TALAUD, JP- Satu orang tanpa gejala (OTG) di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara masih menunggu hasil test swab atau apus tenggorakan dari laboratorium.
Pria berusia 41 tahun yang berdomisili di Kecamatan Kabaruan tersebut dinyatakan telah menjalani dua kali telah menjalani sebanyak dua kali rapid test.
Rapid test pertama pada tanggal 14 April, hasil rapid nonreaktif. Hal itu berdasarkan surat yang diberikan oleh RS Bhayangkara Sukabumi. Tanggal 24 April dilakukan rapid test kedua pada hari kesepuluh, dan hasilnya reaktif.
Bahkan sebelumnya, pada 8 April lalu atau beberapa hari sebelum Rapit test pertama, pria tersebut juga sempat menjalani pemeriksaan foto thorax hasilnya adalah ia menderita bronkopneumonia; infeksi yang menyebabkan peradangan paru-paru yang terjadi baik area alveoli (kantung udara, red), maupun bronki (saluran udara yang memastikan udara masuk dengan baik dari trakea ke alveolus, red).
“Berita tentang sudah ada yang positif sebenarnya itu harus diklarifikasi. Maksud positif adalah hasil rapid test, bukan hasil laboratorium. Yang memastikan dia positif (Covid-19) atau tidak adalah hasil dari laboratorium dari apus tenggorokan. Dan itu kita masih menunggu, karena baru dikirim tadi dengan menggunakan Kapal Barcelona 2, yang nantinya akan dijemput oleh Dinkes Provinsi. Rencana besok akan dilakukan pengambilan swab dan serum hari ke-2,” ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kepulauan Talaud dr. Kerry Monangin yang dihubungi, Sabtu (25/04/2020) malam.
Namun, menurut Monangin, pria tersebut memiliki riwayat perjalanan.
“Jadi sebelumnya dia terbang dengan menggunakan Batik Air pada tanggal 16 April 2020. Keesokan harinya, ia berangkat dari Manado menggunakan KM Barcelona 2 dan tiba di Talaud pada 18 April 2020,” bebermya.
Monangin menambahkan, pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi dengan mengeñ pemeriksaan untuk kontak erat serumah sebanyak 3 orang dan hasilnya nonreaktif.
“Tracking kontak juga sementara kami lakukan. Sampai saat ini sudah 15 orang yang masuk dalam kontak erat. Kemungkinan kontak erat masih akan bertambah. Besok akan dilakukan pemeriksaan rapid test untuk 11 kontak erat,” bebernya.
Monangin mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap meningkatkan kewaspadaan dengan mengikuti anjuran protokol kesehatan yang disampaikan pemerintah.
Dia juga meminta agar setiap orang yang berstatus OTG, ODP (Orang dalam pemantauan), PDP (Pasien dalam pengawasan) agar tidak didiskreditkan atau dikucilkan. Sebaliknya harus didukung agar mereka terdorong untuk lebih cepat sembuh.
“Saat ini satu OTG tersebut dalam keadaan sehat,” tukasnya.
.
Monangin pun meminta masyarakat, terutama kepada tim gugus tugas kecamatan dan desa agar mengedukasi masyarakat agar mereka ini jangan didiskreditkan atau dikucilkan.
“Terlebih bagaimana kita mensuport supaya dia (OTG, red) bisa sehat terus,” tandas Monangin. (JPc)
COMMENTS