TULE, JP – Sejumlah petani di Desa Tule dan Tule Utara, Kecamatan Melonguane Timur, Talaud, Sulawesi Utara, belajar teknologi grafting atau sambung pucuk tanaman pala.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Melksion Saweduling mengatakan, teknologi grafting atau sambung pucuk ini merupakan sebuah inovasi dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman pala di daerah itu.
“Hal ini kami lakukan dalam rangka untuk berbagi pengetahuan tentang pertanian serta keterampilan bertani yang baik. Sehingga para petani dapat memaksimalkan hasil kebunnya dengan baik melalui hasil panen yang melimpah dan memuaskan,” ungkap Melksion sela-sela memberikan pelatihan kepada para petani di Desa Tule dan Tule Utara, Selasa (05/04/2022).
Petani di Desa Tule dan Tule Utara (serta Kabupaten Kepulauan Talaud umumnya) biasa menanam bibit pala yang diambil dari biji. Pala yang ditanam dari biji ini umumnya mulai berbuah ketika tanaman berumur 5 atau 7 tahun.
Namun tidak semua yang ditanam tersebut akan berbuah. Pasalnya, tanaman bernama latin Myristica Fragrans ini ada yang jantan dan ada juga yang betina.
Hadirnya teknologi grafting atau sambung pucuk ini menjadi solusi jitu untuk mengatasi tanaman pala yang tidak berbuah karena pucuk yang disambung pada pohon induk diambil dari tanaman pala yang sudah berbuah.
Selain itu, bibit pala hasil grafting juga mempersingkat waktu produksi. Bibit hasil grafting sudah dapat berbuah pada umur 2 atau 3 tahun.
“Kiranya sistem sambung pucuk ini akan berdampak positif terhadap produktivitas tanaman pala sehingga dapat meningkatan ekonomi masyarakat, pungkas Melksion. (Rey/JPc)
COMMENTS