Foto: Pater Steph Tupeng Witin, SVD
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin, SVD
Mat 16:13-19
Hari ini Gereja Katolik merayakan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, Rasul. Kedua rasul ini sesungguhnya berbeda dalam prinsip kerasulan, tetapi sama-sama dirayakan oleh Gereja.
Kedua rasul Yesus ini memiliki cara tersendiri untuk mengabarkan Injil dan mengobarkan semangat beriman di tengah umat Kristen perdana. Rasul Petrus dan Paulus disebut sebagai “soko guru” atau tiang penyanggah gereja.
Santo Paus Yohanes Paulus II mendeskripsikan kedua tokoh Gereja itu, “Jika kita merenungkan panggilan dan sejarah kedua rasul ini: Petrus dan Paulus, kita mencatat bahwa upaya dan kerja keras masing-masing dalam pelayanan dan pewartaan Injil merupakan ungkapan terdalam pertobatan masing-masing.
Melalui pengalaman diuji dengan perlakuan manusia yang buruk, Tuhan membebaskan mereka.
Melalui penghinaan karena penyangkalan dan tetesan air mata yang memurnikan imannya, Simon menjadi Petrus yakni karang: dikuatkan oleh daya kekuatan Roh, tiga kali ia menyatakan pada Yesus bahwa ia mengasihi-Nya dan ia menerima perintah untuk menggembalakan domba-domba-Nya (Yoh 21:15-17).
Saulus memiliki pengalaman yang serupa: Tuhan yang dianiaya-nya (Kis 9:5) “memanggil (nya) oleh kasih karunianya” (Gal 1:15) setelah membutakannya dengan cahaya yang menyilaukan mata dalam perjalanannya ke Damaskus.
Dengan cara ini, Tuhan membebaskannya dari prasangka buruk dan secara radikal mengubahnya; Ia menjadikannya “alat yang dipilihnya” untuk membawa nama Kristus pada semua bangsa lain (Kis 9:15).
Dengan cara ini kedua rasul itu menjadi “sahabat Tuhan” (Homili Pesta Santo Petrus dan Paulus. Minggu 29 Juni 2003).
Tuhan mengangkat Petrus menjadi batu karang. Ia menjadi pondasi yang kuat bagi Gereja agar mampu bertahan terhadap alam maut. Ia menjadi batu pondasi bermutu tinggi untuk memulai membangun umat Allah yang baru.
Injil hari ini mengisahkan pengakuan Simon Petrus yang sarat dengan pesan iman dan menjadi tonggak bagi kita untuk memperbarui komitmen iman.
Pertama, pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias yang hidup dan kemudian dibenarkan oleh Tuhan merupakan pengakuan pribadi yang bersumber dari keyakinan personalnya terdalam. Inilah semacam proklamasi iman Petrus.
Kita yang mengimani Kristus harus memiliki keyakinan teguh bahwa Allah kita adalah Allah yang hidup dan memberi hidup bagi kita.
Kedua, Tuhan menanggapi pengakuan iman Petrus dengan sebuah janji, bukan hanya tertuju kepada Petrus, tetapi kepada seluruh jemaat Kristiani. Di atas “batu karang” yaitu Petrus, Gereja telah didirikan dan tak akan dikuasai maut.
Faktanya, sepanjang sejarah Gereja mengalami banyak peristiwa penganiayaan dan penolakan, tetapi tak pernah padam apalagi mati hingga detik ini. Gereja tetap setia teguh berdiri sepanjang zaman.
Ketiga, Tuhan menyerahkan kunci “Kerajaan Surga” kepada Petrus sebagai tanda bahwa Petrus dan Gereja yang dibangun di atas “batu karang” mengemban tanggung jawab kenabian untuk mengantar orang menuju pintu gerbang keselamatan melalui kesaksian hidup. ***
(Sumber: katolikku.com)
COMMENTS