MANADO, JP- Hari ini, Rabu (09/12/2020) seluruh masyarakat Indonesia memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia. Sebuah momentum penting yang membangun komitmen memberantas korupsi sekaligus meningkatkan kesadaran publik agar bersikap anti korupsi.
Apalagi belakangan ini sejumlah kepala daerah bahkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dari partai politik tertentu terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Yang menarik, peringatan Hari Anti Korupsi tahun ini bertepatan dengan momentum Pilkada Serentak tahun 2020 yang digelar se-Indonesia, termaauk di Sulawesi Utara, lebih khusus lagi di Kota Manado.
Tentu dengan harapan momentum bersamaan ini dapat menghadirkan kepala daerah di Kota Manado yang berintegritas dan memberikan teladan anti korupsi.
Dan MOR DOMINUS BASTIAAN merupakan sosok pemimpin yang akan menjawab harapan itu.
Hal ini terlihat dari rekam jejaknya selama ini. Di mana saat memilih terjun ke dunia politik, suami dari Imelda Markus ini langsung melarang anggota keluarganya terjun dalam politik seperti dirinya. Ia tak ingin menciptakan Dinasti Politik.
Dan semua jabatan baik di Partai Demokrat dan 10 tahun menjadi anggota dan Wakil Ketua DPRD Kota Manado lalu terpilih menjadi Wakil Walikota Manado bersama Walikota GS Vicky Lumentut hingga sekarang, didapati ayah dari Rachel Getroida Bastiaan, Eilleen Alissa Bastiaan, Joshua Jimmy Bastiaan ini, tanpa upaya suap dan tanpa pengaruh dinasti politik.
Dan selama itu juga, Mor Bastiaan tidak pernah diperiksa kepolisian, kejaksaan dan KPK. Bahkan jangankan diperiksa dipanggil saja pun tidak pernah.
Selama menjabat Wakil Walikota Manado, Mor Bastiaan adalah sosok yang secara tegas menolak praktek korupsi di lingkungan pemerintah kota Manado. Mulai dari menolak pemberian amplop, hadiah atau parsel dari pejabat, pihak ketiga, melarang ajudan dan stafnya nyambi proyek dan meminta uang kepada para kepala SKPD dan sebagainya. Ia selalu menghindari politik balas budi meski dalam bentuk yang paling sederhana.
Bahkan yang menarik, ruangan kerja dan ruangan stafnya yang awalnya dinding tembok dia ubah dengan kaca bening sehingga stafnya bisa melihat secara jelas aktivitas di ruang kerja wawali dan sebaliknya Mor Bastiaan bisa melihat langsung aktivitas stafnya.
“Ini (dinding kaca, red) supaya kalau ada siapapun masuk dalam ruangan saya staf pasti tahu apa yang terjadi di dalam, juga sebaliknya sata juga mengetahui apa yang terjadi pada staf saya. Jadi antara saya dan staf saya tidak akan melakukanprakter korupsi atau suap karena dua-dua bisa saling melihat,” beber Mor Bastiaan ketika sitanya soal dinding kaca riang kerjanya dan staf.
Tak heran bila Plt Ketua DPD Partai Demokrat Sulut ini tidak pernah diperiksa kepolisian, kejaksaan dan KPK. Bahkan jangankan diperiksa dipanggil saja pun tidak pernah.
Ini membuktikan, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Angkatan Muda Demokrat Indonesia tahun 2005-2010 dan Ketua DPC Partai Demokrat Kota Manado tahun 2008-2013 dan Bendahara DPD Partai Demokrat Sulut 2011-2016 dan 2016-2020 ini memang merupakan ikon politisi sekaligus pemimpin yang jujur, transparan dan anti suap. Sepak terjangnya sebagai seorang politisi dan pemimpin yang amanah memang patut ditiru.
Dan ketika maju di Pilkada Manado berpasangan dengan Hanny Joost Pajouw, Mor Dominus Bastiaan telah menyiapkan 14 program yang didalamnya ada 3 program yang merupakan langkah jitu menghapus pungutan liar (pungli) di Pemkot Manado, sebagai upaya memberantas korupsi.
Pertama, menghapus retribusi sampah rumah tangga yang selama ini dipungut dari masyarakat dengan jumlah yang bervarian nanun jauh melebih target PAD.
Kedua, menurunkan biaya sewa tempat jualan atau kios pedagang di pasar tradisional. Sebab, banyak keluhan warga soal mahalnya biaya sewa kios di pasar dan retribusi ysmg berlipat ganda.
Ketiga, pengadaan motor operasional kepala lingkungan (Pala).karena dia sering mendapat keluhan dari warga ada oknum Pala yang memungut biaya saat warga mengurus administrasi,
Ke depan, jika Tuhan berkenan menjadi Walikota Manado, Mor Bastiaan ingin melanjutkan upaya pemberantasan korupsi demi menjadikan Manado sebagai kota anti korupsi.
Yang pertama dilakukan jebolan Fakultas Ekonomi dan Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado ini setelah menjabat adalah akan melakukan pembenahan sistem pemerintahan, dengan menghadirkan proses digitalisasi sistem. Yakni penerapan e-government, e-budgeting, pengelolaan gratifikasi, pelaporan LHKPN sampai pelayanan masyarakat melalui media sosial sehingga siapapun bisa mengakses.
Mor Bastiaan juga akan mewajibkan seluruh pejabat Pemkot Manado secara konsisten melaporkan penerimaan gratifikasi kepada KPK.
Selain itu, dia juga akan melaksanakan lelang jabatan untuk menghindari jual beli jabatan yang marak di pemerintah daerah selama ini.
Juga lulusan Sekolah Tinggi Theologia El Shaddai Manado ingin melibatkan masyarakat dalam pengawasan. Namun Mor Bastiaan pun mewanti-wanti agar masyarakat pun tidak memberi pancingan pada pejabat untuk bertindak koruptif.
Pria yang pernah menjalani pendidikan hingga tamat di SD dan SMP Kristen Eben Haezar Manado serta SMA Negeri 1 Manado ini ingin agar sikap anti korupsi ditanamkan sejak dini di sekolah-sekolah dalam program Walikota Mengajar serta menerapkan kurikulum pendidikan anti korupsi di sekolah-sekolah di Kota Manado.
Namun baginya yang paling mendasar dalam gerakan anti korupsi tersebut adalah contoh yang diberikan oleh pimpinan.
“Kalau atasnya punya komitmen penuh dan mau memperbaiki sistem serta memberi contoh, orang pasti takut untuk menyuap dan melakukan korupsi. Akhirnya pejabat lain ikut berubah dan masyarakat ikut berubah sikapnya. Akhirnya semua profesional,” katanya.
Dan upaya terakhir yang akan dilakukan Mor Bastiaan adalah perilaku anti korupsi ini harus membudaya.
Semua ini mempertegas pengakuan banyak kalangan yang menyebut Mor Bastiaan merupakan sosok pemimpin yang berintegritas dan menjadi teladan anti korupsi di Kota Manado. (JPc)
COMMENTS