Yohanes 14: 15-21
“Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu. Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”
• Introduksi
Apakah Virus Corona memutuskan relasi-relasi cinta dan kasih kita? Apakah “social distancing, mengikis cinta kita kepada sesama kita? Seorang istri terlihat tabah dan tak takut mendampingi suaminya di ranjang Rumah Sakit. Pneumonia membuat semuanya menjadi penuh susah dan derita. Sang suami mengerang kesakitan dan kesulitan bernapas, kesadaran menjadi berkurang. Hanya cinta dalam diri sang istrinya, yang membuat kuat dan teguh semua yang hadir. Semua kekuatan itu, datang dari cinta. Cinta yang memampukan wanita itu berdiri setia mendampingi kekasih hatinya, walau kengerian mencekam terlihat dari situasi itu. Semua cinta itu berasal dari Allah. Cinta yang mau berkorban.
Cinta Allah mempersatukan dalam suatu ikatan kesetiaan yang tak terputuskan. Cinta Allah itu juga menyata dalam persahabatan dan hidup berkomunitas bersama orang lain. Yesus mencintai sahabat-sahabat-Nya sampai pada titik paling akhir dari derita dan wafat-Nya di kayu Salib (Yoh 13:1). Sejak awal penciptaan, Allah bersabda: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia (Kej. 2: 18). Kita diciptakan di dalam cinta untuk cinta – agar menjadi suatu komunitas pribadi-pribadi yang mencinta, sebagaimana Bapa, Putra dan Roh Kudus, yang tak bersatu tak terpisahkan dalam suatu cinta yang tak pernah retak.
• Kodrat yang mencinta
John Henry Newman (1801-1890) berkata: Kita mencinta karena memang itulah kodrat kita untuk mencinta, dan karena kodrat kita, sebab itu Allah Roh Kudus telah menciptakan hal tersebut sesuai dengan kodrat kita. Yesus membicarakan hal ikatan cinta yang tak terpisahkan antara Ia dan Bapa, dan juga cinta Bapa dan Putra kepada manusia. Dalam Yesus kita melihat kepenuhan cinta Allah dan bagaimana cinta Allah itu ditujukan untuk kebahagiaan kita. “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya” (1 Yoh 4: 9).
• Mengenal Cinta Allah
Bagaimana kita ketahui bahwa Allah mencintai masing-masing kita? Pada Salib Yesus, kita melihat bukti cinta Allah kepada masing-masing kita dan harga yang tak terbayangkan mahalnya yang dibayar Allah untuk menebus kita dari perbudakan dosa, kematian dan Setan. Yesus menyerahkan hidup-Nya, agar kita boleh memiliki hidup – hidup dalam kelimpahan, hidup abadi dengan Allah – suatu kehidupan dalam cinta dan persatuan dengan Bapa, Putra dan Roh Kudus, selama-lamanya.
Melalui Salib, Yesus membuka suatu jalan baru relasi kita sebagai anak-anak angkat, putra dan putri Allah- anak-anak yang dikasihi-Nya (Rm 8: 14- 17). Yesus memanggil para murid-Nya untuk berlangkah di jalan cinta-Nya melalui ketaatan kepada kehendak Bapa. Cinta sejati itu melebihi rasa sentiment, emosi atau kehendak baik. Cinta sejati kepada Allah diekspresikan di dalam ketaatan dan ketaatan adalah ekspresi cinta sejati itu.
• Karunia Paling Ulung dari Yesus untuk kita
Yesus menjanjikan untuk memberikan kepada kita, para pengikut-Nya karunia yang paling unggul, yakni Roh Kudus sebagai Penasihat dan Penolong. Konselor atau Penasihat adalah istilah hukum yang dipakai untuk menyebut dia yang membela seseorang dihadapan lawannya dan yang membimbing orang tersebut selama masa percobaan hukuman. Roh Kudus adalah Pengacara atau Advokat dan Penolong kita yang membimbing dan menguatkan kita dan menghantar kita dengan cara yang aman melalui pelbagai tantangan dan kesulitan yang kita hadapi di dalam kehidupan ini.
Roh Kudus juga adalah Pemberi Kehidupan-hidup yang berlimpah-limpah yang datang dari Allah dan yang menyokong kita selamanya. Roh Kudus juga membimbing kita di dalam jalan kebenaran, kebijaksanaan dan kebaikan. Kita tidak akan pernah berhenti belajar karena Roh Kuduslah yang membimbing kita semakin dalam dan mendalam, untuk semakin mengenal cinta, kebenaran dan kebaikan Allah.
Yesus juga menjanjikan kepada para pengikut-Nya, karunia kedamaian. Damai itu melebihi ketiadaan konflik atau permasalahan. Damai itu termasuk segala sesuatu yang membuat nyata kebaikan tertinggi bagi kita. Percaya di dalam Allah, beriman dalam janji-janji-Nya, dan ketaatan kepada Firman-Nya membawa kita kepada damai dan rasa tenang dihadapan Allah.
Itulah sebabnya, seorang kristiani tidak perlu takut atau gentar terhadapa segala sesuatu. Cinta Kristus membawa sukacita dan penghiburan yang tak dapat diukur, bahkan ketika kita berada di dalam pencobaan dan penderitaan. Rasul Santo Paulus berkata: “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.”
Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Rm 8: 35-39).
Kiranya, situasi kita saat ini, situasi yang masih dikuasai kengerian Covid19, tidak membuat kita takut untuk percaya dan berharap pada Allah Tritunggal Maha Kudus. Serentak juga, kiranya situasi ketakutan ini, tidak melunturkan kasih kita kepada sesama saudara-saudari kita. Sebaliknya, kita semakin mengenal jalan-jalan cinta kepada Allah dan sesama, sekalipun ancaman dan kesulitan silih dating berganti.
Mintalah kepada Roh Kudus untuk memenuhimu dengan pengenalan akan cinta Kristus yang begitu besar dan dengan karunia kedamaian dari-Nya.
Marilah berdoa:
“Ya Allah, Engkaulah lembah damai yang tak terdugai, lautan cinta yang tak terlukiskan, sumber berkah dan pemberi kasih sayang, damai bagi mereka yang menerimanya. Bukakanlah bagi kami hari ini, lautan cinta-Mu dan curahkanlah kepada kami kelimpahan rahmat-Mu dan dari sumber air termanis, beri kami kebaikan-Mu. Buatlah kami menjadi anak-anak-Mu yang tenang dan damai; sekalipun virus Corona mengancam dan mengakutkan bagi kami, nyalakanlah di dalam diri kami api cinta-Mu; rajutlah dalam diri kami, ketakutan akan Dikau; kuatkan kami di dalam kelemahan kami dengan kuasa-Mu; ikatkanlah kami seerat mungkin kepada-Mu dan kepada sesama kami di dalam ikatan persatuan dan kesatuan yang tak terputuskan”. Amin.
John Lebe Wuwur, OCD
Sacred Heart Church Sonder,
Minahasa, North Sulawesi.
COMMENTS