HomeBerita UtamaNasional

Pertanyakan Gambar Mirip Salib di Simbol HUT RI, Politikus PDIP Ini Sentil Kota Manado

Pertanyakan Gambar Mirip Salib di Simbol HUT RI, Politikus PDIP Ini Sentil Kota Manado

JAKARTA, JPc- Potongan-potongan supergrharic di simbol HUT ke-75 Republik Indonesia yang dinilai sejumlah kalangan terlihat seperti bentuk salib terus menuai polemik. Pro kontra terus dilontarkan dari pelbagai pihak.

Seperti yang disampaikan Politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera. Ia mengaku heran dan juga tidak paham dengan penjelasan Sekretaris Utama Kementerian Sekretariat Negara (kemensetneg) yang menyatakan potongan-potongan dikatakan merepresentasikan komitmen dan nilai luhur pancasila.

“Saya tidak paham kalau itu dikaitkan dengan Pancasila ya. Jangan salah kaprah nih. Saya yakin tidak ada maksud untuk menjadikan simbol-simbol Nasrani, salib, menjadi logo kemerdekaan. Tetapi orang kan bisa melihat. Secara kasat mata orang melihat ada kemiripan itu dengan salib. Dan penggunaan logo itu tidak pas dipakai secara nasional apalagi di negara berpenduduk mayoritas Islam,” ujar Kapitra saat berbincang dengan jpnn.com, Kamis (13/08/2020).

Baca Juga  Setelah Menteri Eddy, Giliran Menag Positif Covid-19

Menariknya, mantan pengacara Habib Rizieq Shihab ini, justru menyentil Kota Manado dalam pernyataannya ini.

“Kalau itu dibikin di Manado mungkin enggak ada yang protes. Atau itu dibikin di Papua, NTT, mungkin tidak ada yang protes. Tapi karena dibikin untuk nasional tentu ada reaksi,” katanya.

politikus kelahiran Padang, Sumatera Barat ini mengusulkan pemerintah segera merivisinya supaya tidak menimbulkan polemik dan kegaduhan baru.

“Revisi dong. Disamakan saja besarnya (logo). Atas, bawah, kiri, kanan,” pintanya.

Namun Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily meminta logo HUT ke-75 Republik Indonesia jangan diartikan bermacam-macam. Apalagi sebelumnya Kementerian Sekretariat Negara sudah menjelaskan makna simbol dari HUT ke-75 RI kepada masyarakat.

Baca Juga  Jumat Malam, Paus Fransiskus Beri Berkat Luar Biasa "Urbi et Orbi", Juga Dapat Indulgensi Penuh

“Seharusnya merujuk pada makna yang disampaikan Kementerian Sekretariat Negara itu. Tidak perlu diartikan bermacam-macam,” kata Ace Hasan.

Di mana merujuk penjelasan Kemensetneg, lanjutnya, supergraphic yang menghiasi logo HUT ke-75 RI itu terdiri atas sepuluh elemen yakni Fokus, Kemajuan, Global, Merata, Kukuh, Progres, Efisien, Gotong Royong, Maritim, dan Berkembang. Untuk diketahui sepuluh elemen itu didapatkan dari dekonstruksi logo 75 tahun yang dipecah lagi menjadi sepuluh bagian yang merepresentasikan komitmen dan nilai-nilai luhur Pancasila.

Diakui pria yang akrab dengan sebutan Kang Ace ini, setiap orang berhak untuk menafsirkannya dengan tafsiran macam-macam. Namun jangan memaksakan penafsiran menurut cara pandangnya saja.

“Jangan terjebak ke dalam sesuatu yang simbolik. Lebih baik maknai saja sesuai dengan penjelasan dari pembuat simbolnya,” tandasnya.

Baca Juga  LMI Ungkap Sejumlah Kejanggalan, Ketua PN Putuskan Kaji Ulang Rencana Eksekusi Lahan Corner 52, PENDETA HANNY: Jika Dipaksakan Kami Lawan

Senada juga disampaikan Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Ia meminta polemik ini supaya dihentikan.

“Kenapa sih kita ini meributkan hal-hal yang tidak substantif seperti itu? Pandemi Covid-19 yang sekarang terjadi butuh keseriusan dalam penanganannya. Baik penanganan penyakitnya hingga dampak sosial ekonomi yang muncul. Juga diperlukan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat,”” kata Gus Yaqut, kepada jpnn.com, Kamis (13/8).

Sebelumnya pendakwah kondang Aa Gym mengatakan, dapat dimaklumi bila ada perbedaan pendapat, karena memang sekilas tampak seperti ada salib yang besar di spanduk HUT RI tersebut.

Terkait hal ini, Gus Yaqut memberikan saran agar Aa Gym sebaiknya mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan. (JPc/jppn)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0