JP- Penyebaran wabah virus corona secara global masih terus bertambah.
Amerika Serikat menjadi negara terparah yang terpapar pandemi Covid-19 ini. Angka penderitanya melebihi negara mana pun di dunia, termasuk Cina dan Italia. Per Sabtu (28/3/2020), sudah 104.205 kasus positif.
Lonjakan pasien rawat inap terjadi di sejumlah kota seperti New York dan New Orleans, sementara staf medis, tempat tidur, dan fasilitas kesehatan seperti ventilator dan masker terbatas.
Dampaknya tak main-main, angka kematian terus bertambah hingga 1.701 orang di antaranya telah meninggal dunia dan sebanyak 2.525 pasien disembuhkan.
Namun demikian menurut anggota Dewan Pimpinan Pusat Kawanua Se Dunia (DPP KSD) Lindie Sayman-Tangkilisan, hingga kini seluruh warga kawanua (warga asal Sulawesi Utara, red) yang tinggal di Amerika Serikat masih aman.
“Sampai hari ini semua aman. Belum ada laporan Kawanua kena infeksi. Torang semua berdoa mudah2an nggak ada yang kena,” ujarnya.
Mantan Ketua Perhimpunan Perempuan Tanah Minahasa di California (2017-2019) ini pun memberikan pesan untuk warga Sulut.
“Covid-19 tidak boleh diremehkan. Virus ini sangat berbahaya. Mari kita praktekan social distancing (Jaga jarak, red). Karena ini membantu memutuskan mata rantai Covid-19,” katanya.
Menurut pemilik The Lindsshh International ini, social distancing sudah menjadi tanggung jawab setiap individu untuk mengurangi menyebarnya virus Covid-19 dan mencegah lebih banyak korban yang terinfeksi dan meninggal.
“Kemudian stay home (Tinggal di rumah, red) itu penting sekali. Apapun yang terjadi, kecuali untuk keperluan yang penting dan darurat,” pintanya.
Ia mencontohkan dirinya. Menurut Lindie, sebagai accounting controller di perusahaan Real Estate, dirinya bertanggung jawab dengan accounting dan finance perusahaan.
“Walaupun sangat sulit untuk kerja dari rumah karena data-data dan dokumen untuk buat laporan hampir semua masih berupa dokumen biasa, tapi kami semua harus tunduk dengan peraturan pemerintah. Saat lockdown, kita harus tinggal di rumah,” jelasnya.
Tapi sebagi fashion designer, lanjut wanita kelahiran Manado ini, bekerja di rumah itu tidak menjadi masalah. Ia selalu mengerjakan design-design dan menjahit di studionya yang ada di rumah.
“Masa-masa ini kita gunakan untuk belajar ilmu dan ketrampilan yang baru dan lebih banyak kesempatan kita gunakan untuk beraktifitas dengan keluarga. Dan yang terutama dalam kesendirian kita gunakan waktu lebih banyak untuk berbicara dan berkomunikasi dengan Tuhan. Karena itulah yang Dia inginkan dari kita. Ada Covid-19 ataupun tidak ada wabah virus,” paparnya.
Sementara untuk Pemerintah Sulut, wanita cantik yang sering terjun di banyak iven internasional ini berpesan untuk perbanyak fasilitas medikal untuk dokter, perawat, dan pekerja di Rumah Sakit, dan klinik (masker dan sebagainya) karena mereka adalah petarung di front line dan perbanyak test kit Covid-19.
“Kemudian masyarakat perlu di edukasi mengenai bahayanya virus Covid-19. Infokan bahwa tidak ada pilihan, tapi dalam beberapa minggu ini masyarakat harus tinggal di rumah dulu. Jangan kemana-mana kalau tidak perlu. Karena virus ini tidak pilih-pilih orang. Semua bisa terkena,” tandas anak dari pasangan Frans Richard Tangkilisan yang akrab disapa Om Tumi dan Emma Margaretha Mamesah ini. (JPc)
COMMENTS