NAMA Mor Dominus Bastiaan mendadak ramai jadi perbincangan publik akhir-akhir ini setelah sosok politisi yang selalu tenang dan bersahaja ini ditunjuk menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Utara oleh Ketua Umum Agus Harimurti Uudhoyono (AHY), Kamis (02/10/2025) lalu, menggantikan anggota DPR RI Hillary Brigitta Lasut (HBL).
Penunjukan Mor disambut gembira kader partai berlambang bintang mercy ini. Bagi mereka pilihan Mor menahkodai Partai Demokrat di Sulut merupakan sebuah keputusan yang tepat. Terbukti dengan tidak ada riak-riak penolakan di kalangan kader partai. Karena bagi kader, Mor memiliki rekam jejak yang mumpuni sehingga sangat layak menjadi pemimpin mereka.
Mor memulai perjalanan panjang politiknya dari bawah menjadi anggota partai. Ia terlahir dari pasangan Ko Leng dan Ci Annie Karibato. Politisi kelahiran 17 Maret 1974 ini merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Dia dibesarkan di Kota Manado dalam lingkungan keluarga pebisnis, sehingga ia tumbuh menjadi sosok yang penuh disiplin dan pekerja keras.
Selain itu Mor diketahui berdarah Sangihe dan Tionghoa, karena merupakan cucu dari Alm. Kho Boen Pae yang sangat dikenal di kota Manado dan Ch Bastiaan (Ida Bastiaan) serta Alm. Oscar Karibato dan Alm. Stien Pangalila. Tak heran bila kemudian Mor dikenal sebagai pengusaha di bidang diving resort, pengumpul hasil bumi, restoran dan lain-lain. Bahkan istrinya Imelda Markus atau lebih dikenal Ci Mei merupakan putri dari pemilik toko kain Cemerlang.
Mor menempuh pendidikan hingga lulus di SD dan SMP Kristen Eben Haezar Manado, SMA Negeri 1 Manado, serta Fakultas Ekonomi dan Hukum di Universitas Sam Ratupangi (Unsrat) Manado. Menariknya, Mor juga menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Theologia El Shadai Manado. Alhasil, ayah dari Rachel Getroida Bastiaan, Eilleen Alisa Bastiaan dan Joshua Jimmy Bastiaan ini boleh dibilang politisi langka karena menyandang sejumlah gelar sarjana S1, yakni Sarjana Theologi (STh), Sarjana Hukum (SH) dan Sarjana Ekonomi (SE). Sebuah perpaduan gelar akademik yang unik.
Meski seorang pebisnis, Mor tidak hanya memfokuskan hidupnya dalam dunia usaha. Dia terpanggil untuk membantu masyarakat demi menggapai kesejahteraan bersama lewat jalur politik. Di mana tahun 2003 dia memilih Partai Demokrat dan ternyata naluri politiknya sangat tepat. Terbukti, di partai besutan Presiden Ri keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Mor menapaki karier politiknya dengan meyakinkan.
Terbukti, tahun-tahun berikutnya, Mor langsung dipercayakan memegang sejumlah jabatan organisasi yang penting dan strategis. Baru setahun menjabat dia pertama kali ikut Pemilu dan langsung terpilih menjadi anggota DPRD Manado periode 2004-2009 dari Partai Demokrat. Setahun kemudian tepatnya tahun 2005 dia dipercaya menjabat Ketua DPC Angkatan Muda Demokrat Indonesia (AMDI) hingga tahun 2010. Meski masih menduduki jabatan ini, Mor terpilih menjadi Ketua DPC Partai Demokrat Kota Manado pada tahun 2008, periode 2008-2013. Kemudian pada tahun 2009, dia dipercaya menjabat Wakil Ketua DPRD Kota Manado hingga 2014. Tahun 2011 Mor “naik level” di struktural partai ketika dipercaya menjadi Bendahara DPD Partai Demokrat Sulawesi Utara, periode 2011-2021.
Tak sampai di situ. Dari jabatan legislatif sebagai wakil rakyat, Mor dipilih masyarakat Kota Manado menjadi Wakil Walikota Manado periode 2016-2021, mendampingi walikota saat itu GS Vicky Lumentut yang diusung Partai Demokrat. Selama menduduki jabatan eksekutif ini, Mor bersama GSVL dinilai sukses memajukan kota Manado dengan seabrek penghargaan keberhasilan. Bahkan di mata masyarakat kota Manado, Mor disebut politisi yang peduli memberikan bantuan dan dekat dengan maayarakat, yang dilakukannya dengan ketulusan.
Tahun 2020, Mor diusung partainya kembali maju di Pilkada Kota Manado tapi sebagai calon Walikota Manado berpasangan dengan Hanny Joost Pajouw (HJP) sebagai calon Wakil Walikota Manado. Dan kala itu terjadi pandemi COVID-19, Mor tanpa banyak publikasi dan dengan tulus menggelontorkan dana pribadinya bersama HJP menyalurkan bantuan bahan pokok untuk membantu warga kota Manado.
Sayangnya, keberhasilan tidak berpihak kepada Mor-HJP. Keduanya kalah di Pilwako Manado. Namun Mor tulus menerimanya. “Nda apa-apa (tidak terpilih). Saya hormati pilihan masyarakat. Yang pasti saya tulus memberi bantuan kepada masyarakat apalagi saat itu sedang Covid. Selama kita tulus memberi kita pasti diberkati. Dan saya percaya Tuhan punya rencana yang baik untuk saya,” ujarnya kala itu.
Meski demikian, Mor tetaplah sosok yang diperhitungkan. Terbukti pasca kalah di Pilwako Manado, banyak partai politik meminangnya dengan tawaran jabatan yang menggiurkan. Namun Mor tak bergeming, dia memilih tidak mau mengkhianati Partai Demokrat dan tetap setia pada partainya itu. Kesetiaan pada partainya di tengah tawaran yang datang silih berganti membuktikan bahwa Mor bukan sosok politisi “kutu loncat”.
Awalnya, banyak warga menilai Mor akan meninggalkan panggung politik dan kembali fokus pada bisnisnya. Namun ternyata salah. Dia tetap berada di arena politik dalam rumahnya Partai Demokrat. Kesetiaannya itu akhirnya membuahkan hasil. Tahun 2020-2021 Mor ditunjuk menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Partai Demokrat Sulut dan kemudian menjadi Wakil Ketua I DPD Partai Demokrat Sulut periode 2022-2027 di bawah kepemimpinan Elly Engelbert Lasut (E2L) selaku Ketua. Dia tidak kecewa, tidak protes, tidak juga keluar dari partai tapi tetap taat dan setia pada keputusan partainya. Saat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut tahun 2024 Mor ditunjuk partainya menjadi Ketua Tim Pemenang dan dia tulus all out berjuang memenangkan pasangan calon yang diusung Partai Demokrat Elly Engelbert Lasut – Hanny Joost Pajouw (E2L – HJP).
Selepas kegagalan jagoannya di Pilgub Sulut lagi-lagi warga menilai Mor akan kembali fokus ke bisnisnya meninggalkan panggung politik. Di sisi lain muncul isu kalau Mor akan meninggalkan Partai Demokrat dan masuk ke partai besar lainnya dengan menduduki jabatan strategis di partai tersebut. Tapi terhadap isu itu Mor hanya menjawabnya dengan senyum. Dan lagi-lagi dia tetap memilih setia pada Partai Demokrat. Kesetiannya tetap menyala dan membuahkan hasil. Mor tiba-tiba ditunjuk menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Sulut. Tapi dia tidak jumawa, tetap rendah hati dan menegaskan ketulusan, kesetiaan dan ketaatannya pada Partai Demokrat. Kepada kader Partai Demokrat di Sulut Mor langsung menegaskan pergantian kepemimpinan dari HBL kepada dirinya berlangsung baik dan penuh kekeluargaan serta menegaskan hubungan dia dengan HBL dan E2L baik-baik saja.
“Saya bersyukur bisa terus berjuang di Demokrat. Ini rumah saya, tempat saya belajar arti loyalitas dan pelayanan,” ucapnya.
Dan yang mengagumkan, Mor tak hanya menerima keputusan AHY, tapi juga taat menjalankan semua instruksi ketua umumnya yakni mengajak seluruh kader mendukung semua program dari Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut Mayjen (Purn) Yulius Selvanus dan Viktor Mailangkay (YSK Victory) yang berpihak pada rakyat serta menginstruksikan seluruh Fraksi Demokrat di DPRD provinsi maupun kabupaten/kota tetap kompak dan harus bersinergi dengan pemerintah daerah, sebagaimana DPP menjalin kerja sama konstruktif dengan pemerintahan nasional di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Kita ingin Demokrat hadir sebagai mitra strategis, bukan oposisi semata. Kehadiran kita harus memberi nilai tambah bagi masyarakat,” jelasnya.
Kepada kader Mor menegaskan pentingnya sinergi antara Partai Demokrat dan pemerintahan daerah demi kemajuan Sulawesi Utara dan bahwa Demokrat akan seirama dengan kepemimpinan YSK – Victory dalam membangun daerah. Ia menilai, kerja sama lintas partai dan pemerintah merupakan langkah nyata untuk mewujudkan Sulut yang lebih maju dan makmur.
“Program Gubernur Yulius Selvanus dan Wakil Gubernur Viktor Mailangkay perlu kita dukung bersama. Kita harus ikut berpartisipasi dalam setiap upaya yang bertujuan menyejahterakan rakyat Sulut. Apa pun yang dikerjakan pemerintahan YSK–Victory untuk rakyat, Demokrat akan hadir memberi dukungan penuh,” tegasnya.
Kini, Mor tengah dihadapkan pada beberapa agenda politik Partai Demokrat yang harus dijalaninya sebagaimana instruksi AHY, yakni segera melakukan konsolidasi di seluruh tingkatan partai dan memperkuat struktur organisasi hingga ke akar rumput, segera menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) pada akhir tahun 2025 yang merupakan program nasional partai yang dilaksanakan secara serentak di seluruh daerah serta menyiapkan pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) tahun 2026.
Tentu ini agenda yang tidak mudah. Namun dengan melihat rekam jejak Mor yang mumpuni serta karakternya yang kuat sebagai seorang pemimpin tulus, setia dan taat maka instruksi AHY dan sejumlah agenda politik partai tersebut akan terlaksana deangan baik dan sukses, yang ujung-ujungnya masa depan partai semakin menjanjikan.
Apalagi Mor sangat aktif di kegiatan gereja dan dipercaya menduduki jabatan strategis di gerejanya GPdI. Tak heran bila dia tampil sebagai seorang politisi yang takut akan Tuhan. Baginya terjun ke dunia politik adalah panggilan Tuhan untuk mewujudkan kebaikan bersama.
Tapi yang tak kalah menarik, rekam jejak mumpini sang pemimpin yang begitu menginspirasi ini dilandaskan pada sebuah keyakinan diri dan menjadi kata kunci dalam perjalanan panjang politiknya.
“Doakan dan jalani setiap kepercayaan yang diberikan dengan sungguh-sungguh dan penuh ikhlas. Dengan demikian maka Tuhan pasti menyertai dan memberkati kita serta membantu kita meraih kemenangan,” ucap Mor Bastiaan dalam setiap kesempatan.
So, kita tunggu saja langkah sang pemimpin inspiratif Mor Dominus Bastiaan dalam menahkodai Partai Demokrat. (Simon)