MINAHASA, JP- Tampuk pimpinan Ketua
Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng (STFSP) berganti dari Pastor Amrosius Wuritimur, S.S., Lic.Th. Pr kepada Pastor DR Gregorius Hertanto SS., M.Th., MSC.
Hal ini ditandai dengan acara pelantikan dan serah terima jabatan (Sertijab) Ketua STF-SP oleh Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Katolik Keuskupan Manado
Pastor Ventje Runtulalo SS M.Th, yang berlangsung di Kapel Hati Kudus Yesus Seminari Pineleng, Jumat (20/09/2019) sore hingga malam.
Uniknya, pelantikan dan sertijab ini tidak dilakukan di gedung mewah atau dalam sebuah acara seremonial yang dihadiri para pejabat daerah, melainkan dalam perayaan Ekaristi kudus (Misa, red) yang dipimpin Uskup Keuskupan Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC bersama Uskup Emeritus Mgr Josef Suwatan MSC serta para Pastor yang juga merupakan dosen di STF-SP dan dihadiri para frater, suster, mahasiswa awam dan para alumni STF-SP.
Dalam khotbahnya, Uskup Rolly mengungkapkan makna acara pelantikan dan sertijab ini dibuat dalam Misa.
“Pelantikan dan serah terima dibuat dalam perayaan Ekaristi, karena Ekaristi merupakan sumber puncak kehidupan,” ujarnya.
Lebih jauh, Uskup Rolly juga menceritakan perjuangan iman dari Santo Andrew Kim
Taegon seorang imam Katolik keturunan Korea pertama dan seorang awam bernama Paulus Chong Hasan yang menumbuhkan iman umat Katolik hingga akhirnya keduanya menjadi martir.
“Menumbuhkan iman umat bukan hanya peran Pastor tapi juga peran awam. Itulah yang sudah dibuktikan Paulus Chong Hasan seorang awam yang menjadi martir di Korea bersama Pastor Andrew Kim Taegon yang kita rayakan dalam perayaan ini,” ujarnya.
Dari kedua martir di Korea, Uskup Rolly menyentil peran awam menumbuhkan iman umat Katolik di tanah Minahasa yakni Daniel Mandagi yang sudah dirayakan 150 tahun kembalinya iman umat Katolik di tanah Minahasa pada tahun lalu.
“Tahun 1868, seorang awam (Daniel Mandagi) meminta Mgr Vrancken mengirim seorang imam. Dan tanggal 14 September 1868 Pastor Johanes De Vries dan misionaris lain diijinkan masuk dan membaptis orang dalam Gereja Katolik dan tanggal 19 Sptember 1868 di Langowan. Ini menggambarkan begitu besar peran awam. Tentu dengan kerja sama dengan imam dan uskup,” katanya.
Ditegaskan Uskup Rolly, kisah kemartiran dari Santo Andrew Kim Taegon dan Paulus Chong Hasan di Korea dan Daniel Mandagi di tanah Minahasa, umat Katolik di Keuskupan Manado dan secara khusus Ketua STF-SP yang baru, pada dosen dan civita akademika STF-SP dapat menjadi martir dengan cara lain, yaitu dengan keadilan, kepedulian, dan rasa tanggungjawab sebagaimana pesan Santo Paulus dalam suratnya kepada Timotius yang meminta untuk mengejar keadilan, kesabaran dan akhirnya hidup yang kekal.
“Itu semua harus diperjuangkan. Ke depan pertahankan apa yang baik yang sudah dilakukan Ketua STF-SP yang lama dan terus ditingkatkan oleh Ketua STF-SP yang baru. Apalagi sebentar lagi kita merayakan 50 tahun keberadaan STF-SP,” katanya.
Uskup Rolly meminta Ketua STF-SP yang baru serta seluruh dosen, civika akademika serta karyawan dan karyawati untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di STF-SP tidak hanya secara akademik tapi juga moral dan etika, kepribadian yang baik serta hidup kerohanian.
“Mari kita kembalikan kualitas dan kejayaan STF-SP. Harus diperhatikan dosen, kualitas mahasiswa, indeks prestasi, dan lingkungan kerja. STF-SP terbuka dan tanggap untuk ciri khas menyelamatkan jiwa-jiwa dan membuat peluang baru dengan itu. Semua harus bekerja sama dalam bidang-bidang untuk program keuskupan. Tapi semua harus disiplin. STFSP harus jadi Pusat analisa kritis. Mari ikut dalam gerakan bersama yang sudah dibangun,” harapnya.
Acara dilanjutkan dengam ramah tamah di aula STF-SP. (JPc)
COMMENTS