HomePendidikan & Agama

“Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagimu.”

“Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagimu.”

Oleh: Pastor Ay’s Laratmase MSC

Ketika masih kecil, saya suka mengikuti imam saat mengucapkan kata-kata institusi dalam Doa Syukur Agung. Namun saya mengucapkannya dalam hati saja. Suatu saat tanpa sadar, saya mengucapkan kata-kata institusi cukup keras. Orang-orang di sekitarku memelototiku. Spontan, saya menutup mulut dengan kedua tangan. Saya tahu bahwa saya telah mengacaukan suasana hening Doa Syukur Agung. Namun saya merasa senang karena mengucapkannya dan didengar banyak orang.

Saat menjadi imam, sensasi gembira itu menjadi semakin besar dan dalam. Saya merasa bangga ketika mengucapkan kata-kata institusi ini. Saya bertindak in persona Christi.  Sebab Ekaristi adalah menjadi ungkapan cinta tertinggi Yesus. Ia memberikan hidup-Nya sebagai korban agar kita menjadi hidup. Oleh karena itu dalam ekaristi, paskah bukan hanya dikenang tapi dihadirkan kini dan di sini sehingga kita sungguh-sungguh merasakan cinta Kristus.

Baca Juga  Natal GBI Perwil Manado Meriah, Pdt Verro Ajak Andalkan Roh Kudus Atasi Pandemi Covid-19

Ekaristi membantu saya untuk memaknai hidup saya sebagai seorang imam. Hidup saya bermakna apabila saya membaktikannya bagi Allah dan sesama. Itulah cinta saya dan puncak dari cinta itu terjadi ketika saya berani untuk berkorban. Di dalam ekaristi saya tidak hanya mempersembahkan korban Kristus, tapi juga mengorbankan diri saya. Mgr. Fulton J. Sheen berkata, “Oh Yesus, Engkau tidak sendirian di Misa ini. Di salib Engkau  sendirian, namun di misa ini, aku ada bersama-Mu. Di salib Engkau mempersembahkan Diri-Mu kepada Bapa Surgawi. Di misa ini, Engkau masih mempersembahkan Diri-Mu, namun sekarang aku mempersembahkan diriku bersama-Mu.” Maka di dalam “Inilah tubuh-Ku…” turut serta pula “Inilah tubuhku…” Demikian pula di dalam “Inilah piala darah-Ku…” turut serta pula, “Inilah piala darahku…” Singkatnya, dalam ekaristi, sayapun turut dipanggil untuk berkorban.

Baca Juga  “Hati yang Berkobar-kobar”

Saudara, setiap kali kita merayakan ekaristi, kita diajak untuk membaktikan hidup kita bagi Allah. Yesus telah memberikan hidup-Nya bagi kita. Mari kita memberikan hidup kita bagi Allah. Doa St. Ignatius ini dapat membantu kita, “Ambillah ya Tuhan kebebasanku, kehendakku, budi ingatanku. Pimpinlah diriku dan Kau kuasai, perintahlah, akan kutaati. Hanya rahmat dan cinta-Mu padaku yang kumohon menjadi milikku. Hanya rahmat dan cinta dari-Mu, berikanlah menjadi milikku. Lihatlah semua yang ada padaku, kuhaturkan menjadi milik-Mu. Pimpinlah diriku dan Kaukuasai, perintahlah, akan kutaati” (Latihan Rohani no. 234)

Baca Juga  KGPM Jalin Kerjasama dengan MATAKIN, Agendakan Dialog dan Refleksi Akhir Tahun

Ekaristi adalah kekuatan dan sumber cinta kita. Di dalam ekaristi, Kristus menyatakan cinta-Nya pada kita. Ketika komuni, Ia masuk dan tinggal dalam hati kita. Sehingga kita menjadi tabernakel yang hidup. Kita membawa Kristus ke manapun kita pergi. Ia memampukan kita untuk mencintai sesama. Ia memampukan kita untuk mengorbankan waktu, tenaga dan hidup kita. Bahkan apabila untuk menyelamatkan orang lain, kita harus mengorbankan nyawa kita, maka kita melakukannya dengan penuh cinta. Selamat merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. (*)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0