Tabernakel Yang Hidup

(Luk. 1:39-45)

Ketika masih frater, sangat suka mengunjungi orang sakit, apalagi mengantar komuni bagi mereka. Dalam setiap kunjungan selalu ada pengalaman yang menyentuh hati saya. Saya sangat bahagia kalau menyaksikan proses kesembuhan mereka. Saya percaya bahwa Allah turut bekerja dalam proses tersebut berkat Sakramen Mahakudus yang mereka terima. Sakramen Mahakudus memberikan daya rohani bagi orang sakit, sehingga ia bertahan dan bisa mengatasinya. Tentunya hal ini tidak bahwa pendampingan rohani ini menggantikan penanganan medis, namun memberikan kontribusi yang penting.

Kisah Injil Minggu Adven keempat ini membahas tentang Maria yang mengunjungi Elisabeth. Kunjungan Maria tersebut penuh daya ilahi dan membawa sukacita. Salam Maria mampu membuat bayi Yohanes dalam kandungan Elisabeth melonjak kegirangan dan Elisabeth pun dipenuhi Roh Kudus. Mengapa demikian? Daya rohani Maria tersebut berasal dari bayi Kristus dalam kandungan Maria. Kristuslah yang memampukan Maria dan membuat Yohanes melonjak kegirangan dan Elisabeth penuh Roh Kudus. Maria sendiri layaknya tabernakel yang mana di dalam dirinya bersemayalah Kristus. Kesatuan Maria dengan Yesus inilah yang membuat Elisabet menyebut Maria penuh rahmat (kecharitomene = gratia plena). Kalau Maria penuh rahmat berarti Maria itu kudus. Di dala. Diri Maria tidak ada celah sedikitpun bagi dosa untuk menguasai Maria. Seluruh Maria dipenuhi dengan Roh ilahi. Berdasar teks Kitab Suci ini, Gereja menetapkan Dogma Maria dikandung tanpa noda dosa asal.

Saudara terkasih, dalam perayaan Ekaristi, kita senantiasa menyambut Tubuh Kristus. Sang Roti Hidup itu datang dan tinggal di dalam diri kita. Ia menguasai hati kita dan bertahta di dalamnya. Dari sana Ia menggerakkan kita dan memperbaharui diri kita. Apakah kita sungguh menyadari hal ini. Seperti Maria, setelah misa kita menjadi tabernakel yang hidup. Kita membawa Kristus kemanapun kita pergi. Oleh karena itu marilah kita meningkatkan penghayatan iman kita. Juga kita perlu menghargai ekaristi. Tuhan memberkati kita. (*)

Penulis:

Pastor Ay’s Laratmase MSC