HomePendidikan & Agama

Menerima Kritikan

Menerima Kritikan

(Bacaan Injil: Yohanes 6:60-69)

“Yang manis jangan cepat-cepat ditelan dan yang pahit jangan cepat-cepat dibuang.” Di balik nasehat ini, terdapat kenyataan bahwa banyak orang lebih suka mendengarkan pujian ketimbang kritikan. Pujian membuat orang senang dan serasa terbang. Sebaliknya, kritikan membuat kuping merah dan mendatangkan malu. Banyak orang seringkalil terjebak pada perasaan-perasaan demikian. Padahal yang mesti diperhatikan dengan saksama adalah isi dari pujian dan kritikan. Banyak pujian kosong, tak berisi dan hanya menawarkan surga telinga. Sedangkan kritikan seringkali menyampaikan realita-realita yang membuka mata kita. Kita menjadi sadar akan kekurangan yang perlu diperbaiki.

Baca Juga  Ditahbiskan Jadi Imam dan Berkarya di Jepang, Pastor Carol Mohon Doa Restu

Setelah mendengar pengajaran Yesus tentang roti hidup, banyak murid yang meninggalkan Yesus. Sebab bagi mereka, perkataan Yesus keras. Mereka tidak sanggup menerima hal itu. oleh karena itu mereka lebih memilih untuk mengundurkan diri. Sikap para murid ini menunjukkan bahwa mereka sungguh reaktif. Kedua belas rasul menunjukkan sikap yang berbeda. Mereka memilih untuk bertahan. Petrus berkata dengan tegas, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal. Kami percaya dan tahu bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” Petrus mampu menangkap isi pengajaran-Nya tentang roti hidup. Oleh karena itu ia bersama sebelas rasul lain tetap bertahan mengikuti Yesus.

Baca Juga  SEKILAS SEJARAH MATAKIN Catatan HUT ke-97 MATAKIN: 12 April 1923-12 April 2020 (Bagian 1)

Saudaraku, kritikan itu ibarat obat, pahit namun menyembuhkan. Kritikan menyadarkan kita akan kekurangan-kekurangan kita lalu memperbaiki diri. Dengan begitu, kita berkembang menjadi lebih baik. Oleh karena itu janganlah alergi pada kritikan, tapi bukalah telinga dan hati untuk mendengar. Sebaliknya kita perlu belajar berhati-hati dengan pujian. Kita perlu melihat apakah pujian itu tulus atau tidak. Pujian yang tulus seringkali didorong oleh kekaguman dan dilandaskan fakta. Sedangkan pujian yang tidak tulus seringkali memiliki tujuan tertentu dan hanya mengada-ada. Oleh karena itu sekali lagi “Yang manis jangan cepat-cepat ditelan dan yang pahit jangan cepat-cepat dibuang.” Selamat hari minggu, Tuhan memberkati anda sekalian.

Baca Juga  Pimpin Misa di Paroki Airmadidi, Uskup Manado Lantik Pengurus Karismatik Katolik

Penulis:

Pastor Ay’s Laratmase MSC.

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0