JAKARTA, JP- Harapan masyarakat agar Jaksa Agung dari kalangan profesional dan bebas dari pengaruh partai politik telah dijawab Presiden Jokowi dengan menunjuk ST Burhanuddin, mantan Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatyun) di era Jaksa Agung Basrief Arief pada 2010 hingga 2014.
Dia bukan mantan kader parpol seperti Jaksa Agung sebelumnya, yakni M. Prasetyo yang merupakan mantan kader Partai NasDem.
Namun baru menjabat, Burhanuddin sudah dipertanyakan independensinya oleh Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI).
Koordinator MAKI Boyamin Saiman menduga penunjukan itu tak lepas dari faktor kedekatan dengan tokoh PDIP yang tak lain adalah kakak kandungnya yakni Tubagus Hasanudin.
“Kami menyayangkan pilihan Yang Mulia Paduka Presiden Jokowi ini karena berbau politik dan mengulang kembali pemilihan jaksa agung sebelumnya,” ujar Boyamin melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Rabu (23/10/2019).
Saiman pun ragu Burhanuddin sebagai jaksa agung baru mampu menegakkan hukum secara mandiri dan independen.
“Tapi kita beri kesempatan dan tunggu satu tahun pertama apakah jaksa agung baru ini (Burhanuddin, red) mampu menjawab tantangan pemberantasan korupsi,” katanya.
Namun politikus PDIP, Arteria Dahlan membantahnya. “Bagaiamana pengalaman kerja beliau (ST Badarudin, red) merayap dari bawah dan pernah memegang beberapa jabatan dan itu berhasil. PDIP selalu berusaha dekat dengan semua stakeholder. Jokowi objektif sehingga memilih beliau sebagai Jaksa Agung,” kata Arteria.
Di pihak lain, Ketua DPP Partai NasDem
Irma Suryani Chaniago meminta PDIP konsisten dalam pemilihan sosok Jaksa Agung.
“Kemarin pada ribut jika Jaksa Agung dari partai atau diusung oleh partai akan menjadi alat partai. Sebaiknya, mari sama-sama konsisten,” ucap Irma seraya mengaku tidak khawatir dengan terpilihnya ST Burhanuddin sebagai Jaksa Agung.
Lalu apa tanggapan Burhanuddin? Ia enggan dikaitkan dengan kakaknya yang kader PDIP. “Kami sudah diperintahkan, kami profesional. Tidak ada saudara, tidak ada apa,” kata Burhanuddin.
Ia meyakinkan, tugasnya di Kejagung tidak akan terpengaruh siapapun, termasuk kakaknya.”Wong misal satu rumah suami-istri kadang-kadang partainya berbeda kok. Apalagi saya bukan orang partai. Bagi saya enggak ada masalah, sudah profesional saja,” tandasnya. (JPc/cnni)
COMMENTS