JP- Orang Indonesia benar-benar doyan dengan mie instan. Hampir semua orang dari beragam kalangan menyukai makanan yang satu ini. Apalagi harganya yang murah dan praktis.
Bahkan berdasarkan laporan World Instant Noodles Asosiation (WINA), Indonesia merupakan konsumen mie instan tertinggi kedua di dunia.
Bahkan disebutkan pada tahun 2017 saja, konsumsi mi instan di Indonesia telah mencapai jumlah mengejutkan yakni 12,62 miliar di bawah China yang berada di peringat pertama dunia dengan jumlah konsumsi sebanyak 38,970 miliar porsi namun melampaui Jepang dengan 5,66 miliar porsi, India dengan 5,42 miliar porsi dan Vietnam dengan 2,06 miliar porsi.
Tapi taukah anda kalau mie instan punya resikonya jika dikonsumsi berlebihan?
Tahun lalu, The Washington Post telah melaporkan penelitian dari Korea Selatan yang dilakukan untuk menguji efek mi instan pada kesehatan manusia.
“Meskipun mi instan adalah makanan yang nyaman dan lezat, mungkin ada peningkatan risiko untuk sindrom metabolik mengingat sodium tinggi, lemak jenuh yang tidak sehat dan beban glikemik,” kata Hyun Shin, kandidat doktor di Harvard School of Public Health.
Sebelumnya, pada tahun 2013, sekelompok dokter Amerika melakukan eksperimen untuk melihat bagaimana proses pencernaan kita berfungsi saat kita mengomsumsi mi instan.
Dengan bantuan kamera mikro, kamera seukuran pil, para dokter dapat melihat proses mi Instan yang dicerna di layar komputer mereka
Menariknya, terlihat bahwa lambung perlu mencerna beberapa jam untuk benar-benar menghancurkan jenis mi instan.
Para ahli menjelaskan bahwa sifat alami dari mi ini biasanya membuat mereka sulit dicerna.
Dan sebenarnya tidak hanya dalam kasus mi instan, tetapi untuk semua jenis makanan olahan juga beresiko.
Mi instan rendah kandungan nutrisi, tinggi lemak, kalori dan sodium dan dicampur dengan pewarna buatan, pengawet, zat aditif dan perasa.
“Meskipun asupan makanan dari unsur-unsur ini diperbolehkan dalam batas, asupan teratur dari mi instan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah,” kata Dr Sunil Sharma, dokter umum dan kepala darurat, Madan Mohan Malviya Hopsital, New Delhi.
KASUS
Ada banyak kasus yang mencuat di telinga kita terkait mi instan. Misalnya kasus seorang mahasiswa berusia 18 tahun yang dilaporkan meninggal dunia karena menderita kanker perut setelah mengonsumsi mi instan setiap malam.
Kejadian ini terjadi pada Oktober 2018 silam di mana remaja tersebut makan mi instan tiap kali belajar pada saat tengah malam.
Lalu dia mulai menunjukkan gejala seperti perut kembung, mual, dan sakit perut.
Keluarganya pun menjadi khawatir karena kondisi kesehatannya semakin memburuk.
Pihak keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.
Secara mengejutkan, ia didiagnosis menderita kanker lambung stadium akhir.
Hanya ada sedikit harapan baginya untuk bertahan hidup karena kanker telah menyebar ke organ-organ lain. Setelah setahun berjuang melawan kanker, ia akhirnya meninggal dunia. (JPc)
Disadur dari gridhype.id.
COMMENTS