Perayaan Pra Natal The Collective Dance Sulut Meriah, Dina Tangapo: Kita Tidak Sendiri Tapi Jadi Satu Keluarga Karena Tuhan Selalu Menyertai

Diwarnai Atraksi Tarian Katrili dan Line Dance

Ibadah Pra Natal The Collective Dance Sulut khusuk. ATAS: Ketua Umum TCD Sulut Everdina Manurung Tangapo. BAWAH: Sekretaris KORMI Sulut Koutje Rumampuk (kiri), Penggagas dan Pendiri TCD Sulut James Kojongian (tengah) dan Pdt Hendry Kondoy saat memimpim ibadah Pra Natal TCD Sulut (kanan)

MINUT, JP – Menyambut kelahiran Yesus Kristus, Komunitas tari line dance The Collective Dance (TCD) Sulawesi Utara menggelar perayaan Pra Natal bertempat di Aula Luis Swimming Pool Desa Sukur, Kecamatan Airmadidi, Minahasa Utara, Minggu (14/12/2025). Perayaan yang dihadiri ratusan anggota ini mengangkat tema “Berjalanlah Bersama Sang Juruselamat” (1 Yohanes 1:4-10) dan sub tema “Hidup dalam Terang Kasihnya yang Membawa Damai dan Pengharapan”.

Diawali dengan ibadah bersama yang yang dipimpin Pendeta Hendry Reinhard Kondoy STh., yang diisi dengan doa, pujian, pengakuan dosa, pembacaan Firman (nubuat kelahiran Yesus) dan khotbah, penyalaan lilin Natal sebagai simbol Sang Juruselamat dan sang terang dunia. Suasana khusuk menyelimuti ibadah tersebut, di mana seluruh pengurus dan anggota TCD Sulut hadir dengan mengenakan atribut Natal.

Ibadah Pra Natal The Collective Dance Sulut berlangsung khusuk.

Bangkit dari Kegelapan Hati Menuju Terang

Dalam kotbahnya Pdt Hendry menekankan tentang makna Natal bagi seluruh pengurus dan anggota TCD Sulut. Dikatakan bahwa di satu sisi kelahiran Sang Juru Selamat adalah sumber sukacita terbesar, namun di sisi lainnya makna Natal jauh lebih dalam dari sekadar kemeriahan pernak-pernik yang menyala dan berwarna-warni.

“Tuhan tidak peduli dengan semua ornamen Natal. Karena Natal tidak ada artinya jika hati kita masih dalam kegelapan seperyi sifat iri hati, cemburu, marah, dendam dan sebagainya. Kegelapan hati bukan hanya merugikan kita, tapi lama kelamaan, akan merusak hati dan hidup kita,” ujarnya.

Karena itulah sejalan dengan tema yang diangkat, Pdt Hendry menyerukan kepada seluruh pengurus dan anggota TCD Sulut untuk bangkit dan meninggalkan segala bentuk kegelapan hati, seperti amarah, kebencian, kekecewaan dan sebagainya tersebut.

“Tuhan tidak ingin kita tertidur dalam kegelapan. Sebab itu Tuhan berseru bangkitlah tinggalkan dosa-dosa kita. Itulah yang Allah inginkan dari perayaan Natal ini. Hati kita harus bersih dari dosa. Natal jadi momen kebangkitan dari kegelapan hati menuju Terang sejati yakni Yesus sendiri,” ajaknya.

Pdt Hendry juga menyampaikan bahwa Natal adalah pemberitahuan bahwa korban yang sempurna telah disediakan Allah. Supaya dosa-dosa umat manusia diampuni. Maka kata dia, makna tertinggi Natal adalah pengorbanan.

“Pengorbanan Yesus yang taat sampai mati. Pengorbanan Allah yang merelakan anak-Nya yang tunggal untuk saya dan saudara, pengorbanan Bunda Maria yang mau taat menggenapi rencana Allah di dalam dirinya,” ujarnya.

Baca Juga  Langkah KPU Talaud Wujudkan Pemilihan 2024 yang Transparan

Menariknya, dalam kotbah tersebut ia menyinggung sisi lain Natal, yaitu potensi rasa sedih dan kekecewaan karena dirayakan tanpa kehadiran orang tua atau orang terkasih. Meski demikian ia meyakinkan bahwa iman akan membawa penghiburan dan penggantian yang baik dari Tuhan.

Pdt Hendry mengajak komunitas TCD Sulut untuk dapat menjadi komunitasnya pembawa terang Kristus, yang apa adanya dan yang alami.

“Natal bukan tentang simbol, tetap tentang aksi yang mau mengasihi, mengampuni, berdamai dan menerima orang lain dalam kehidupan kita. Kiranya TCD Sulut menjadi terang bagi sesama. Karena Natal adalah penerimaan Allah terhadap kita yang berdosa,” ajaknya.

Ia memuji sosok Ketua Umum TCD Sulut Everdina Manurung Tangapo sebagai sosok dermawan dan mengapresiasi kebersamaan yang terjalin dalam komunitas TCD Sulut.

“Jika dulu kita rayakan dalam kesepian, saat ini kita rayakan dalam kebersamaan dengan komunitas TCD Sulut,” tandasnya.

Pendeta Hendry Kondoy saat membawakan khotbah di Ibadah Pra Natal TCD Sulut.

Bukan Sekedar Komunitas Tapi Jadi Satu Keluarga yang Saling Mendukung

Ketua Umum TCD Sulut Everdina Manurung Tangapo dalam sambutannya mengungkapkan puji syukur dan apresiasi khusus terhadap pelaksanaan acara yang dinilainya sukses berkat kerja sama seluruh anggota.

“Saya bangga dengan The Collective Dance karena dalam perayaan ini tidak ada panitia. Terima kasih untuk yang sudah bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga semua berjalan dengan baik,” ujar Dina.

Bagi Dina, sapaan akrabnya, hal ini bisa terwujud karena ada kebersamaan dan inisiatif pengurus dan anggota.

“Kebersamaan ini menjadi bukti TCD bukan sekadar komunitas tari line dance, tetapi sebuah keluarga besar yang saling mendukung dan tumbuh bersama,” tegasnya.

Dikatakannya, tema dan sub tema yang diangkat dalam perrayaan Pra Natal ini mengingatkan bahwa dalam proses dan kerja TCD Sulut, kita tidak bekerja sendiri, Tuhan selalu hadir menyertai.

“Saya berharap momen perayaan ini dapat semakin menguatkan semua anggota dalam nilai kasih, yang menjadi inti dari pesan Natal. Biarlah ini jadi momen sederhana namun bermakna dan mari simpan tawa kebersamaan malam ini dalam hati,” pintanya.

Ketua Umum The Collective Dance Sulut Everdina Manurung-Tangapo saat membawakan sambutan di perayaan Pra Natal TV Sulut.

Di akhir sambutannya, Dina Tangapo menyampaikan harapan untuk seluruh pengurus dan anggota TCD Sulut.

“Saya sebagai Ketua Umum mengucapkan selamat merayakan Natal dan menyongsong Tahun Baru. Semoga Tuhan Yesus memberkati setiap langkah, menguatkan kebersamaan kita, dan menuntun perjalanan TCD agar terus menjadi berkat bagi banyak orang,” tandasnya.

Baca Juga  Wawali Mor Minta Pemerintah dan Balai Besar POM Bersinergi Awasi Obat dan Makanan Terpadu

Sementara itu, Sekretaris Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Sulut Koutje Rumampuk dalam sambutannya mengajak kepada seluruh pengurus dan anggota TCD Sulut untuk selalu hidup dalam kasih Kristus.

“Kami dari Kormi ingin menyampaikan, peliharalah The Collective Dance, peliharalah dengan baik apa yang sudah diberikan Ketum ibu Everdina. Hidup saling mengasihi. Kalau kita saling mengasihi, kita hidup dalam terang kasih Yesus Kristus. Atas nama pengurus Kormi Sulut menyampaikan selamat menyongsong Natal 2025 dan Tahun Baru 2026,” tukas Sekretaris KORMI Sulut Koutje Rumampuk.

Pengurus The Collective Dance Sulut.

Dimeriahkan Tarian dan Pemberian Bingkisan Natal

Setelah ibadah, perayaan Pra Natal TCD Sulut dilanjutkan dengan ramah tamah yang berlangsung meriah, dengan penampilan Katrili persembahan TCD Sulut di mana Dina Manurung Tangapo tampil sebagai kapel, berbagai penampilan dari Tondano, Langowan, Manado dan Pineleng dengan line dance dan zumba bersama. Perayaan dilanjutkan dengan santap kasih bersama dan pemberian bingkisan Natal berupa beras dan minyak goreng kepada puluhan instruktur yang dan bingkisan kepada seluruh undangan yang hadir dari Ketua Umum TCD Sulut Everdina Manurung-Tangapo.

Nampak hadir dalam perayaan Pra Natal TCD Sulut ini, Sekretaris Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Sulut Koutje Rumampuk, Ketua Harian Universal Line Dance Indonesia (ULDI) Sulut Ir Joice Egam, Ketua Umum TCD Sulut, Everdina Manurung Tangapo, Penasehat TCD Sulut Sandra Tumiwa, Penggagas dan Pendiri TCD James Kojongian, para pengurus TCD Sulut, para Coach dan Atlet serta tamu undangan lainnya.

Seluruh coach line dance menerima bingkisan Natal dari Ketua Umum TCD Sulut Everdina Tangapo.

Sekretaris KORMI Sulut Koutje Rumampuk dalam sambutannya mengajak kepada seluruh pengurus dan anggota TCD Sulut untuk selalu hidup dalam kasih Kristus.

“Kami dari Kormi ingin menyampaikan, peliharalah The Collective Dance, peliharalah dengan baik apa yang sudah diberikan Ketum ibu Everdina. Hidup saling mengasihi. Kalau kita saling mengasihi, kita hidup dalam terang kasih Yesus Kristus. Atas nama pengurus Kormi Sulut menyampaikan selamat menyongsong Natal 2025 dan Tahun Baru 2026,” tukas Rumampuk.

(Simon)