HomePendidikan & Agama

Unik, Idul Fitri 2021 Bertepatan dengan Hari Raya Kenaikan Isa Almasih, Bakal Terulang Lagi di Tahun 2248

Unik, Idul Fitri 2021 Bertepatan dengan Hari Raya Kenaikan Isa Almasih, Bakal Terulang Lagi di Tahun 2248

MANADO, JP- Hari ini, Kamis (13/05/2021) menjadi momen unik di mana dua agama yang berbeda, yaitu Islam dan Kristen serta Katolik memperingati hari besar secara bersamaan. Ini bisa menjadi momen untuk mempererat toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Ya, perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriah dan peringatan Kenaikan Isa Almasih jatuh pada hari yang sama, yaitu hari ini.

Idul Fitri atau Lebaran dirayakan oleh umat Islam sebagai hari kemenangan setelah menunaikan puasa di bulan Ramadhan selama sebulan penuh. Sedangkan Kenaikan Isa Al Masih atau Kenaikan Yesus Kristus diperingati oleh umat Nasrani di Indonesia, baik Kristen Katolik maupun Kristen Protestan di seluruh dunia.

Perayaan dua hari besar keagamaan yang berbeda dan memiliki makna khusus bagi pemeluknya masing-masing ini bukan baru pertama kali terjadi secara berbarengan di Indonesia.

Fenomena ini dianggap fenomena yang sangat jarang terjadi. Bahkan, ketika tahun 2016 lalu Isra’ Mi’raj bertepatan dengan Kenaikan Isa Almasih yang jatuh hari Kamis, akhirnya peringatan Isra’ Mi’raj diundur menjadi hari Jumat, 6 Mei 2016 yang sudah memasuki tanggal 28 Rajab 1437 Hijriah.

Sebelumnya, hari raya Idul Fitri juga pernah beriringan dengan peringatan Kenaikan Isa Almasih yakni pada tahun 1791, 1889, dan 1987 Masehi.

Meski begitu, kejadian perayaan Idul Fitri bertepatan dengan Kenaikan Isa Almasih ini bisa dikatakan jarang, karena hanya pernah terjadi pada tahun 1727 Masehi dan 1139 Hijriah. Dan setelah 294 tahun dua perayaan keagamaan ini kembali digelar berbarengan pada tahun ini.

Dan setelah tahun 2021 ini, maka diprediksi kejadian serupa akan terulang lagi sekitar 227 tahun yang akan datang yakni di tahun 2248 Masehi atau 1676 Hijriah.

Seorang Pendeta GMIM yakni Pdt Fernando Euqeine Mamengko STh bersama umat muslim usai Sholad Ied di Hari Raya Idul Fitri di Masjid Imam Bonjol Desa Pineleng Satu, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.

Menjawab fenomena ini, Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa LAPAN, Andi Pangerang Hasanuddin melalui laman edukasi sains lapan mengatakan, bahwa untuk dapat memahami mengapa kondisi perayaan-perayaan tersebut terjadi bersamaan, maka perlu kita ketahui dahulu bagaimana kedua perayaan tersebut ditentukan, sebagai berikut:

Baca Juga  Ini Kronologi Kasus Dugaan Suap yang Menjerat Komisioner KPU RI dan Caleg PDIP

1. Hari Raya Idul Fitri 

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya mengatakan, konjungsi ijtimak awal bulan Syawal 1442 Hijriah terjadi sebelum matahari terbenam pada Rabu, 12 Mei 2021 Masehi.

Sebagai informasi, ijtimak adalah sebutan untuk konjungsi geosentris, yakni peristiwa di mana Bumi dan Bulan berada di posisi bujur langit yang sama jika diamati dari Bumi, dan terjadi setiap 29,531 hari sekali (satu bulan sinodik).

Pada hari tersebut, ijtimak akan terjadi mulai pukul 01.59 WIB, 02.59 WITA atau 03.59 WIT.

Wilayah yang paling awal mengalami konjungsi geosentris ini adalah di Merauke, Papu pada pukul 17.37 WIT, dan paling akhir adalah wilayah Sabang, Aceh pada pukul 18.46 WIB.

Berdasarkan data hilal awal Syawal 1442 H di atas, dikarenakan posisi hilal minus (-), maka hilal tidak akan teramati pada tanggal 11 Mei 2021.

Sedangkan pada tanggal 12 Mei 2021 berdasarkan ilmu astronomi dan data rekor hilal terlihat oleh BMKG serta jika cuaca cerah (terutama di ufuk Barat), potensi sedang – besar hilal terlihat (teramati). 

Sehingga, meskipun keputusan sidang isbat belum diumumkan, dapat disimpulkan bahwa Idul Fitri 1442 Hijriah jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021 Masehi yang bertepatan dengan kenaikan Isa Almasih.

“Untuk mengawali bulan Syawal 1442 H, sebaiknya menunggu keputusan Menteri Agama Republik Indonesia yang akan diumumkan pada tanggal 11 Mei 2021 malam, setelah sidang isbat,” tegas Rahmat.

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan 1 Syawal 1442H/2021M atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Kamis (13/5/2021).

Penetapan itu didasarkan pada sidang isbat yang dipimpin Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jakarta,  Selasa (11/5/2021).

“Sidang isbat secara bulat menetapkan 1 Syawal 1442 H jatuh pada hari Kamis, 13 Mei 2021,” ujar Yaqut dalam konferensi pers, Selasa (11/5/2021).

2. Perayaan Kenaikan Isa Almasih

Peringatan Kenaikan Isa Almasih atau Yesus Christ Ascension, adalah perayaan yang diperingati 40 hari setelah Paskah Sabtu, atau 39 hari setelah Paskah Minggu atau 41 hari setelah Jumat Agung.

Baca Juga  Olly Sempat Ditanyai Peserta Soal Menteri, Ketua Umum ILUNI UI: Inovasi Beliau Bernilai Plus di Mata Jokowi

Sehingga, peringatan Kenaikan Isa Almasih ini selalu jatuh pada hari Kamis sesuai dengan ketentuan tersebut.

Dengan demikian, penentuan yang paling penting dalam peringatan ini adalah perhitungan hari raya Paskah.

Andi menjelaskan, hari raya Paskah dalam perhitungannya mengacu pada metode yang dibuat oleh Spencer Jones dalam bukunya yang berjudul General Astronomy pada halaman 73-74 edisi tahun 1922.

Ternyata metode Spencer ini kemudian diterbitkan kembali dalam Journal of the British Astronomical Association volume 88 halaman 91 edisi Desember 1977.

Andi berkata, metode ini sebelumnya sudah diajukan pada tahun 1876 dan muncul dalam buku berjudul Ecclesiastical Calendar (Kalender Gerejawi/Liturgi).

“Saya tidak panjang lebar menjelaskan metodenya dalam tulisan ini, namun hari raya Paskah selalu jatuh pada hari Minggu, setelah Purnama Liturgi (Ecclesiastrical Full Moon) yang mana purnama tersebut jatuh setelah Ekuinoks Musim Semi (20-21 Maret),” jelasnya

Untik diketahui, Purnama liturgi dan purnama astronomis sedikit berbeda.

Terkadang, kata dia, purnama liturgi beriringan dengan purnama astronoms dengan selisih 1-2 hari, tapi bisa juga berselisih hingga 1 lunasi atau periode sidonis bulan.

Nah, dalam perhitungan peringatan Kenaikan Isa Almasih, maka purnama liturgi yang dijadikan patokan.

Pada tahun 2021 ini, Purnama Liturgi terjadi pada Minggu, 28 Maret 2021. Sejak hari itu, memasuki Pekan Palma dan Hari Raya Paskah ditetapkan seminggu setelahnya, yakni pada Minggu, 4 April 2021.

Sesuai dengan metode perhitungan yang disebutkan di atas, 39 hari setelah 4 April jatuh pada 13 Mei, sehingga, peringatan Kenaikan Isa Almasih tahun 2021 jatuh pada hari Kamis, 13 Mei 2021 Masehi.

Bagi umat Kristen serta Katolik, Kenaikan Isa AL Masih merupakan peristiwa yang terjadi 40 hari setelah Kebangkitan Yesus, di mana disaksikan oleh murid-murid-Nya, Yesus Kristus terangkat naik ke langit dan kemudian hilang dari pandangan setelah tertutup awan, seperti yang dicatat dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.

Kejadian ini tercatat dalam Kisah Para Rasul, di mana Yesus berpesan “…kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Baca Juga  Pelajar SDK Ebenheazer Terpapar Covid, Dikpora Talaud Berhentikan PTM

Kisah kenaikan Yesus Kristus ini kemudian diabadikan dalam seni Kristen sejak abad ke-9 Masehi.

Kenaikan Yesys adalah salah satu dari empat kejadian dalam perjalanan Yesus ke bumi. Pertama, Natal (kelahiran Kristus). Kedua, Wafat Kristus (penebusan dosa). Ketika, Paskah (Kristus bangkit). Dan yang terakhir Kenaikan Tuhan Yesus ke surga.

Perayaan hari raya keagamaan yang bersamaan ini mengakibatkan, mulai Rabu (12/05/2021) hari ini ditetapkan sebagai hari libur nasional dan cuti bersama bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagaimana Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri, masing-masing Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Republik Indonesia Nomor 281 Tahun 2021, Nomor Tahun 2021, Nomor 1 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 642 Tahun 2020, Nomor 4 Tahun 2020, Nomor 4 Tahun 2020 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2021.

Juga diperkuat dengan Surat Edaran Gubernur Sulawesi Utara Nomor 800/21.96/Sekr-BKD tentang Perubahan atas Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Menpan RB) untuk Cuti Bersama Tahun 2021.

Bahkan perayaan berbarengan ini membuat masyarakat bisa menikmati long weekend dari tanggal 12-16 Mei. Ini dikarenakan adanya libur nasional, yaitu 13-14 Mei (Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah) dan 13 Mei (Kenaikan Isa Almasih). Selain itu, pada 15-16 Meu merupakan hari weekend alias Sabtu dan Minggu.

Namun sama seperti tahun sebelumnya, Lebaran tahun ini masyarakat disarankan untuk melakukan silaturahmi dengan menggunakan fitur video conference untuk menyapa keluarga dan kerabat jauh di Hari Raya. Hal ini dikarenakan adanya larangan mudik dan pandemi Covid-19 yang belum usai.

Dan karenanya berdasarkan panduan dari Kementerian Agama yang tertuang dalam Surat Edaran No. SE 07 tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Salat Idul Fitri Tahun 1422 H/2021 M di saat pandemi Covid-19, bahwa salat Idul Fitri dapat dilakukan di masjid apabila daerah tersbeut dinyatakan aman dari Covid-19 (zona hijau dna kuning). Namun, daerah yang masih tergolong tinggi (zona merah dan zona oranye) diharuskan untuk dilakukan di rumah masing-masing. (JPc/dari berbagai sumber)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0