MANADO, JP- Ormas adat Laskar Manguni Indonesia (LMI) mendatangi Outlet Holywings di Kawasan Megamas Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara, Sabtu (25/06/2022) malam pukul 19.00 Wita.
Ini merupakan respon LMI atas promo minuman keras (miras) yang diposting di akun instagram resmi Holywings, di Jakarta yang telah mengunggah promosi bernuansa SARA, karena menawarkan minuman beralkohol gratis itu kepada mereka yang bernama Muhammad dan Maria.
Dalam aksi damai ini, massa dari ormas adat terbesar di Indonesia yang memiliki pengurus sampai ke luar negeri ini, berorasi melayangkan protes dan menuntut permohonan maaf secara terbuka atas promosi minum keras (miras) di kelab malam yang telah viral dan bikin geger karena telah menyinggung keyakinan beragama tersebut.
Aksi damai ini diawali dengan jalan kaki pengurus dan anggota LMI menuju Holywings dan setibanya di depan kelab malam itu Ketua Umum DPP LMI Tonaas Wangko Pendeta Hanny Pantouw STh menyampaikan orasi,.
Dalam orasinya, ia menyayangkan tindakan Holywings yang menggunakan nama Muhammad dan Maria untuk promo minuman keras.
“Saya Tonaas Wangko bersama pengurus dan anggota Laskar Manguni Indonesia kami datang ke sini (Holywings, red) merespon dan memprotes keras apa yang sudah dilajukan Holywings di Jakarta,” ujarnya.
Menurut Pdt Hanny, Muhammad bagi umat Muslim adalah utusan Allah dan nama Maria bagi umat Kristiani merupakan utusan Allah yang telah melahirkan Yesus Kristus.
“Ini nama-nama yang sakral dalam keyakinan agama Islam dan Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Ini agama-agama yang diakui negara kita. Maka, promo Holywings tersebut menimbulkan ketidaknyamanan dan melukai hati umat Muslim dan Kristiani,” katanya.
Dikatakan Pdt Hanny, kedatangan mereka bukan untuk menghalangi setiap usaha di kota Manado ini tapi memprotes promo dari Holywings.
“Kalau mau promo usaha kalian silakan tapi jangam gunakan nama-nama yang sakral di agama. Sedangkan orang menghina Presiden kita saja dipidana karena Presiden adalah simbol negara, apalagi Muhammad dan Maria. Kedua nama ini tidak hanya sebatas simbol tapi merupakan nama yang sakral dan sangat dihormati umat Islam dan Kristen. Kenapa tidak pakai nama Hanny dan Udin saja? Apa yang Holywings diduga sudah melukai umat Islam dan Kristen,” tegasnya.
Pdt Hanny memastikan kedatangan mereka bukan untuk memasang police line di Holywings Manado karena itu kewenangan pihak kepolisian.
“Tapi sebagai kelab malam yang di Manado kami ingatkan untuk tidak melakukan promosi minuman seperti itu dan kami meminta managemen Holywings di sini untuk menyampaikan permohonan maaf secara terbuka,” pintanya.
Tokoh toleran Sulut ini mengatakan peristiwa Holywings ini harus dijadikan pelajaran penting. Sebab, kebhinekaan yang sudah terjalin baik menjadi terusik karena dugaan menghina agama yang dilakukan Holywings tersebut. Apalagi, lanjut Pdt Hanny, Manado adalah kota toleran di Indonesia.
“Ini jadi pelajaran kita semua, untuk bangsa Indonesia, bahwa yang mengganggu kebhinekaan kita, kedaulatan kita, kita akan lawan. Apalagi Manado ini Kota Toleran di Indonesia. LMI yang terdepan siap menjaga NKRI sampai kapanpun,” paparnya.
“Di sana (Holywings Jakarta, red) sudah di police line. Ini jadi peringati di sini (Holywings Manado, red). Tidak masalah selama ada ijin. Saya yakin kalian ada ijin. Tapi jangan pakai nama keyakinan agama-agama, itu menghina umat beragama,” lanjutnya.
Bahkan Pdt Hanny meminta Walikota Manado Andrei Angouw untuk mengevaluasi dan mengkaji ulang usaha Holywings Manado.
“Saya minta walikota memgevaluasi dan mengkaji ulang ijin usaha ini (Holywings Manado, red). Kalau terbukti menghina agama kami minta ditutup usaha ini,” tegasnya.
Pdt Hanny mengingatkan managemen Holywings Manado untuk tidak menggunakan nama-nama sakral di agama-agama untuk kepentingan promo demi menarik pengunjung kelab malam.
“Kalau tidak menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan usaha ini tidak dikaji ulang maka kami akan turun ke sini dengan massa yang lebih beaar bersama ormas lain. Bila perlu kami akan dirikan tenda di sini,” tandasnya.
Pdt Hanny tak lupa mengapresiasi pihak kepolisian yang sudah mempolice line
Holywings di Jakarta dan menetapkan 6 orang tersangka dalam kasus ini.
“Ini bukti Polri bergerak cepat mengatasi masalah yang sudah viral tersebut sekaligus meredam persoalan ini meluas dan bisa merugikan kita semua,” pungkasnya.
Sementara itu Welly selaku Manager Holywings Manado yang menemui LMI menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Sulut, khususnya umat Muslim dan Kristiani.
“Kami mint maaf sebesar-besarnya kepada umat Muslim dan umat Kristiani yang ada di Sulawesi Utara atas apa yang sudah terjadi ini,” ucap Welly.
Ia memastikan di Holywings Manado tidak ada promosi miras yang menawarkan minuman beralkohol gratis bagi mereka yang bernama Muhammad dan Maria.
“Tidak ada itu di Manado. Saya jamin,” ujarnya singkat.
Setelah menyampaikan aspirasi dan mendengar pernyataan dari Manager Holywings Kawasan Megamas Manado, pengurus dan anggota LMI membubarkan diri tinggalkan lokasi tersebut.
Diketahui setelah viral, unggahan tersebut justru mendapat kecaman dari netizen. Konten itu diduga menistakan agama karena menggunakan nama Muhammad dan Maria untuk promosi minuman beralkohol.
Selanjutnya Polisi mengungkapkan motif pihak Holywings menggunakan nama Muhammad dan Maria yakni untuk menarik minat pengunjung terhadap outlet yang targetnya masih di bawah 60 persen.
Namun polisi tak hanya berhenti di situ. Pihak polisi juga akan terus melakukan penelusuran lebih lanjut untuk menemukan kemungkinan adanya motif lain.
Dalam kasus tersebut, polisi menetapkan enam tersangka yang merupakan tim kreatif dari Holywings yang terdiri atas divisi kampanye, rumah produksi, desain grafis dan media sosial. Diantaranya:
1. Pria inisial EJD (27) selaku creative director Holywings
2. Perempuan inisial NDP (36), selaku head team promotion
3. Pria inisial DAD (27), pembuat desain virtual
4. Perempuan inisial EA (22), tim admin media sosial
5. Perempuan inisial AAB (25), selaku socmed officer
6. Perempuan inisial AAM (25) selaku admin tim promo. (JPc)
COMMENTS