NOSTALGIA: Audy Karamoy (berdiri/tengah) menemui teman-temannya Yang berpofesi sopir truk pengangkut material bangunan di bawah gedung tua sampai Grand Puri Manado.
MANADO, JP – Bakal Calon Walikota Manado Audy Karamoy gencar melakukan blusukan ke masyarakat. Seperti yang terjadi pada Selasa (17/09/2024) di dekat Stadion Klabat dan Grand Puri Hotel yang terletak di Kelurahan Ranotana Kecamatan Sario, Kota Manado. Di lokasi itu kandidat yang diusung Partai Demokrat ini bersama bakal calon wakil bupati Lucky Datau ini menemui para sopir truk pengangkut material bangunan.
Pantauan jejakpublik.com, kedatangan Audy Karamoy disambut dengan penuh antusias oleh para sopir tersebut yang tengah bercengkrama di bawah gedung tua samping Hotel Grand Puri. Mereka memperlihatkan ekspresi kaget tapi penuh kegembiraan menyambut kedatangan sahabat lama mereka Audy Karamoy yang tak pernah mereka sangka-sangka. Apalagi Audy Karamoy datang sebagai bakal calon walikota Manado.
Perjumpaan ini penuh dengan semangat kekeluargaan, diwarnai canda tawa. Dari pembicaraan ini, terkesan kalau mereka tengah bernostalgia terkait kebersamaan mereka dengan Audy Karamoy sekitar 30 tahun silam. Tak hanya berbincang-bincang, Audy Karamoy pada kesempatan itu mengajak teman-teman sopirnya ini sarapan pagi di salah satu rumah makan sederhana.
“Pak Audy (Karamoy, red) orangnya tetap seperti dulu sederhana, low profile dan merakyat. Dulu torang kerja sama di sini mar skarang dia so jadi bos, calon walikota lagi. Pak Audy nda mo lupa tamang lama,” puji mereka.
Sementara itu, kepada wartawan jejakpublik.com yang ikut meliput di lokasi tersebut, politisi yang akrab dengan inisial AKmoy ini mengaku sekitar empat sampai lima tahun dia menjalankan profesi ini sebelum Tuhan mengubah hidupnya menjadi seorang kontraktor dan pengusaha sukses.
Dia bercerita, setelah menikah 30 tahun silam ia menjalani profesi sebagai sopir angkutan material bangunan di samping Stadion Klabat menggunakan truk milik ayahnya yang sudah tua dan kerap bermasalah.
“Sekitar 30 tahun lalu setelah saya menikah dengan ibu (Penatua Linda Masengi) hidup kami waktu itu terbilang susah dan sulit. Saya lalu minta truk papa saya untuk usaha angkut material bangunan. Setelah empat atau lima tahun bekerja saya akhirnya dianugerahi Tuhan profesi baru sebagai seorang kontraktor. Itu setelah saya menjadi bas (kepala tulang, red) pembangunan gedung gereja jemaat GMIM Pniel Bahu,” paparnya.
Audy Karamoy mengaku dirinya tak pernah lupa akan kisah perjuangannya menjadi seorang sopir truk angkutan material bangunan dan juga teman-temannya.
“Makanya kita datang selain basosialisasi juga bernostalgia deng dorang. Kita nda pernah lupa dorang deng kita pe kisah perjuangan hidup waktu lalu,” tandas sosok yang selalu tetap tampil sederhana dan merakyat serta peduli dan dermawan ini meski sudah menjadi seorang pengusaha sukses dan kini maju sebagai calon walikota di Pilwako Manado. (Simon)
COMMENTS