HomeBerita UtamaPolitik

Pilkada di Masa Covid-19 Ujian Buat Petahana, Bagaimana dengan Sulut?

Pilkada di Masa Covid-19 Ujian Buat Petahana, Bagaimana dengan Sulut?

KEPUTUSAN Pemerintah, DPR RI, KPU RI dan Bawaslu RI bahwa Pilkada Serentak tetap digelar tahun ini (9 Desember 2020, red), di satu sisi bisa menjadi peluang tapi juga bisa menjadi tantangan para kandidat yang maju Pilkada, baik itu petahana (Yang masih menjabat sebagai kepala daerah red) maupun kandidat baru. Tercatat, dari 270 kepala daerah di Indonesia, diperkirakan 220 petahana
akan ikut Pilkada Serentak ini.

Namun bagi petahana, Pilkada di tengah pandemi Covid-19 ini menjadi ujian bagi petahana maupun keluarga petahana. Pasalnya, persoalan penanganan Covid-19 dan dampak sosial ekonominya berpotensi menjadi isu sentral.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga mengakui hal ini saat berbicara pada Rapat Dengar Pendapat di Komisi II DPR RI, Kamis (12/06/2020).

Ia mengatakan, pilkada di tengah pandemi ini akan menjadi pertaruhan oleh para kandidat. Ini ujian bagi petahana tapi juga peluang nonpetahana yang juga bisa mencari untuk kontestasi tentang berhasil tidaknya sang petahana.

Menurut Tito lagi, justru dengan adanya Pilkada di tengah pandemi ini, para kepala daerah terlebih petahana akan bekerja keras untuk melandaikan kurva masing-masing. Jika kurvanya merah dan meningkat maka hal itu menjadi bahan bagi lawannya untuk melancarkan serangan. Akan terjadi adu gagasan antara calon petahana dan kandidat baru tentang penanganan corona.

Baginya, kandidat nonpetahana juga bisa mencari celah untuk kontestasi tentang keberhasilan atau ketidakberhasilan petahana.

Hal senada dikatakan Pengamat politik dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr H Budi Suryadi MSi.

Menurutnya, pandemi Covid-19 menjadi ujian para calon petahana. Kenapa jadi ujian? Karena wabah corona akan menjadi jualan laris pada pilkada nantinya. Jika calon petahana gagal dalam mengatasi pandemi virus penyakit ini, maka akan jadi catatan buruk dalam kinerjanya.

Baca Juga  Kajati Sulut Lantik Wakajati, Aswas, Kajari Sangihe dan Kajari Minut

Dikatakan Guru Besar Bidang Sosial dan Politik ULM ini, pada masa wabah pandemi Covid-19 sekarang, masyarakat pemilih akan berpikir kritis mengenai sikap dan perlindungan calon petahana pada saat masih menjabat kepala daerah.

Konsekuensi paling berat justru dari calon petahana. Wabah corona menjadi tantangan terberat dalam mengatasinya lantaran bersentuhan langsung dengan masyarakat pemilihnya. Sebaliknya bagi calon penantang, kegagalan petahana tentunya akan jadi sasaran politik membuat serangan balik yang empuk menjatuhkan citra lawannya guna merebut tahta.

Petahana dan Nonpetahana di Pilkada se-Sulawesi Utara

Sementara itu, di Sulawesi Utara (Sulut) akan digelar 8 Pilkada. Masing-masing Pilkada Sulut, Pilkada Manado, Pilkada Bitung, Pilkada Minahasa Utara (Minut), Pilkada Kota Tomohon, Pilkada Minahasa Selatan (Minsel, Pilkada Bolmong Selatan (Bolsel) dan Pilkada Bolmong Timur (Boltim).

Di Pilkada Manado Walikota Manado GS Vicky Lumentut memang tidak lagi maju di Pilkada karena sudah dua periode memimpin kota Manado, namun istrinya Julyeta Paula A. Runtuwene dan atau anaknya Ivan Lumentut berpeluang maju di Pilkada Manado. Selain itu, juga Wakil Walikota Manado Mor Dominus Bastian akan maju di Pilkada Manado sebagai calon Walikota.

Di Pilkada Bitung, terjadi pertarungan antar petahana yakni Walikota Maximilian J. Lomban dan Wakil Walikota Maurits Mantiri.

Di Pilkada Minut, Bupati Vonny Anneke Panambunan tidak maju lagi karena sudah dua periode memimpin Kabupaten Minut. Namun demikian sang anak Shintia Gelly Rumumpe bakal maju untuk menggantikan ibunya. Sementara Wakil Bupati Joppy Lengkong disebut-sebut akan maju sebagai calon bupati Minut.

Di Pilkada Tomohon, Walikota Jimmy F. Eman tak akan maju lagi juga karena sudah dua periode memimpin Kota Tomohon. Namun putrinya Jilly Gabriela Eman bakal maju sebagai calon Walikota atau Wakil Walikota. Selain Gebby, juga Wakil Walikota Syerly Adelin Sompotan juga bakal maju sebagai calon walikota Tomohon.

Baca Juga  Berafilisasi dengan JAD, Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar Pasutri yang Baru 6 Bulan Menikah

Di Pilkada Minsel, Bupati Christiany Eugenia Paruntu tidak lagi mencalonkan diri karena sudah dua periode memimpin Kabupaten Minsel. Namun adiknya Michael Elsiana Paruntu bakal maju sebagai calon bupati Minsel. Selain itu, Wakil Bupati Frangky Wongkar juga berpeluang maju sebagai calon bupati Minsel.

Di Pilkada Boltim, Bupati Sehan Salim Landjar tak akan maju di Pilkada karena sudah dua periode memimpin Kabupaten Boltim. Namun putrinya Amalia Landjar hampir pasti maju sebagai calon Bupati Boltim menggantikan ayahnya.

DI Pilkada Bolsel, Bupati Iskandar Kamaru dan Wakil Bupati Deddy Abdul Hamid kembali maju sebagai calon bupati dan wakil bupati Bolsel.

Yang menarik, di Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut. Sang petahana Olly Dondokambey selaku Gubernur dan Steven Kandouw sebagai Wakil Gubernur hampir pasti diusung PDI Perjuangan.

Namun OD-SK bakal ditantang sejumlah kandidat yang juga kepala daerah, seperti Walikota Manado GS Vicky Lumentut Bupati Talaud Elly Engelbert Lasut, Bupati Minsel Christiany Eugenia Paruntu, Bupati Minut Vonny Anneke Panambunan, Bupati Boltim Sehan Salim Landjar, Walikota Tomohon Jimmy F. Eman.

Jumlah Pasien Corona di Sulut Terus Meningkat

Sementara itu, hingga Jumat (12/06/2020), jumlah pasien positif corona terus meningkat dari hari ke hari dan kini berjumlah 636 pasien. Bahkan disebutkan bahwa presentase penyebaran virus lebih tinggi dari tingkat nasional.

Jumlah kasus per 100.000 penduduk atau attack rate sejumlah daerah di Sulut terbilang tinggi.

Sebagaimana dipaparkan Gugis Tugas Provinsi Sulut, Kota Manado terbilang tinggi di Sulut. Sebab dari akumulasi 363 kasus positif covid di Manado hingga Rabu (10/06/2020), attack rate-nya mencapai 84,1. Itu artinya dari 100.000 penduduk, ada 84 orang yang positif covid-19.

Baca Juga  Demokrat Terjunkan Satgas Pilkada di Sulut, Pesan AHY: Kita Ingin Menang Tapi Juga Selamat

Kota Tomohon juga attack rate-nya terbilang tinggi di Sulut yakni mencapai 36,1. Lalu diikuti Kabupaten Minahasa dengan 15,1, Kabupaten Minut dengan 11,9, Kota Kotamobagu dengan 7,9, Mitra dengan 6,6, Minsel dengan 5,7, Talaud dengan 5,5, Bitung dengan 5,1, Bolsel dengan 4,6, Sangihe dengan 4,6, Bolmut dengan 3,8, Bolmong dengan 1,6 dan Boltim dengan 1,4.

Namun upaya dan kerja keras kepala daerah pada sejumlah kabupaten/kota di Sulut terbilang berhasil mengamankan daerahnya dari penyebaran Covid-19

Sebagaimana data yang disampaikan gugus tugas pusat, dari 15 kabupaten/kota di Sulut tercatat ada 6 daerah yang masuk zona hijau dan merah, zona aman dari Covid-19 dan produktif. Ada dua daerah yang masuk zona hijau yakni Kabupaten Boltim dan Sitaro. Sedangkan 4 daerah yakni Kabupaten Talaud, Mitra, Sangihe, dan Bolmong Utara (Bolmut) masuk zona kuning.

Itu artinya masih ada 9 kabupaten/kota (lebih dari setengah, red) yang belum aman dari Covid-19, yang terdiri dari 5 kabupaten masing-masing Minahasa, Minut, Minsel, Bolaang Mongondow (Bolmong) dan Bolsel serta 4 kota, yakni Kota Manado, Tomohon, Bitung dan Kotamobagu. Ini tentu akan menjadi pekerjaan rumah bagi ke-9 kepala daerah termasuk gubernur dan wakil gubernur Sulut untuk terus berjuang masuk ke zona hijau dan kuning. Terlebih bagi mereka yang akan maju kembali di Pilkada Serentak dengan status petahana.

Lalu akankah penanganan Covid-19 oleh para petahana dan nonpetahana menjadi issu sentral selama tahapan kampanye Pilkada Serentak 2020 di Sulut? Kita tunggu saja. (Catatan Redaksi JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0