MANADO, JP- Dinamika Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Manado kian menarik.
Sejauh ini ada tiga pasangan calon (Paalon) yang sudah ditetapkan partai politik (Parpol) masing-masing.
Mereka adalah Paslon Mor Dominus Bastiaan dan Hanny Joost Pajouw (MOR-HJP) yang diusung Partai Demokrat dan PAN dengan total 10 kursi di DPRD Manado, Paslon Julyeta Paulina A. Runtuwene dan Harley Mangindaan (JPAR-Ai) yang diusung Partai NasDem, Perindo dan PSI dengan total 8 kursi serta Paslon Andrei Angouw dan Richard Sualang (AA-RS) yang diusung PDI Perjuangan dengan 10 kursi.
Dengan demikian, masih ada 4 parpol yang belum pasti mengusung calon di Pilwalkot Manado, yakni Partai Golkar dengan 5 kursi, Gerindra 4 kursi, PKS 2 kursi dan Hanura 1 kursi. Keempat parpol ini punya kans membentuk poros baru karena melebihi syarat dukungan minimal 8 kursi di DPRD Manado. Namun hingga kini belum ada kata sepakat untuk berkoalisi diantara keempat parpol ini.
Partai Golkar dan Gerindra sudah memberi signal bakal berkoalisi di Pilwalkot Manado. Di mana awalnya Golkar telah menyerahkan surat tugas kepada Jimmy Rimba Rogi alias Imba untuk maju sebagai calon walikota Manado dan wajib membangun koalisi dengan parpol lain untuk menggenapkan syarat dukungan. Dan setelah dilakukan komunikasi politik dengan Gerindra akhirnya DPD Gerindra Sulut mengusulkan Paslon Imba-Pricilia Waworuntu untuk direstui Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
Sementara itu, PKS dan Hanura sudah menyerahkan SK Form B1-KWK mengusung Paslon Sonya Selviana Kembuan dan Syarifuddin Saafa (SSK-SS). Namun Paslon ini masih membutuhkan tambahan 5 kursi dan itu ada pada Partai Golkar. Hanya saja kans Paslon SSK-SS mendapatkan SK Golkar sangat sulit terwujud.
Pasalnya, Juru Bicara DPD Partai Golkar Feryando Lamaluta berulangkali menegaskan Golkar tetap mengusung Imba. Apalagi dengan 5 kursi Golkar tetap ngotot ada kadernya yang diusung di Pilwalkot Manado sebagai calon walikota. Hal ini membuat peluang terbentuknya poros baru untuk SSK-SS untuk bisa maju di Pilwalkot Manado sangat kecil terjadi.
Lalu kemana arah dukungan keempat parpol ini jika gagal membentuk poros baru?
Informasi yang diperoleh Partai Gerindra tetap masih menunggu SK dari Partai Golkar yang mengusung Imba untuk dipasangkan dengan kader Gerindra.
Namum jika koalisi “duo G” ini batal, Golkar diprediksi bakal merapat ke Demokrat dan PAN mengusung MOR-HJP. Pasalnya, di satu sisi Demokrat tidak memiliki calon di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulut, berbeda dengan PDI-Perjuangan dan Partai Nasdem yang memiliki kandidat masing-masing. Sehingga jika Golkar mengusung MOR-HJP maka Demokrat dengan sendirinya mendukung Calon Gubernur dan Wagub Christiany Eugenia Paruntu dan Sehan Salim Landjar (CEP-SSL) yang diusung Partai Golkar dan PAN di Pilgub. Apalagi PAN telah menjadi partai pengusung MOR-HJP.
Sedangkan PKS diprediksi bakal merapat ke Demokrat dan PAN mengusung MOR-HJP mengingat hubungan yang baik dan selalu bersama-sama antara Demokrat dan PKS semasa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden RI. Belum lagi MOR-HJP sudah diusung PAN.
Namun PKS juga diprediksi bisa mengusung kandidat dari NasDem, mengingat saat ini beredar luas di medsos SK PKS mengusung Paslon DR (HC) Vonny Anneke Panambunan STh dan Pendeta (Pdt) Hendry Corneles Mamengko Runtuwene STh di Pilgub Sulut yang diusung NasDem, meski SK tersebut belum ada Form B1-KWK yang akan dipakai untuk pendaftaran di KPU.
Dan bukan tidak mungkin Hanura ikut mengusung MOR-HJP seperti yang terjadi di Minahasa Utara (Minut) di mana Hanura bergabung dengan Golkar dan PAN. Sedangkan Gerindra bisa saja merapat di salah satu dari tiga paslon yang sudah ditetapkan partai politik.
Jika prediksi ini terjadi maka kekuatan MOR-HJP bakal semakin lebih besar karena didukung 4-5 parpol dengan 17-18 kursi jauh lebih banyak dari kandidat yang diusung PDI-Perjuangan dan NasDem, sehingga kans MOR-HJP menang semakin besar. (JPc)
COMMENTS