SIAPA yang tak kenal Pendeta (Pdt) Hanny Pantouw STh? Dia adalah seorang tokoh agama sekaligus tokoh adat dan tokoh masyarakat Sulawesi Utara. Karenanya, jejakpublik.com tertarik untuk mengulas sepenggal potret kehidupan dari sosok yang sangat inspiratif ini.
Orator Hebat, Motivator Terbaik
Pdt Hanny bukan hanya seorang hamba Tuhan dan pemimpin sebuah ormas. Ia juga dianggap banyak orang terlebih pengikutnya di ormas adat Laskar Manguni Indonesia (LMI) sebagai orator hebat, dan kerap disejajarkan dengan beberapa orator hebat di jaman penjajah seperti Soekarno, Bung Utomo, HR Rasuna Said, Raden Haji Oemar Said Tjokroaminoto dan sebagainya.
Pdt Hanny diakui memiliki teknik public speaking yang sangat baik. Ia sangat piawai dalam berbicara. Kalimat yang disampaikannya mampu membius banyak orang. Suaranya kerap menggelegar. Ia bukan hanya untuk berkoar-koar saja. tapi setiap kalimat yang diucapkannya memiliki ruh yang begitu kuat sehingga mampu menghipnotis semua yang mendengarnya sekaligus mengobarkan semangat pengikutnya dan melunakan pihak yang dikritik. Tak heran bila orasinya selalu memberikan dampak yang begitu dahsyat, orang yang mendengarnya mengkuti mengikuti imbauan atau perintahnya.
Terlebih ketika berada di depan ribuan anggota Laskar Manguni Indonesia (LMI) atau ketika ia memimpin demo membela maayarakat yang tersolimi, memperjuangkan penegakan hukum atau bereaksi menyikapi aksi terorisme, radikalisme dan intoleran yang terjadi di Indonesia.
Dalam orasinya, Pdt Hanny juga kerap bergaya humor yaitu mewarani pidato-pidatonya dengan lelucon-lelucon sehingga membuat orasinya benar-benar berwarna. Dan ia selalu mengakhiri orasinya dengan berulang kali mengumandangkan pekik “I Yayat U Santi” dan “Merdeka” dengan khidmat dan menggetarkan, yang kemudian diikuti oleh pengikutnya berulang-ulang kali pula.
Tak hanya orator hebat, Pdt Hanny juga seorang motivator terbaik seperti beberapa motivator fenomenal Indonesia diantaranya Tung Desem Waringin, James Gwee, Merry RianaI, lham Saheri, Gede Prama, Christian Adrianto, Krishnamurti, Hermawan Kartajaya, Andrie Wongso, Bong Chandra dan Mario Teguh.
Ia tampil sebagai pembicara di sejumlah forum resmi yang telah banyak memberikan dampak positif kepada banyak orang dalam beberapa aspek kehidupan mereka. Dalam beberapa kesempatan ia tidak hanya memotivasi orang dengan memberikan segudang ilmu dan tips-tips sukses yang dasyat tapi juga kerap memberikan kesaksian tentang pengalaman hidupnya di dunia hitam dan kemudian bertobat, yang begitu menginspirasikan dan mengubah kehidupan banyak orang ke arah yang lebih baik.
Ucapan yang terlontar dari mulut Pdt Hanny bukan keluar begitu saja, tetapi sarat makna dan juga ilmu yang bisa diserap dan diterapkan oleh para pendengarnya dan memberikan banyak manfaat yang tidak bisa didapat dari motivator lain.
Dalam berbicara Pdt Hanny sering kali menggunakan bahasa yang sederhana, perpaduan antara Indonesia dan dialeg Manado. Banyak orang terlebih pengikutnya di LMI mengakui kata-kata Pdt Hanny dapat mengubah mindset atau pola pikir seseorang. Banyak dari mereka yang berada di dunia hitam akhirnya bertobat dan menjadi baik.
Selain itu, dalam memberikan motivasi pada orang banyak, Pdt Hanny juga selalu menggunakan bahaya yang lembut dan sangat sejuk namun to the point (tidak bertele-tele, red) dan penuh bijaksana sehingga banyak orang yang merasa senang mendengarkannya dan termotivasi. Dan terkadang ia berrbicara dengan dialeg Manado dan diselingi kalimat berbahasa Inggris yang berisi lelucon namun sarat makna sehingga dapat mencairkan ketegangan.
Pdt Hanny juga selalu memberikan memotivasi dalam bidang pengembangan diri, karier, strategi bisnis, dan bagaimana caranya membangun keluarga harmonis dan mengajak mereka untuk bekerja keras agar bisa menjadi manfaat dan berkat bagi banyak orang.
Ada beberapa kalimat yang paling sering disampaikan Pdt Hanny dan sangat memotivasi pengikutnya, diantaranya:
“Hiidup ini hanya sekali dan singkat, tapi jika hidupmu bermanfaaf dan menjadi berkat bagi orang lain maka sekali itu cukup”.
“Tetaplah bergerak dengan resiko jatuh dari pada diam dan membusuk”
Tapi kemampuan menjadi orator hebat dan motivator terbaik tidak diperolehnya dari lembaga pendidikan atau lewat pelatihan khusus, karena Pdt Hanny tidak pernah kuliah di mana pendidikannya hanya sampai di Sekolah Dasar (SD) dan juga tidak pernah mengikuti kursus untuk menjadi seorang orator karena sebagian besar hidupnya ia habiskan sebagai seorang ‘preman jalanan’ dan ‘preman berdasi’. Tapi justru dari pengalamannya selama 28 tahun di Kota Jakarta itulah ia tumbuh dan berkembang hingga menjadi seorang orator hebat dan motivator terbaik kaena bertemu dan berteman dekat dengan banyak orang. Pdt Hanny belajar secara otodidak dari pergaulannya dengan para preman jalanan, rakyat jelata, pengusaha, jaksa, polisi dan hakim, kepala daerah, jenderal hingga para menteri yang adalah tokoh nasional.
Terinspirasi DR Sam Ratulangi, Wujudkan Filosofi Si Tou Timou Tumou Tou.
Kehidupan dan pengabdian yang luar biasa dari Pdt Hanny di satu sisi karena Kasih dan kemahakuasaan Tuhan tapi juga lantaran terinspirasi dengan tokoh nasional asal Sulut yang juga adalah Pahlawan Indonesia yakni DR. Sam Ratulangi.
Hal ini diungkapkannya tepat pada peringatan hari lahir pemilik nama lengkap
Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi itu pada tanggal 5 November 2020.
Dalam sebuah wawancara jejakpublik.com, Pdt Hanny mengatakan Sam Ratulangi memiliki pemikiran global namun tidak pernah melupakan akar budayanya yaitui tanah Minahasa, yang tergambar jelas dengan filosofinya Si Tou Timou Tumou Tou yang artinya manusia hidup untuk memanusiakan manusia lain.
Bagi Pdt Hanny, filosofi tersebut tidak hanya mendunia, tapi juga memberikan support kebaikan yang telah diwariskan DR Sam Ratulangi untuk Sulut, Indonesia dan bahkan dunia, termasuk dirinya.
Menurutnya, jika filosofi itu dijalankan dengan baik dan benar oleh setiap warga maka tidak akan ada yang namanya membunuh orang, mencaci maki orang, mencabuli dan memperkosa orang, membully orang, menebar hoax atau berita bohong dan lain sebagainya. Justru sebaliknya dengan menghidupi filosofi DR Sam Ratulangi tersebut, maka akan tumbuh sikap saling membantu, bergotong royong, peduli, menghargai dan mencintai satu dengan yang lain dan sebagainya.
Diakui Pdt Hanny, filosofi ini telah menginspirasi kehidupannya selama ini, yakni saat ia memulai hidup baru usai mengalami pertobatan dari hidupnya yang hitam hingga kini memimpin ormas adat Laskar Manguni Indonesia (LMI). Di mana ia ingin diri dan hidupnya serta ormas dan jemaat yang dipimpinnya serta masyarakat pada umumnya bisa memberikan manfaat yang besar dan menjadi berkat bagi daerah, bangsa Indonesia dan bahian dunia. Dan filosofi itu sudah dan sedang diwujudkannya sehari-hari.
Tak cuma itu, terkadang banyak orang mengibaratkan Pdt Hanny seperti cicak. “Banyak orang bilang saya itu seperti cicak. Cicak itu selalu ada di mana-mana, ada di kuburan tapi juga ada di istana. Saya katanya selalu ada di mana-mana. Dan itu semua saya amini karena saya terinspirasi dengan filosofi Si Tou Timou Timou Tou dari DR Sam Ratulangi,” katanya.
Sosok Paripurna, Layak Menjadi Tokoh Nasional
Perjalanan hidup dan kiprahnya pasca pertobatan menggambarkan kalau Pdt Hanny adalah sosok yang paripurna.
Meski kini terbilang telah sukses, namun suami dari Gembala Maidy Palar dan ayah dari Pamela dan Elia ini pernah merasakan sulitnya hidup karena berada dalam keluarganya yang miskin. Sejak remaja menjadi ‘preman jalanan’ dan ‘preman berdasi’, hidup penuh kekerasan dan dosa, terjerembab dalam dunia hitam selama 28 tahun di Kota Jakarta.
Tapi kekuasaan kasih Tuhan telah mengalahkan segalanya. Mengalahkan karakter keras Pdt Hanny dan mengangkatnya dari lembah kelam kedosaan dan menjadi seorang Pendeta..
“Jika bukan karena kasih Tuhan saya pasti sudah membusuk dan mati di penjara,” ucapnya.
Tidak sampai di situ. Pdt Hanny juga merupakan seorang pejuang kemanusiaan. Ia rela menghibahkan tanahnya, menghabiskan dana pribadinya untuk membangun Panti Rehab Narkoba Parepei Romboken, yang diperuntukan bagi warga secara gratis. Ia juga aktif memberikan sosialisasi tentang bahaya narkoba sejak dini di sekolah-sekolah dan masyarakat melalui Yayasan Bunga Bakung yang didirikannya. Dan dari panti rehab inilah sudah ratusan anak muda pencandu narkoba dibebaskan dan dipulihkan.
Namun itu tidak menghentikannya untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Terbukti, Pdt Hanny bersama beberapa temannya mendirikan dan memimpin sebuah ormas adat Laskar Manguni Indonesia (LMi). Dan berkat kepemimpinannya, hingga kini LMI tidak hanya besar dalam kuantitas sebagai ormas adat terbesar di Indonesia tapi juga hebat dalam kualitasnya karena sudah banyak memberikan manfaat yang besar bagi pemerintah dan masyarakat serta TNI/Polri lewat karya-karya nyata. Pdt Hanny merupakan satu-satunya sosok dengan 2 gelar sekaligus, yakni Pendeta dan Tonaas Wangko.
Dan di dalam keluarganya, ia menjadi seorang suami dan juga ayah yang luar biasa bagi istrinya Gembala Maidy Palar serta untuk anak-anaknya Pamela dan Elia, bahkan menjadi satu-satunya hamba Tuhan dan pemimpin omas adat yang memiliki 40 anak-anak rohaninya.
Dan yang mengagumkan, Pdt melakukan semua itu dengan pengorbanan diri dan hidup yang besar baik pikiran, tenaga maupun materiil, tanpa pernah ia berhutang pada orang lain atau pihak manapun.
“Tuhan telah mengangkat saya dari dunia yang kelam dan membuat hidup saya lebih baik dan berarti. Karena itu saya ingin membalas kebaikan Tuhan dengan berbuat yang terbaik untuk Tuhan dan menjadi berkat kepada sesama, walau saya menyadari apa yang saya lakukan belum sebanding dengan keselamatan yang sudah Tuhan nyatakan dalam hidup dan diri saya di masa silam,” paparnya.
Tak dipungkiri, banyak yang menjadi pendeta, tapi jarang menemukan pendeta yang berasal dari dunia hitam seperti Pdt Hanny. Banyak hamba Tuhan yang memimpin jemaat, tapi sedikit hamba Tuhan yang juga memimpin ormas apalagi sebuah ormas adat terbesar di Indonesia seperti Pdt Hanny. Banyak juga yang jadi pengusaha tapi sangat sedikit yang terlibat aktif dalam kegiatan sosial seperti Pdt Hanny. Banyak yang menjadi politisi dan aktivis, tapi jarang ditemukan politisi dan aktivis yang berani dan intens menyuarakan kebenaran dan membela keadilan seperti Pdt Hanny. Banyak yang menjadi ketua ormas tapi hanya sedikit yang rela berkorban untuk membesarkan ormas yang dipimpinnya dan menjadikannya bermanfaat untuk banyak orang seperti Pdt Hanny. Banyak yang jadi pemimpin ormas, tapi sulit ditemukan pemimpin ormas yang bisa tampil luar biasa membawakan Firman dan khotbah dalam setiap ibadah ormas yang dipimpinnya seperti Pdt Hanny. Banyak yang menjadi pembicara, tapi hanya sedikit yang menjadi orator hebat dan motivator terbaik seperti Pdt Hanny. Dan masih banyak hal lain yang menggambarkan Pdt Hanny sebagai sosok yang paripurna.
Akhirnya, dari semua uraian ini tentunya Pdt Hanny layak didorong untuk tidak hanya berkarya di daerah. Pengalaman hidup dan kiprahnya yang luar biasa untuk daerah dan bangsa Indonesia selama ini serta keberaniannya yang besar melawan ketidakadilan, ancaman terorisme, radikalisme dan intoleran di tengah masyarakat dan bangsa Indonesia, meski terkadang nyawanya bisa jadi taruhan tersebut, dinilai banyak pihak sudah lebih dari cukup dan menjadikan Pdt Hanny sebagai ‘role model’ untuk selanjutnya bisa berkarya di pentas nasional, tapi bukan sebagai politisi ataui pengusaha, tapi sebagai seorang Tokoh Nasional.
Tak bisa dipungkiti saat ini Sulut sangat kekurangan stok Tokoh Nasional, dan karenanya tidak berlebihan jika Pdt Hanny bisa didorong menjadi seorang Tokoh Nasional asal Sulut. Apalagi ia merupakan sosok paripurna yang memulai hidupnya dari bawah bahkan dari dunia hitam, ‘sosok kelam’ yang kini ‘bersinar terang’.
Dan memang sudah banyak tokoh masyarakat dan tokoh agama, termasuk pengusaha, polisi, jaksa, aktivis, pemimpin ormas, pejabat, politisi, kepala daerah, pejabat pusat dan bahkan masyarakat biasa sangat menginginkan dan telah mendorong agar Pdt Hanny menjadi Tokoh Nasional asal Sulut.
Tentunya kita berdoa dan berharap semoga di tahun 2021 ini ada kado terindah di momen HUT ke-76 Kemerdekaan RI maupun hari-hari selanjutnya akan lahir putra-putri terbaik Sulut untuk menjadi Tokoh Nasional, salah satunya yang sangat layak untuk predikat itu adalah Pendeta Hanny Pantouw STh, sosok paripurna yang telah menginspirasi banyak orang. Jika ini terwujud maka kita boleh berujar syukur dan bangga: “Dari Sulut untuk Indonesia”. Semoga! (Habis)
COMMENTS