di pantai atau bahkan pinggir laut,” ujar Kepala BMKG Dwikorita.

Peringatan ini bukan tanpa alasan. Sejak awal gempa mengguncang hingga sampai pada kekuatan 6,2 magnitudo, Majene diguncang 28 kali gempa. Hal ini membuat batuan di pantai rapuh.

“Masih ada potensi gempa susulan berikutnya yang masih kuat, bisa mencapai kekuatan yang seperti terjadi 6,2 atau sedikit lebih tinggi lagi. Dan itu karena kondisi batuan sudah diguncang 2 kali, bahkan 28 kali, sudah rapuh dan pusat gempa ada di pantai. Tidak perlu menunggu peringatan dini tsunami. Karena kejadian tsunami bisa sangat cepat. Catatan kami, tsunami terjadi di menit ke-2 dan ke-3. Padahal, peringatan dini tsunami cepat. Sehingga sudah keduluan tsunaminya,” tandas Dwikorita. (dtc/JPc)

Peta Gempa Majene, dilansir dari Sulsel.id

Berikut ini daftar sejarah gempa yang merusak di Sulbar:

11 April 1967
Gempa M 6,3 di Polewali Mandar
Dampak: terjadi gempa yang menimbulkan tsunami dan menyebabkan 13 orang meninggal

23 Februari 1969
Gempa M 6,9 Majene
Dampak: Memicu tsunami 4 meter, 65 orang meninggal, 97 orang terluka, 1.287 rumah rusak di 4 desa

8 Januari 1984
Gempa M 6,7 Mamuju
Dampak: Tidak ada catatan korban, banyak rumah rusak, maksimum intensitas VII MMI

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0