MANADO, JP- Ibadah peneguhan Pelayan Khusus (Pelsus) periode pelayanan 2022-2026 di Jemaat GMIM Sion Teling Sentrum, Minggu (19/12/2021) meninggalkan cerita inspiratif pada sosok yang satu ini.
Dia adalah Imry Walewangko. Bagi yang mengenal lelaki tinggi besar ini pasti dibuat kaget sekaligus kagum saat mengetahui dirinya diteguhkan menjadi Diaken. Maklum Imry memiliki sisi kelam kehidupannya. Ia pernah dihukum penjara sebagai seorang narapidana (napi) terkait kasus pembunuhan, namun akhirnya bertobat dan dipilih Tuhan menjadi seorang Pelsus dengan jabatan Diaken pada Kolom 8 Jemaat GMIM Sion Teling Sentrum.
Kepada Jejakpublik ketika diwawancarai usai diteguhkan, Imry-sapaan akrabnya, memberikan kesaksikan begitu luar biasa dan sangat inspiratif.
Awalnya ia mengaku sangat kaget ketika dipilih menjadi Diaken sehingga sempat menolak.
“Jujur kita nda sangka sama sekali dapa pilih, takage jaha. Makanya pas dipilih awalnya kita menolak menerima jabatan itu. Karena kita merasa tidak layak dan tidak mampu apalagi kita punya masa lalu yang hitam. Kita merasa hina deng nda mampu mo terima ini pelayanan,” ujarnya.
Pemilik nama lengkap Imry Canter Walewangko ini beralasan dirinya tidak pandai berdoa dan berkotbah.
“Kita rasa kita nda bisa apa-apa, kita nda pande bicara apalagi berdoa dan berkhotbah kasiang. Kita tidak tahu pimpin ibadah, cuma tahu kita datang ibadah. Kita tako jadi rupa Yunus lari dari panggilan Tuhan biar dalam mulut ikan tetap Tuhan dapa,” ucapnya.
“Kita rasa kita ini seorang pendosa,; mar kita heran dan bingung koq jemaat kolom pilih pa kita jadi Diaken padahal banyak yang lebih berpotensi. Kita ini sapa kasiang..walaupun memang kita pe mami (mama, red) dulu seorang Penatua mar kita merasa nda ada bibit-bibit mo jadi Pelayan Khusus. Kita nda abis pikir,” tambahnya.
Pria kelahiran 31 Maret 1982 yang kini tinggal di Teling Atas Lingkungan.2 Kecamatan Wanea Kota Manado ini bercerita saat berada dalam penjara dirinya bertobat dan mengikuti Tim Doa.
“Jadi waktu di penjara setiap ada pelayanan dari luar mo adakan ibadah di lembaga (Lapas) kita selalu iko ibadah,” paparnya.
Menurut putra dari pasangan (Alm) Jhony Walewangko dan Vonni Hilimi ini, perubahan yang terjadi pada dirinya merupakan proses dari Tuhan.
“Kita jadi begini bukan karena kehebatan kita tapi karena kehendak Tuhan yang telah memproses diri dan hidup kita mrnjadi baik. Tuhanlah yang berkarya atas kita pe hidup. Betul apa yang nda bisa torang bayangkan mar Tuhan so ator. Torang cukup terima dan jalani dengan bersyukur,” tukasnya.
DUKUNGAN KELUARGA
Imry menyakini perubahan yang terjadi dalam dirinya ini juga tak lepas dari peran dan dukungan dari istri tercinta Novrita Wokas dan anak-anak Gabriel, Cinta dan Queen.
“Cara Tuhan sangat ajaib. Ia memberikan kepada saya seorang istri yang sangat baik dan setia, selalu menemani dan mensupport kita saat terpuruk di penjara sampai saat ini. Juga Tuhan menganugerahkan anak-anak yang baik dan sangat mencintai dan mendukung kita,” bebernya.
Menariknya, Imry mengatakan istrinya menjuluki dirinya Saulus masa kini yang menjadi Paulus (Cerita Saulus yang bertobat dan menjadi Rasul Paulus).
“Tuhan pe cara dia proses kita pe hidup. Mulai dari seorang pembunuh sampe bisa jadi pelayan Tuhan. Saulus masa kini yg jadi Paulus maitua bilang,” ungkapnya.
Dikatakan Imry, setelah bebas dari penjara ia terus mendapat dukungan dari istri dan anak-anak.
“Maitua deng anak-anak bilang sebisa mungkin rajin beribadah di kolom deng di Gereja, deng so boleh kase tinggal pelan-pelan kebiasaan buruk. Dan kita pun semakin dekat dengan Tuhan dan puji Tuhan mulai tarobah. Tapi tetap kita masih manusia daging punya keterbatasan, kadang khilaf mar kita usahakan sebisa mungkin apa yang so nda perlu, yang buruk, kita tinggalkan,” jelasnya.
Karena itu, Imry pun bersyukur memiliki keluarga yang selalu mendukungnya.
“Untung kita punya istri, anak-anak dan keluarga besar yang mendukung penuh.
Maitua selalu bilang Tuhan berkenan pa kita. Suara jemaat yang memilih kita adalah jjembatan sesungguhnya dari Tuhan,” tukasnya.
“Maitua bilang jangan sampe lari dari panggilan pelayanan, imani dan amini saja. Tuhan Yesus so ator yang terbaik dengan cara-Nya. Keluarga besar mami deng tape kaka le ja kase inga mesti trima pelayanan jang lari,” katanya lagi.
Imry pun mengaku kagum dan terharu kala membaca kalimat dukungan sang istri di postingan FB saat diteguhkan jadi Diaken.
“Tuhan memanggilmu bukan untuk disukai semua orang tapi Tuhan memakaimu untuk jadi berkat bagi banyak orang termasuk memberkati orang-orang yang tidak menyukaimu.
Selamat melayani Tuhan suamiku mari kita bekerja bersama di ladang Tuhan. Doa kami keluarga selalu ada untukmu. Tuhan Yesus menolong serta memberkatimu senantiasa,” katanya mengutip kalimat postingan sang istri.
Meski demikian, Imry menyadari jika dirinya masih seorang manusia biasa. Karena itu dia selalu mohon dukungan
dan doa.
“Jujur sebagai manusia biasa masih daging le ini rasa malo ja bilang pembunuh, seorang narapidana yg di percaya menjadi Diaken. Makanya setiap ketemu orang ato mo balas komen di facebook dan whatsapp,; kita selalu minta topangan doa karena kita merasa belum sangguo sebenarnya. Tapi maitua bilang kalo Tuhan so pilih pasti ada saja cara yang akan Tuhan perlengkapi. Tuhan nda akan permalukan anak-Nya. Torang akan dijadikan kepala bukan ekor…Haleluya,” tandasnya.
BERSYUKUR MASUK LMI
Ormas adat terbesar di Indonesia Laskar Manguni Indonesia (LMI) juga ikut andil terjadinya perubahan yang besar dalam diri dan hidup Imry. Ini juga yang diakui pria yang akrab dengan sebutan Panglima karena Imry merupakan Panglima Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LMI. Terlebih peran yang luar biasa dari Ketua Umum DPP LMI Tonaas Wangko Pendeta Hanny Pantouw STh dan Bunda Maidy Palar atas dirinya.
“Papa TW (Pdt Hanny Pantouw,:red) itu orang yang berjasa sekali dalam kita pe perjalanan iman. Papa TW selalu memotivasi membantu kita dalam hal apapun. Pas bebas dari hukuman Papa TW rangkul kita supaya bergabung dengan LMI,” ujarnya.
Imry mengaku imannya juga semakin bertumbuh karena bergaul karib dengan Pdt Hanny yang dianggapnya sebagai seorang hamba Tuhan yang luar biasa.
“Kenapa kita deng maitua sebut Papa dan Bunda (Pdt Hanny dan Bunda Maidy, red), karena torang ini dorang anggap anak jadi. Papa dan Bunda adalah orang tua Rohani for kita deng keluarga. Papa selalu bilang deng kase inga walaupun kita sebagai Panglima LMI jangan jadi arogan tetap rendah hati, tapi tetap berwibawa dan disegani. Dan karena itu kita selalu kawal Papa TW dimanapun selagi kita bisa dan di saat papa butuh kita,” tegasnya.
Imry mengaku kagum dengan kehidupan rohani dan semangat toleransi beragama yang selalu diwujudkan Pdt Hanny di LMI.
“Papa TW itu Pendeta Gereja Bethel Indonesia dan sangat berjasa dalam hidup kita. Meski kita Panglima LMi dan selalu ikut beribadah bersama Papa TW namun Papa TW selalu mendukung kita menjalani hidup bermasyarakat dan berjemaat/bergereja di GMIM Sion Teling. Papa TW selalu ja bilang ke kita kalau Papa bangga kita bisa bertumbuh di gereja kita GMIM. Dan Papa selalu berpesan kita harus tetap dan selalu jadi terang jadi berkat untuk banyak orang dimanapun kita pergi, berada, bertumbuh dan berbuah,” katanya.
Imry juga mengaku senang dan bangga menjadi bagian dari keluarga besar LMI satu-satunya ormas terbesar di tanah Toar Lumimuut yang mendunia karena kepengurusannya sampai di luar negeri. Apalagi ketika masuk LMI ia merasa telah dibentuk menjadi pribadi yang baik.
“Kalo ada acara suka dan duka LMi tidak pernah ada acara miras (minuman keras, red). Papa TW nda suka ada miras. Dan Papa TW selalu bilang lebih baik orang yang ‘rusak’ hidupnya masuk LMI lalu menjadi baik dari pada orang yang baik masuk LMI tapi kemudian hidupnya ‘rusak’. Kata-kata itulah yang selalu menguatkan saya. Dan semua anggota LMI dibentuknya menjadi pribadi-pribadi yang baik dan lebih baik, selalu dekat akan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama. Itu juga yang membuat maitua senang dan tenang kita di LMI bahkan maitua sering ja iko kalo ada kegiatan LMI,” bebernya.
Lalu apa sesungguhnya motivasi dan harapan Imry yang akhirnya mau menerima jadi Pelsus?
“Kita pe motivasi mau menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya. Kalo Tuhan so pilih for melayani kita percaya Tuhan akan menolomg dan memampukan. Semoga melalui jabatan Diaken ini kita bisa jadi berkat for banyak orang. Dan kita selalu percaya kerja buat Tuhan selalu manise, Tuhan pasti kase yang terbaik,” pungkasnya. Provisiat! (Simon)
COMMENTS