SANGIHE, JP- Jelang perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia, masyarakat Sangihe di kampung Pintareng, Kawiwi, Sampakang, Lehupu, Dalokaweng, Ahapatung, Tambung dan Mawira, Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara, kembali mengeluhkan kondisi jalan di daerah-daerah tersebut.
Pasalnya, kondisi jalan rusak parah dan belum beraspal. Bahkan kondisi ini sudah berlangsung selama 24 tahun sejak tahun 1996 jalan ini dibuka.
Padahal, jalan ini merupakan penghubung antara Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara (Tabselteng), Tabukan Selatan Tengah (Tabseltenga, dan Manganitu Selatan (Mangsel).
“Semoga masyarakat boleh merasakan kemerdekaan sesungguhnya lewat fasilitas sarana prasarana akses jalan yg baik ke depan,” tulis Irianto di akun facebook Yubi Wp.
Apalagi menurutnya, jalan penghubung itu merupakan pintu gerbang penggerak ekonomi masyarakat di tiga kecanatan tersebut.
Belum lagi di kampung-kampung tersebut ada gereja, masjid, sekolah seperti PAUD, SD dan SMP serta puskesmas pembantu.
“Sangat meru dukan jalan yang baik. Karena dari tahun 1996-1997 saat jalan ini dibuka sampai 2020 ini tidak ada perubahan sama sekali. Sudah 24 tahun terlewati,” tulisnya lagi.
Belum diketahui pasti jalan penghubung itu merupakan jalan provinsi atau kabupaten. Namun ia berharap perhatian dari Pemerintah Provinsi Sulut dan Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk memperbaiki jalan rusak tersebut.
“Semoga ada kejelasan sejelas-jelasnya terhadap kondisi jalan yang memprihatinkan ini demi anak cucu kita ke depannya sebagai tulang punggung bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai bersama ,” tandasnya. (JPc)
COMMENTS