HomeBerita UtamaManado City

Pilkada Manado Tiga Paslon Atau Head To Head? Pengamat: Gerindra Jadi Penentu

Pilkada Manado Tiga Paslon Atau Head To Head? Pengamat: Gerindra Jadi Penentu

MANADO, JP- Hingga kini Pilkada Manado belum memberikan titik terang berapa jumlah pasangan calon (Paslon) yang bakal bertarung. Pasalnya, lobi-lobi yang tengah dilakukan baik oleh kandidat dan partai politik (Parpol) maupun antarparpol masih berlangsung intens.

Namun menurut Pengamat Politik Sulawesi Utara Stefanus Sampe Ph.D, Pilkada Manado berpeluang menghadirkan dua hingga tiga paslon.

“Pilkada Manado bisa head to head atau dua paslon, bisa juga tiga paslon,” ungkapnya.

Ia menyebut, paslon pertama adalah Andre Angouw (AA) sebagai calon walikota tapi belum tahu siapa wakilmya bisa Richard Sualang, Roland Roeroe, Mahmud Turuis atau Ayub Albugis yang akan diusung PDIP. Paslon kedua, lanjutnya, yakni Mor Dominus Bastiaan dan Hanny Joost Pajouw (MOR-HJP) yang diusung Partai Demokrat Sedangkan paslon ketiga adalah Julyeta Paulina Amelia Runtuwene dan Harley Mangindaan diusung Partai NasDem.

“Tapi kalau head to head pertarungan antara paslon PDIP dan paslon Demokrat,” ujarnya.

Menariknya, menurut jebolan S2 Public Policy di Australian National University ini, penentu dua paslon atau tiga paslon adalah Partai Gerindra.

“Analisa saya, Pilkada Manado dua atau tiga paslon, penentunya adalah Partai Gerindra,” katanya.

Dosen Fisip Unsrat Manado ini pun membeberkan analisanya. “Karena sampai sekarang hanya Partai Gerindra yang belum menyatakan dukungannya ke siapapun dan pak Prabowo sebagai ketua umum tidak bisa dipengaruhi partai atau politisi manapun. Apalagi Gerindra punya empat kursi di DPRD Manado sehingga punya nilai tawar yang kuat,” katanya.

Lanjut Sampe, Gerindra lebih berpeluang merapat ke PDIP atau NasDem. Namun tentu dia akan memberikan syarat utama, yakni kursi calon wakil walikota Manado untuk kadernya, yakni Sekretaris DPD Partai Gerindra Sulut Melky Suawah.

Baca Juga  Demi Menangkan MOR-HJP, Politisi Senior Golkar Ini Kembali Terjun Ke Politik

“Gerindra bisa ke PDIP karena sampai sekarang PDIP belum memiliki calon wakil walikota. Tapi masalahnya PDIP tanpa koalisi parpol pun bisa mengusung calon sendiri dari kalangan kadernya. Begitu juga Gerindra bisa merapat ke NasDem namun konsekuensinya JPAR harus mengganti pasangannya saat ini dengan kader Gerindra. Kalau ke Demokrat agak sulit Gerindra merapat karena selain paslonnya sudah final, jumlah kursi Partai Demokrat dan PAN di DPRD sudah memenuhi syarat mengusung MOR-HJP,” jelasnya.

Namun jika akhirnya keputusan Gerindra merapat ke PDIP, menurut Sampe, bisa mengikis pencalonan JPAR di Pilkada Manado, dan terciptalah head to head.

“Karena meski total kursi JPAR-Ai memenuhi syarat yakni 8 kursi namun masih sangat rawan untuk berubah di injuri time. Ingat, hubungan pak Olly Dondokambey dan Ketua Umum Perindo pak Hary Tanoesoedibjo sangat dekat, apalagi di Pilgub (Pemilihan Gubernur Sulut, red) Perindo mendukung Olly. Karena itu bukan tidak mungkin Partai Perindo akan mencabut dukungannya ke JPAR dan merapat ke PDIP di injuri time seperti contoh di Minut di mana PBB yang dikabarkan mencabut dukungan ke paslon Sintya Rumumpe dan Petrus Macarau,” bebernya.

“Belum lagI paslon JPAR-Ai dan MOR-HJP bukan lawan sembarang. Karena JPAR-Ai diusung NasDem yang diketuai GS Vicky Lumentut, yang masih menjabat walikota Manado hingga tahun depan dan hampir pasti tidak maju di Pilgub Sulut. Sedangkan MOR-HJP selain MOR merupakan petahana yang sudah 4 tahun lebih menjabat wakil walikota Manado, paslon ini sangat aktif blusukan ke masyarakat Manado dan menyakurkan bantuan,” tambah Sampe.

Baca Juga  Guru-Guru dan ASN Pemkab Minahasa Mengeluh, Gaji Januari dan Tunjangan Sertifikasi Tak Kunjung Cair

Hal lain, lanjutnya, SK untuk JPAR-Ai dari Perindo, tidak diserahkan langsung oleh Ketua Umum DPP Perindo, melainkan penguus harian DPP.

“Berbeda saat Perindo menyerahkan SK calon gubernur Sulut kepada pak Olly, ketua umumnya yang menyerahkan langsung. Dan jika benar Perindo mencabut dukungannya ke JPAR-Ai, maka seperti kata orang Manado dari pada nol (gagal maju, red), mau tidak mau NasDem terima syarat dari Gerindra agar bisa berkoalisi dengan Gerindra, supaya JPAR bisa maju Pilkada walau harus berubah pasangan (calon) wakilnya. Tapi sekali lagi Ini hanya analisa saja namun tentu harus tetap diwaspadai kubu JPAR-Ai kemungkinan terburuknya,” bebernya.

Memang, diakui lulusan S3 Government di University of Canberra, masih ada PKS dengan dua kursi yang bisa diajak koalisi oleh NasDem jika Perindo benar-benar merapat ke PDIP

“Tapi persoalannya tetap saja, PKS pasti akan menuntut kursi papan dua (Cawawali Manado, red) untuk kadernya. Itu sudah jadi harga mati bagi PKS, sama seperti Gerindra. Bahkan mereka sudah mewacanakan mengusung Sonya Selviana Kembuan-Syarifuddin Saafa, berkoalisi dengan sejumlah partai membentuk poros baru,” tukasnya.

Jadi intinya, tambah Sampe, arah dukungan Partai Gerindra di Pilgub akan berpengaruh di Pilkada Manado. Karena sampai sekarang pun Gerindra belum menyatakan dukungan di Pilgub,” pungkasnya.

Lalu bagaimana dengan Partai Golkar? “Dengan pernyataan Ketua KPU Sulut Ardiles Mewoh bahwa mereka berlakukan aturan bebas murni, peluang pak Imba (Jimmy Rimba Rogi, red) untuk maju Pilkada Manado makin menipis. Dan bahwa di Pilgub ada PAN bersama Golkar mengusung CEP-SSL (Christiany Eugenia Paruntu-Sehan Salim Landjar, red) lalu sebentar jika Demokrat memberi dukungan ke CEP-SSL maka sudah pasti Golkar akan merapat ke Demokrat di Pilkada Manado untuk mengusung MOR-HJP. Ini juga sekaligus bisa menjawab polemik di Gerindra di mana DPD Sulut telah mengusulkan nama Imba-Pricilia Waworuntu untuk diusung maju Pilkada Manado ke DPP,” papar Sampe.

Baca Juga  Beri Solusi Atas Kebijakan Social Distancing, E2L-MAP Salurkan 12 Ton Beras

Ditanya soal peluang poros baru yang bisa saja dibentuk sejumlah partai seperti Golkar, Gerindra, PKS dan Hanura, Sampe menyebut sulit terwujud.

“Melihat dinamika di lapangan maka poros baru sulit terwujud. Partai-partai itu akan merapat ke partai yang sudah ada calonnya,” tukas Sampe.

Sekretaris DPD Partai Gerindra Sulut Melky Suawah ketika dikonfirmasi mengaku partainya masih terus melakukan komunikasi politik dengan semua kandidat dan parpol.

“Segala kemungkinan bisa terjadi. Kita lihat saja nanti hasil akhirnya seperti apa. Yang pasti komunikasi masih jalan, bisa sampai di injuri time (sebelum pendaftaran ditutup, red),” ucap Suawah.

Sementara itu, kubu JPAR-Ai meyakini dukungan Perindo dan juga PSI tidak berubah ke jagoannya dan bersama Partai Nasdem mengusung JPAR-Ai.

“PAHAM (Paula Harley Mangindaan, red) tidak berubah. Pasangan JPAR-Ai tidak akan diganti,” tandas Ketua DPD NasDem Sulut GS Vicky Lumentut kepada wartawan baru-baru ini. (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0