FOTO: Tersangka Hanny saat hendak dibawa ke Rutan Malendeng.
MANADO, JP – Tim Penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Utara (Sulut) melakukan penahanan terhadap tersangka berinisial Dr.Ir.H.H.C.R,Msi.MM alias Hanny, (69), warga Citraland Westrn Park I No.3 Kota Manado, Kamis (06/10/2022).
Pria yang yang tercatat sebagai mantan Direktur Utama PDAM Kota Manado ini diduga melakukan tindak pidana korupsi terkait kerjasama dan pengelolaan aset PDAM Kota Manado dengan PT Air Manado tahun 2006 – 2021.
Demikian rilis dari Kepala Kejaksaan Tinggi Sulut Edy Birton, SH., MH., melalui Kasi Penkum Theodorus Rumampuk, SH.,.MH., kepada jejakpublik.com, Jumat (07/10/2022).
Diketahui, kasus ini berawal pada tanggal 22 Oktober 2005 tersangka Hanny selaku Direktur Utama PDAM Kota Manado kala itu diduga secara bersama-sama ,maupun bertindak sendiri-sendiri melawan hukum dan menyalahgunakan kewenangan yang ada padanya telah menandatangani perjanjian Kerjasama (Cooperation Agreement) antara Pemkot Manado/PDAM Kota Manado dengan Indo Water BV Drenthe Belanda (NV WMD), dalam pengelolaan air bersih di Kota Manado yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga seluruh asset-aset milik PDAM Kota Manado yang dibiayai oleh APBD, APBN, Hibah Pemerintah pusat dan World Bank beralih ke pihak swasta dalam hal ini PT. Air Manado sehingga mengakibatkan kerugian negara cq Pemerintah Kota Manado cq PDAM Kota Manado sebesar € 936.000,00 dan Rp.55.964.456.755,00.
Perbuatan tersangka Hanny diduga melanggar Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 3 jo Pasal 18 UU No . 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambahkan oleh UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHPidana.
Setelah diperiksa penyidik, tersangka ditahan berdasarkan Surat Perintah Penahanan Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara Nomor: PRINT- 1053 /P.1/Fd.1/10/2022 tanggal 06 Oktober 2022 selama 20 (dua puluh) hari terhitung sejak tanggal 06 Oktober 2022 sampai dengan tanggal 25 Oktober 2022. Tim penyidik dalam perkara ini diantaranya Eko Prayitno, SH., MH., Sinrang, SH., MH., M. Harun Sunadi, SH., SE., MH., dan Parsaoran Simorangkir, SH., MH. (JPc)
COMMENTS