MANADO, JP- Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Utara (Sulut) Theo Runtuwene mengaku prihatin dengan meninggalnya 100 dokter di Indonesia selama pandemi Covid-19.
“Kita kehilangan 100 nyawa dokter salah satu penyebabnya adalah karena pemerintah secara nasional masih belum memisah rumah sakit-rumah sakit umum dengan yang khusus menangani pasien Covid-19,” ujarnya.
Pasalnya, lanjut Runtuwene, dalam pemantauan di lapangan Walhi menemukan bahwa meskipun sudah disediakan ruang isolasi buat pasien Covid-19, namun akses masuk keluar pintu rumah sakit masih tetap disatukan.
“Hal semacam ini sebenarnya tidak boleh terjadi dalam kita memerangi virus yang sangat berbahaya ini. Dari data dokter-dokter yang gugur kebanyakan bukan dokter yang menangani pasien Covid-19, artinya penularan virus di rumah sakit aktif terjadi,” jelasnya.
Runtuwene mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut harus berani memisahkan rumah sakit-rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19.
“Misalnya 60 persen rumah sakit untuk umum dan 40 persen untuk pasien Covid-19. Alasanya jelas kurva grafik positif di indonesia masih belum turun, sementara kita diperhadapkan pada kehidupan yang kembali bebas. Menjadi tanggungjawab pemerintah menyelesaikan masalah ini, jangan korbankan rakyat dengan tidak memikirkan kebijakan normal baru yang begitu bebas ini,” tandasnya. (JPc)
COMMENTS