MANADO, JP- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum juga memutuskan siapa figur yang dipilih dan diusung menjadi Calon Walikota di Pilkada Manado Tahun 2020.
Ada sejumlah nama yang mengemuka dan dikabarkan sedang digodok DPP PDIP seperti Ir Sonya Selviana Kembuan (SSK), Andre Angouw (AA), James Sumendap (JS), Aaltje Donsokambey (AD) dan Richard Sualang (RS) alias Ichad.
Pengamat Politik Sulut Stefanus Sampe Ph.D menyatakan kelima nama ini punya plus minus.
“Nama-nama itu (SSK, AA, JS, AD dan RS, red) punya plus minus. PDIP sangat hati-hati memilih salah satu (Jadi Calon Walikota Manado),” ungkapnya.
Namun menurut jebolan FISIP Unsrat ini, AA, JS, AD dan RS belum lama bertarung di Pemilihan Legislatif Manado dan Sulut serta Pilkada Mitra.
“Dana mereka pasti terkuras sangat banyak. Sementara kebutuhan dana di Pilkada Manado sangat banyak,” ujarnya.
Lanjut Sampe, jika maju baik AA, JS, AD maupun RS harus mundur. Ini menjadi tekanan psikologis yang sangat kuat.
“Walau sebagai kader mereka akan taat pada perintah partai namun dari hati kecil mereka pasti menolak maju. Karena jika kalah maka kehilangan jabatan. Belum lagi mereka berhadapan dengan kekecewaan warga yang telah memilih mereka,” katanya.
Ditambahkan peraih S2 di Australian National University terkait kebijakan Publik ini, meski AA, JS, AD dan RS didukung kader partai namun jika maju bisa menimbulkan resistensi di masyarakat.
“AA bisa jadi sasaran tembak empuk pesaing dengan issu politik identitas. AD terancam dimainkan issu politik dinasti yang sudah ditentang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri oleh lawan politiknya. Sedangkan RS saat ini berhadapan dengan persoalan kasus dugaan korupsi 40 legislator Manado periode 2014-2019 yang ditangani Kejari Manado. Sementara JS di mata masyarakat dianggap sebagai sosok yang kerap mengeluarkan pernyataan yang kontroversial,” jelasnya.

SSK sosok wanita hebat sekalipun harus naik di mobil terbuka saat menuju Sekretariat PDIP untuk mendaftar.
Bahkan, menurut jebolan S3 Politik dan Pemerintahan di University of Canberra, Australia ini, jika memilih salah satu dari AA, JS, AD dan RS, maka PDIP akan menghadapi konflik internal. Sebaliknya jika mengusung dua diantara keempatnya (hanya mengusung struktur partai, red) sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota Manado, akan memperlemah dan merugikan PDIP.
“Jika memilih salah satu maka konflik internal bakal terjadi karena masing-masing punya pendukung militan. Dan ini bisa berimbaa pada suara OD-SK (Olly Dondokambey-Steven Kandouw, red) di Pilgub (Pemilihan Gubernur Sulut). Juga khusus JS, dia sangat dibutuhkan OD untuk mengawal suara Pilgub di Mitra,” paparnya.
Menurut Dosen FISIP Unsrat ini, keputusan paling tepat PDIP adalah memilih dan mengusung SSK.
“SSK kan Anggota PDIP dan punya hubungan yang baik dengan OD. Posisinya netral sehingga tidak akan ada kubu-kubuan di internal partai. Orangnya tidak kontroversial dan masih bersih tidak terjerat kasus korupsi. Dia tidak tersandung issu dinasti politik karena tidak punya hubungan keluarga dengan pimpinan dan kader PDIP. SSK juga jauh dari issu politik identitas,” bebernya.
Selain itu, tambah Sampe, SSK punya banyak kelebihan lain.
“Untuk memenangkan Pilkada Manado, selain memiliki track record yang baik, berpengalaman dan berprestasi, kandidat harus punya kekuatan finansial yang besar dan punya tim relawan yang militan. Semua itu dimiliki SSK. Dia seorang pengusaha sukses. Pastinya, OD dan PDIP tidak perlu keluarkan uang di Manado jika mengusung SSK, dan boleh fokus di Pilgub dan Pilkada daerah lain,” tukasnya.
“Selain itu banyaknya perusahan besar yang dipimpinnya dan penghargaan di level nasional dan internasional serta punya jaringan yang luas hingga di luar negeri menggambarkan SSK sosok yang sangat berpengalaman. Manado sebagai kota Bisnis butuh pemimpin berlatar belakang pengusaha sukses. Tambah lagi hanya SSK yang memiliki Tim Relawan yang militan dan selama ini sudah bekerja sangat masif di masyarakat,” tambahnya.

SSK dikawal Tarian Kabasaran saat mendaftar di PDIP
Disinggung soal tidak masuknya nama SSK direkomendasi pengurus PDIP Manado dan dianggap bukan kader, Sampe menilai hal tersebut bukan sebuah masalah serius.
“Walau ada rekomendasi dari daerah tapi keputusan penuh ada di Ketua Umumnya. Ini terjadi di semua partai. Sehingga kadang keputusan Ketua Umum berbeda dengan rekomendasi dari daerah karena banyak parameter yang dipakai,” tukasnya.
Apalagi SSK sudah diundang DPD PDIP Sulut untuk mendaftar sebagai Calon Walikota Manado. Di samping itu, SSK juga mengaku sudah lama menjadi Anggota PDIP dan punya hubungan sangat naik deng OD, mungkin karena fokus usaha sehingga baru terjun langsung di politik.
“SSK pada posisi netral di PDIP, tidak punya kubu-kubuan. Sehingga jika SSK diusung tidak akan ada konflik internal. Apalagi dia punya kemampuan managerial. SSK akan mampu meredam gejolak di internal dengan membangun komunikasi yang baik dengan semua kandidat, kader dan pengurus PDIP di daerah. Dan ingat kader PDIP itu sangat taat apapun keputusan Ketua Umum,” tandasnya.
Sampe mengingatkan jangan sampai SSK justru diusung partai lain karena diabaikan PDIP.
“Ingat, sudah muncul wacana Koalisi Keumatan dari partai-partai politik berbasis agama Islam yang siap mengusung SSK. Juga informasi yang berkembang beberapa partai besar lainnya seperti Gerindra dan Golkar telah membuka komunikasi dengan SSK. Jangan sampai keinginan menang pertama kali di Manado akhirnya gagal terwujud karena salah mengusung calon. SSK pilihan tepat untuk PDIP di Pilkada Manado,” pungkasnya. (JPc)
COMMENTS