MANADO, JP- Akibat hujan lebat dengan durasi yang cukup lama, sejumlah daerah di Provinsi Sulawesi Utara terjadi banjir dan tanah longsor, Jumat (16/7/2021)
Seperti yang terjadi di Kota Manado dan Kabupaten Minahasa, sebagaimana yang terlihat di video yang beredar di media sosial,
Di Kota Manado, banjir merendam permukiman warga di beberapa kecamatan, seperti di Kelurahan Malendeng, Kecamatan Paal Dua, dan Kelurahan Winangun I, Kecamatan Malalayang.
Sementara di Kabupaten Minahasa terjadi tanah longsor di Jalan Trans Sulawesi, tepatnya di ruas jalan Senduk-Tanahwangko. Selain itu juga terjadi longsor di ruas jalan Tanahwangko-Tomohon.
Walikota Manado Andrei Angouw dan Bupati Minahasa Royke O. Roring menginstruksikan kepada imstansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mengatasi peristiwa alam yangvterjadi tersebut.
Bahkan Walikota Andrei memilih turun langsung ke lapangan di tengah hujan lebat untuk memantau drainase dan daerah rawan banjir di sejumlah titik di Kota Manado.
Sedangkan di Minahasa, BPBD mengerahkan alat berat untuk membuka akses jalan Trans Sulawesi dan di ruas jalan Tanahwangko-Tomohon. Sejauh ini belum ada informasi soal kerugian material ataupun korban jiwa akibat banjir dan longsor tersebut.
PENJELASAN DARI BMKG
Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Ben Arther Molle dalam rilisnya kepada wartawan mengatakan bahwa menurut monitoring dari Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tidak ada siklon tropis aktif yang berada di wilayah monitoring TCWC.
“Terpantau terdapat bibit siklon “98W” yang berada di Samudera Pasifik barat sebelah barat Filipina, berada di sekitar 17.5LU – 131.8 BT, dengan kecepatan angin maksimum dalam sistem ini yaitu 20 knot dan tekanan minimum 1006 mb,” ujarnya.
Dia menuturkan, dari analisis hari ini, sistem “98W” sangat baik dilihat dari citra satelit cuacanya maupun dari angin per lapisannya, jika dibandingkan dengan hari kemarin yang masih lemah.
“Dari model NWP menunjukkan bahwa sistem ini bergerak ke barat barat laut. Potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori menengah,” jelasnya.
Bibit siklon tropis ini, lanjut Ben, belum menjadi siklon tropis sehingga informasi yang beredar bahwa telah terbentuk siklon tropis IN-FA tidak benar.
“Berdasarkan analisis dinamika atmosfer di wilayah Sulawesi Utara, hujan sedang hingga lebat yang terjadi dipicu dari kombinasi MJO dan gelombang frekuensi rendah/tipe low dan prediksi ke depan interaksi dengan gelombang Rossby Equator akan cukup berkontribusi,” paparnya.
“MJO adalah Madden Julian Oscillation, yang merupakan aktivitas intra seasonal terjadi di wilayah tropis dan dapat berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari,” tambahnya.
Dikatakan Ben, pantauan dari pola angin terdapat pola perlambatan kecepatan angin/konvergensi yang memanjang dari Teluk Tomini hingga perairan utara Sulawesi Utara.
“Juga interaksinya dengan faktor skala lokal (kelembaban udara basah dan nilai konveksi kuat), maupun anomali suhu permukaan laut yang positif (indikasi suhu permukaan laut yang hangat) mampu mendukung pertumbuhan awan hujan yang signifikan,” pungkasnya. (JPc)
COMMENTS