HomeManado City

Berbeda Jauh dengan Indo Barometer, Hasil Survei LSI Masih Lebih Dipercaya

Berbeda Jauh dengan Indo Barometer, Hasil Survei LSI Masih Lebih Dipercaya

MANADO, JP- Dua lembaga survei masing-masing Lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dan Indo Barometer telah merilis hasil penelitian mereka untuk Pemilihan Wali Kota Manado (Pilwalkot) Manado 2020. Namun anehnya hasil survei kedua lembaga survei ini jauh berbeda.

Di mana hasil survei LSI menyebut 3 paslon masing-masing Mor Dominus Bastiaan-Hanny Joost Pajouw berpeluang menang (MOR-HJP), Paula Runtuwene dan Harley Mangindaan (PAHAM) dan Andrei Angouw-Richard Sualang (AA-RS) terlibat dalam persaingan yang ketat, sehingga LSI tidak bisa menyimpulkan siapa yang teratas dari 3 kandidat itu karena berada dibatas margin error.

Adapun LSI melakukan survei tgl 18-23 November dengan sample 800 dan margin error 3 persen dan tingkat kepercayaan 97 persen dengan metode multistage random.

Baca Juga  Maknai Idul Adha, Mor Sumbang Hewan Kurban Untuk Imam dan Umat Muslim

Sebaliknya, lembaga survei Indo Barometer justru telah menetapkan PAHAM menjadi pemenang dengan presentase 39,5 persen diikuti 27,3 persen di posisi kedua, 20,3 persen di posisi ketiga dan 8,0 persen untuk Paslon keempat.

Perbedaan data hasil survei ini membuat warga dan banyak pengamat berkesimpulan bahwa hasil survei LSI masih lebih dipercaya ketimbang Indo Barometer.

Berikut beberapa poin tanggapan dari dua akademisi masing-masing Antropolog Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Mahyudin Damis dan pemerhati politik Manado Isyana Konoras terhadap penyajian hasil survei kedua lembaga survei tersebut.

Baca Juga  Apresiasi Semangat ASN/THL di Kejuaraan Olahraga HUT Kota Manado, Sekda Lakat: Hendaknya Diimplementasikan dalam Kinerja

Pertama, hasil survei Indo Barometer terkesan membingungkan. Pasalnya, tidak ditulis nama paslon lain dalam data hasil survei tersebut. Cuma ada satu nama Paslon yakni PAHAM.

Kedua, alasan warga memilih PAHAM juga tidak bisa dibuktikan secara ilmiah dan secara fakta di lapangan. Metode yang digunakan pun tidak jelas, berapa jumlah respondennya dan sebagainya. Juga alasan bahwa masyarakat memilih PAHAM karena cerdas, jiwa sosial dan merakyat juga masih harus membutukan pembuktian di lapangan selama ini.

Ketiga, hasil survei tidak cukup untuk dijadikan patokan dalam menentukan hasil akhir, sebab survei tidak memprediksi hasil akhir, melainkan survei hanya mampu memprediksi elektabilitas pada waktu tertentu.

Baca Juga  Wawali Mor: Bangun Good Governance Dimulai dari Cara Pikir Kita

Di samping itu, hasil survei sepanjang dilakukan sesuai kaidah penelitian yang baik dan benar dan disajikan dengan jujur sesuai fakta di lapangan maka survei bisa dijadikan bahan evaluasi bagi yang berkepentingan.

Karena itu, jikapun nanti hasil pemungutan suara sesuai dengan prediksi hasil survei, maka kapabilitas lembaga yang melakukan survei akan semakin naik. Tapi jika hasil pemilihan berbeda dengan prediksi hasil survei, itu menjadi pertaruhan lembaga survei.

Dengan kata lain, keduanya berharap masyarakat tidak menjadikan hasil survei sebagai acuan dalam menentukan hasil akhir. Hasil akhir Pemilihan Serentak akan diketahui setelah pelaksanaan pemilihan dan diumumkan oleh KPU Manado. (Catatan redaksi).

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0