HomeBerita

Dua Komdan Bersaing Ketat di Pemilihan Ketua KBK Unit St Fransiskus Asisi, Samel: Tuhan Yang Pilih Pa Kita Bukan Kita Pe Mau

Dua Komdan Bersaing Ketat di Pemilihan Ketua KBK Unit St Fransiskus Asisi, Samel: Tuhan Yang Pilih Pa Kita Bukan Kita Pe Mau

FOTO: Ketua KBK Unit Santo Fransiskus Asisi Theodorus Mors Lontoh didampingi pengurus yang lain menyerahkan dokumen laporan pertanggingjawaban kepada Pastor Paroki Pineleng Pastor Johanis Salaki MSC.

MINAHASA, JP – Ada pemandangan menarik terjadi di Musyawarah Kaum Bapak Katolik (KBK) Unit Santo Fransiskus Asisi, yang berlangsung di Pastoran Gereja Katolik Paroki Santo Fransiskus Xaverius Pineleng, Kamis (05/02/2025).

Ketika pembacaan dan penghitungan suara saat pemilihan ketua, terjadi persaingan ketat dukungan suara dari peserta musyawarah kepada dua kandidat yang sama-sama merupakan anggota Polri di Sulut, masing-masing Yani Ramoh dan Christo Samel. Di mana Ramoh meraih 7 suara sedangkan Samel memperoleh 9 suara dari total 24 suara. Delapan suara sisa dimiliki sejumlah kandidat lainnya, yakni Petrus Agung 4 suara, Jefry Warung 2 suara, serta Fransiskus Pongantung dan Theodorus Mors Lontoh masing-masing 1 suara.

Perhitungan Suara oleh Tim Kerja Musyawarah Ketua KBK Santo Fransiskus Asisi.


Alhasil, Christo Samel terpilih dan ditetapkan menjadi Ketua KBK Unit Santo Fransiskus Asisi periode 2025-2028 oleh Ketua KBK Paroki Pineleng Felix Walangitan didampingi Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Jefry Waatung, Sekretaris Felix Frederik serta Anggota Theodorus Mors Lontoh, Jovie Rompas, Des Kembi, Nivan Karundeng dan Alfian Kobis. Samel terpilih menggantikan ketua sebelumnya Theodorus Mors Lontoh.

Baca Juga  Terpilih Aklamasi, Nivan Karundeng Kembali Pimpin KBK Unit Santo Ignatius D'Loyola

“Tuhan yang pilih pa kita bukan kita pe mau. Terima kasih atas kepercayaan ini. Mari kita bersatu memajukan KBK kita. Visi saya menjadikan KBK Unit Santo Fransiskus Asisi lebih baik lagi,” ujar Komdan Ito, sapaan akrabnya disambut aplaus seluruh peserta.

Christo Samel membawakan sambutan usai terpilih menjadi Ketua KBK Unit Santo Fransiskus Asisi.


Musyawarah ini diawali dengan doa dan dibuka secara resmi oleh Ketua KBK Paroki Pineleng Felix Walangitan. Dalam sambutannya, dia mengatakan bahwa musyawarah ini terbagi dalam dua bagian, yakni penyampaian laporan pertanggungjawaban oleh Ketua KBK Unit Santo Fransiskus Asisi periode 2021-2025 dan pemilihan ketua KBK Unit.

“Pemilihan dilakukan secara terbuka dan atau tertutup sesuai keputusan peserta rapat. Setelah terpilih, ketua yang baru menjadi formatur tunggal untuk segera menyusun kepengurusan lengkap,” paparnya.

Ketua KBK Paroki Pineleng Felix Walangitan membawakan sambutan.


DItambahkan Walangitan, masa periode kepengurusan KBK Unit awalnya 4 tahun, namun atas usulan KBK Paroki Pineleng di musyawarah KBK Keuskupan Manado diubah menjadi 3 tahun agar sama dengan periode kepengursan Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan juga tidak boleh rangkap jabatan.

Baca Juga  Masyarakat Dukung dan Pilih Audy Karamoy Karena Figur, Sosok Cabup yang Berkarakter

“Saya menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pengurus KBK Unit Santo Fransiskus Asisi atas dukungan dan keterlibatan dalam agenda-agenda KBK Paroki dan mohon maaf jika ada kekurangan dari kami,” ucapnya.

SERATUS PERSEN WARGA GEREJA, SERATUS PERSEN WARGA NEGARA

Pastor Paroki Pineleng Pastor Johanis Salaki MSC membawakan sambutan.


Sementara itu, Pastor Paroki Pineleng Pastor Johanis Salaki MSC dalam sambutannya mengatakan bahwa Gereja adalah umat Allah yang percaya pada persekutuan Allah.

“Hidup beriman sangat tergantung pada tumbuh kembang umat di satu wilayah yaitu paroki dan terjadi persekutuan terus menerus serta kesadaran membangun iman bukan melulu usaha pribadi tapi secara bersama-sama,” ujarnya.

Karena itu, lanjutnya, Gereja memfokuskan pada pembangunan iman umat diantaranya dengan berkelompok-kelompok yang disebut komunitas basis gerejawi atau KBG salah satunya KBK yang merupakan kumpulan satu, dua atau tiga wilayah rohani tergantung pertimbangan.

“KBK dalam banyak pengalaman sebagai ujung tombak gereja, selalu terlibat aktif berperan dalam semua kegiatan gereja dan paroki. Maka betapa pentingnya KBK dibagi ke unit-unit yang semuanya mengarahkan kerjasama membangun Gereja,” tegasnya.

Peserta Musyawarah KBK Unit Fransiskus Asisi. Tiga kandidat lainnya Theodorus Mors Lontoh dan Jefrey Waatung (Kanan baris pertama) dan Yani Ramoh (baris kedua dari kanan).


Lanjut Pastor Anis, sapaan akrabnya, dalam KBK kita diminta mengembangkan iman kita, mewujudkan kecintaan dan keberpihakan kita dalam memperjuangkan iman keluarga, gereja dan masyarakat.

Baca Juga  Kajati Sulut Kunker ke Kejari Minahasa

“Artinya kita terpanggil untuk mengekspresikan iman kita tentang kesadaran kita sebagai warga gereja dan masyarakat. Mungkin tidak ada organisasi lain yang murni memperjuangan keluarga, gereja dan masyarakat sekaligus,” tukasnya.

Menurut pastor yang pernah berkarya di Papua, Palu dan Tuminting ini, musyawarah KBK merupakan kesempatan berefleksi dan mengevaluas diri sudah sejauh mana kita memberi telah memberi diri pada semboyan KBK pro familia, ecclesia et patria.

“Sudah sejauh mana kita memberi diri sepenuhnya kepada keluarga, gereja dan masyarakat,” tukasnya.

Pastor Paroki Johanis Salaki MSC didampingi Ketua KBK Paroki Pineleng Felix Walangitan dan Tim Kerja foto bersama peserta musyawarah


Dan tiga hal ini, tambah Pastor Anis, harus dilakukan secara seimbang.

“Harus hati-hati kita dapat tantangan, tidak bisa terus menerus memberi diri ke keluarga, tapi juga ke gereja dan masyarakat. Tidak harus melulu pada Gereja lalu melupakan keluarga dan masyarakat. Juga kita tidak harus melulu pada masyarakat dan melupakan tugas kita di keluarga dan gereja. Jadi harus dalam satu kesatuan, sebagai warga gereja dan warga negara. Karena itu KBK harus seratus persen warga gereja dan seratus persen warga negara,” pungkasnya. (Simon)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0