MANADO, JP- Dua Organisasi Masyarakat (Ormas) terbesar di Indonesia bertemu di aula Mapalus Kantor Gubernur Sulawesi Utara, jalan 17 Agustus, Kelurahan Teling Atas, Kecamatan Wanea, Kota Manado.
Kedua Ormas terbesar tersebut adalah Ormas Agama Nahdatul Ulama (NU) dan Ormas Adat Laskar Manguni Indonesia (LMI).
Pertemuan ini terjadi saat digelar pelantikan Pengurus Wilayah NU (PWNU) Sulut yang diketuai Ulyas Taha.

Pdt Hanny dan Ketua PWNU Sulut Ulyas Taha bersama pengurus PWNU foto bersama usai pelantikan.
Menariknya, baik Ketua Pengurus Besar NU (PBNU) K.H. Abdul Manan Ghani maupun Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LMI Tonaas Wangko Pendeta Hanny Pantouw S.Th, sepakat menjaga empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bahkan Ketua PBNU K.H. Abdul Manan Ghani menyebut kependekan dari PBNU bukan hanya Pengurus Besar Nahdatul Ulama, tapi juga sebutan empat pilar kebangsaan tersebut.
“PBNU itu kependekan dari Pengurus Besar Nahdatul Ulama tapi juga P adalah Pancasila, B itu bhinrka Tunggal ika, N itu NKRI dan U itu UUD 1945. Empat pular kebangsaan itu harus kita jaga terus demi Indonesia yang kita cintai bersama,” kata Ghani saat membawakan sambutan dan langsung mendapat aplaus dari para undangan yang hadir dan PWNU Sulut.
Sementara itu, Tonaas Wangko LMI Pdt Hanny kepada wartawan juga menegaskan 4 pilar kebangsan tersebut harga mati.
“Bagi pengurus dan anggota LMI, Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI adalah harga mati. Tidak bisa ditawar-tawar, tidak bisa diganggu-gugat oleh siapapun,” kata Pdt Hanny.
Ia mengatakan, LMI akan berada di garda terdepan menjaga empat pilar tersebut.
“Siapapun yang ingin mengganti Pancasila, yang hendak mengganggu Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945 dan NKRI akan berhadapan dengan LMI. Kami siap mati,” tegas Pdt Hanny. (JPc)
COMMENTS