JAKARTA, JP- Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Utara (Sulut) serta Pemilihan Walikota (Pilwako) Tomohon dan Bitung paling rawan se-Indonesia.
Hal ini berdasarkan Indeks Potensi Kerawanan (IPK) di Pilkada Serentak 2020 yang dibuat Polri.
Untuk Pilgub, selain Sulut daerah dengan kerawanan tinggi adalah Pilgub Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Selatan.
“Sementara ini berdasarkan IPK sudah di-rangking. Untuk pilkada gubernur itu ada tiga, di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Selatan, itu yang tinggi,” kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra, sebagaimana dilansir dari detik.com.
Sementara untuk Pilwako selain Tomohon dan Bitung di Sulut, juga
Tangerang Selatan yang masuk kategori kerawanan tinggi.
Sedangkan Pemilihan Bupati (Pilbup) yang dikategorikan paling rawan yakni Nabire, Keerom Papua, Timor Tengah Utara, Manggarai Barat, dan Sumba Barat, Tojo Una Una, dan Musi Rawas Utara.
“Pilkada bupati kerawanan tinggi, seperti Nabire, Keerom Papua, Timor Tengah Utara, Manggarai Barat, dan Sumba Barat, Tojo Una Una di Sulteng, dan Musi Rawas Utara di Sumsel. Pilkada wali kota kerawanan tinggi ini ada di Tomohon dan Bitung di Sulut dan Tangsel Banten,” beber Asep.
Namun menurut Asep, Polri juga sudah menyiapkan rencana pengamanan untuk pilkada serentak itu.
“Saat ini sudah disusun kekuatan oleh Polri, kurang-lebih 200 ribu personel mengamankan di 270 wilayah tersebut,” tandasnya.
Hal ini ditanggapi Pengamat Politik Sulut Taufik Manuel Tumbelaka. Memurutnya, hal ini dikarenalan terjadi gejolak akibat dinamika liar.
“Salah satu penyebab yg paling utama karena elite, baik itu rulling class ataupun strategic elite gagal menjaga suasana kebatinan ‘anak buahnya’, pengikutnya, simpatisannya dll,” ujarnya.
Lanjut Tumbelaka, gejolak diakar rumput pada umumnya tidak serta merta terjadi namun itu buah dari para oknum elite dan middle class.
“Solusinya, perlu kesadaran dan komitmen politik dari para elite di Sulut untuk mengedepankan etika politik.
Bahwa dalam politik sejatinya yang terpenting adalah proses, bukan hasil akhir. Ingat, Sulawesi Utara rumah kita bersama,” tegasnya. (JPc/dtc)
COMMENTS