JAKARTA, JP- Perkembangan kasus dugaan suap soal Pergantian Antar Waktu (PAW) Anggota DPR RI dari PDIP, yang melibatkan Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan, kian menarik.
Saeful Bahri, orang kepercayaan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristianto mengeluarkan pernyataan mengejutkan kepada wartawan.
Di mana saat Saeful keluar dari ruang penyidik KPK sekitar pukul 02.19 WIB, Saeful yang telah ditetapkan tersangka oleh KPK ini, dicerca wartawan dengan sejumlan pertannyaan, terkait keterlibatan Hasto yang disebut menjadi pemberi uang suap untuk tersangka Wahyu.
Tampak kesal saat terus dicecar, Saeful akhirnya membenarkan jika sumber uang suap berasal dari Hasto. Di mana suap diberikan agar dapat meloloskan Harun Masiku sebagai anggota DPR menggantikan almarhum Nazarudin Kiemas.
“Duitnya dari Hasto?” tanya wartawan berkali-kali di gedung KPK, Jumat dinihari (10/01/2020) sebagaimana dilansir dari RMOL.Id.
“Iya, iya,” ucap Saeful sambil memasuki mobil tahanan.
Sayangnya, ketika dikonfirmasi wartawan kepada sejumlah petinggi PDIP seperti Puan Maharani, TB Hasanuddin, Bambang Wuryanto, Arteria Dahlan dan Charles Honoris, tidak direspon. Hasto Kristianto sendiri sampai sejauh ini belum memberikan klarifikasi.
Sedangkan Anggota Fraksi PDIP DPR Masinton Pasaribu yang berhasil dikonfirmasi mengatakan, saat ini partai memang tengah disibukkan dengan kegiatan Rakernas dan juga persiapan HUT dan Rakernas PDIP.
“Kami lagi persiapana HUT PDI Perjuangan dan Rakernas,” tandas Masinton singkat.
Hasto sendiri belum berhasil dikonfirmasi. Menurut Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat, Hasto sedang sakit diare sehingga sulit dihubungi dan tidak terlihat di arena Rakernas PDIP.
Tapi sebelumnya, Hasto menegaskan bahwa partainya sudah sejak awal tidak berkompromi dengan segala bentuk tindak pidana korupsi. Karena itu akam ada sanksi berat bagi kader yang terlibat korupsi.
“Sejak awal, sikap PDI Perjuangan tegas. Kami tidak kompromi terhadap segala tindak pidana korupsi. Itu (korupsi) adalah kejahatan kemanusiaan,” kata Hasto, seraya mengatakan partainya mendukung langkah KPK mengusut tuntas kasus ini.
Sementara itu, Analis politik dari Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah mengatakan Hasto seharusnya juga ikut ditangkap lantaran memberi inisiasi kepada stafnya untuk melakukan suap.
“Dengan keterlibatan itu Hasto layak ditangkap, ia telah merusak proses politik bahkan yang telah termaktub dalam UU terkait PAW,” tegasnya.
Meski begitu, Dedi tetap menungg hasil penyidikan dan pengujian terhdap kebenaran statemen Saeful Bahri soal kterlibatan Hasto.
“Jika terbukti, maka PDIP sedang menghadapi persoalan sulit, salah satunya dihadapkan pada rusaknya citra menghadapi Pilkada 2020. Kondisi ini membuka peluang publik untuk mendesak pengusutan lebih jauh indikasi jual beli PAW di PDIP,” tandasnya.
Sebelumnya, saat konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (09/01/2020), Wakil Ketua KPK Lili Pantauli menyebut ada peluang memanggil Hasto.
“Mungkin tidak saja hanya kepada Hasto, tetapi mungkin kepada pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan pengembangan perkara ini. Pasti juga ada panggilan,” ujar Lili. (JPc/rmol.id)
COMMENTS