MANADO, JP- Berbeda dengan 3 calon walikota Manado lain yang maju di Pilkada Manado tahun 2020 ini, Mor Dominus Bastiaan (MOR) justru menyandang gelar Sarjana Teologi (STh).
Tak heran bila ada warga dan bahkan hamba Tuhan yang mengaku awalnya mengira MOR adalah seorang pendeta atau gembala, setelah mengetahui gelar STh di belakang nama MOR.
“Jujur waktu baca nama pak Mor awalnya saya mengira pak Mor seorang pendeta seperti saya karena ada gelar STh di belakang namanya,” ujar Ketua Conference Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Manado dan Provinsi Maluku Utara Pendeta Ronald Rantung MMin.
Namun terlepas dari itu, gelar STh yang disandang suami dari Imelda
Markus ini membuat banyak warga Manado merasa yakin bahwa MOR merupakan pemimpin yang tidak diragukan lagi integritas, komitmen dan pelayanannya kepada warga kota Manado.
Dan itu sudah dibuktikan MOR baik sebagai seorang politisi maupun selama 10 tahun menjadi Anggota DPRD Manado dan saat ini sebagai wakil walikota Manado.
MOR mengawali karier dari bawah serta sangat setia, loyal dan jujur kepada Partai Demokrat dan warga kota Manado.
Calon walikota Manado nomor urut 3 yang diusung 3 partai politik Demokrat, PAN dan PKB ini, tidak pernah tersandung kasus dugaan korupsi dan tindak kriminal lainnya. Ia juga tidak terlibat dalam praktek kolusi dan nepotisme. Hal ini juga karena MOR tidak terbentuk menjadi seorang politisi dan pemimpin karbitan atau tidak dilahirkan dari dinasti politik. Ia juga tidak pernah mengejar-ngejar jabatan dan kekuasaan.
Selama menjabat di legislatif dan eksekutif, MOR tidak meninggalkan tugasnya di tengah jalan demi mengejar kekuasaan, tapi memilih setia pada janji dan komitmennya untuk mengabdi sebagai wakil rakyat Manado selama 10 tahun dan jadi wakil walikota Manado hingga akhir periode.
MOR juga bukan pemimpin yang dadakan, yang maju Pilkada tanpa ada pengalaman di eksekutif dan legislatif. Di mana 10 tahun jadi wakil rakyat dan lima tahun jadi wakil walikota Manado membuktikan MOR sebagai sosok profesional muda dan berpengalaman. Ia bahkan pernah mengatakan akan berpikir 1000 kali maju di Pilkada Manado jika tidak memiliki pengalaman-pengalaman tersebut.
MOR juga dikenal sosok yang takut akan Tuhan. Ia sangat intens dan aktif di pelayanan gereja, bahkan jauh sebelum mencalonkan diri dan sampai saat ini. Keteladanan ini ditunjukan MOR, di mana sejak lama ia rajin masuk gereja bukan karena ketika hendak maju di Pilkada Manado.
Dan selama pandemi Covid-19, MOR begitu peduli. Sosok “pambae” ini tak hanya membantu warga yang terdampak Covid-19 lewat bantuan Pemerintah kota Manado menggunakan APBD, tapi juga ia rela merogoh kocek (uang pribadi, red) dalam-dalam untuk membeli paket beras dan masker demi meringankan beban warga kota Manado dan memutus rantai penyebaran Covid-19. Ia dan pasangannya Hanny Joost Pajouw (HJP) sangat intens dan all out turun menemui warga kota Manado dan menyalurkan bantuan dari dana pribadi mereka.
Tak heran bila Gembala GPdI Jemaat Sion Molas, Revlly Pessak menyebut MOR sebagai anak Tuhan yang baik.
“Kami sudah mengenal dekat dengan pak Mor. Bagi kami pak Mor adalah anak Tuhan yang baik apalagi memiliki latar belakang Teologia. Mari kita doakan, kita dukung karena dia adalah anak Tuhan,” kata Pessak saat menyambut MOR beribadah di gereja yang dipimpinnya itu, Minggu (01/11/2020).
Senada disampaikan Melly Kakanio, satu diantara pelayan gereja GPdI Jemaat Sion Molas.
“Pak Mor sosok yang baik. Dan itu sudah dibuktikan beliau selama ini. Kami selalu berdoa agar pak Mor sukses selalu dalam cita cita serta pelayanan gereja,” ucapnya.
Apalagi, tambah Kakaino, pasangan MOR yakni HJP merupakan seorang pelayan khusus “Penatua” di GMIM, yang tentu memiliki jiwa pelayanan yang besar.
“Kami yakin MOR-HJP akan menjadi pemimpin yang benar-benar melayani warga kota Manado. Apalagi komitmen keduanya yang selalu disampaikan dalam setiap kesempatan yakni ingin lebih melayani warga menuju Manado yang diberkati dan harapan jadi pasti,” tandasnya. (JPc)
COMMENTS