HomeBerita UtamaSosok

Kesaksian Pdt Hanny: Menikah Disaksikan 7 Preman, Lalui 35 Tahun Berkat Kesabaran Istri

Kesaksian Pdt Hanny: Menikah Disaksikan 7 Preman, Lalui 35 Tahun Berkat Kesabaran Istri

MANADO, JP- Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Sulawesi Utara yang juga adalah Ketua Umum DPP Laskar Manguni Indonesia (LMI) Tonaas Wangko Pendeta Hanny Pantouw STh merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-35 pernikahannya bersama istri tercinta Gembala Maidy Palar, Selasa (20/10/2020) malam.

Perayaan ini berlangsung di taman Pondok Hijau kota Manado dengan dihadiri anak-anak Pamela dan Elia, anak-anak rohani, pengurus DPP LMI, para hamba Tuhan dan para undangan.

Dalam kesaksiannya, Pdt Hanny mengungkapkan kesaksian sejak awal menikah hingga di usia ke-35 tahun ini.

“Saya masuk kategori bukan orang baik dalam tanda kutip. Karena yang bandel saya yang hebat ibu (istri, red). Kami sampai di usia 35 tahun pernikahan ini saya mau katakan bahwa yang hebat itu ibu, yang bandel saya,” ujarnya.

Menariknya, dalam kesaksiannya Pdt Hanny menceritakan kehidupan kelamnya di Jakarta hingga diubah oleh Tuhan dan bertobat serta berkat peran sang istri.

“Kalau ibu tidak sabar saya tidak jadi pendeta. Ada banyak sekali yang saya lewati dalam perjalanan hidup ini. Itu anugerah Tuhan dan berkat kesabaran ibu,” ujarnya.

Baca Juga  Duo Prabowo Bakal jadi Menteri? Ini Posisi yang Mungkin Akan Diisi

Diakui Pdt Hanny, saat menikah 35 tahun silam, dirinya dan istri mengalami masa-masa sulit.

“Betapa sulitnya kami saat menikah. Waktu menikah di Gereja yang hadir cuma 7 teman, itu preman semua. Lalu pergi ke catatan sipil, 7 orang preman juga tandatangan saya nikah,” bebernya.

Pdt Hanny menjelaskan, kala itu ia dan istri tidak menggelar pesta.

“Ibu empat bersudara yang tiga laki-laki yang terakhir ibu. Ada kesan dalam keluarga ibu bilang begini loh, ini satu-satunya anak terakhir perempuan koq nda bikin pesta. Sedangkan saya di Jakarta hidup sudah jadi praktis tidak pikir hal-hal begitu (pesta, red),” katanya.

Bahkan Pdt Hanny mengaku saat bersama istri di rumahnya tidak ada kursi.

“Jadi tamu yang datang duduk di lantai.
Begitu sulitnya saya hidup di Jakarta,” paparnya.

Dalam kesaksiannya, Pdt Hanny bernostalgia. “Waktu ketemu ibu lagi ramai-ramainya film Rano Karno dan Ali Topang Anak Jalanan. Waktu itu saya sudah pakai motor rambut gondrong tidak seperti sekarang. Saya bercanda mungkn penglihatan ibu luar biasa. Saya bilang mungkin ibu pikir saya benar-benar Ali Topan Anak Jalanan,” ucapnya disambut tawa undangan yang hadir.

Baca Juga  Sebut Pernyataan UAS Tidak Cerdas, Pdt Hanny: Negara Harus Tegas, Umat Kristiani Jangan Terprovokasi

Terlepas dari itu, Pdt Hanny mengaku bahwa perjalanan bahtera rumah tangga sampai 35 tahun selain anugerah Tuhan tapi juga berkat peran istrinya.

“Jadi kalau sampai saya lewati 35 tahun pernikahan kami, saya iakan yang hebat itu ibu. Nanti kalau ada ibu-ibu yang tidak tahan dengan suaminya silakan datang ke ibu. Karena ibu sudah terlatih hadapi saya. Kalau ibu tidak sabar saya tidak akan jadi pendeta seperti sekarang,” tukasnya.

Yang mengejutkan, Pdt Hanny mengaku sempat menggugat cerai istrinya.

“Saya sempat menggugat cerai ibu. Kami sempat pisah 8 bulan dengan ibu. Tapi karena anugerah Tuhan saya berjumpa Yesus lalu saya bertobat dan kembali ke Manado. Saya sampai di sini karena anugerah Tuhan dan kesabaran ibu hadapi saya. Ibu adalah the best,” tukasnya.

Baca Juga  Nyaris Bugil dan Mulut Berbusa, ASN Mesum Ini Pingsan Dalam Mobil, Warga: Mobil Sempat Goyang-Goyang

Pdt Hanny berpesan kepada para orang tua, jika anak-anak yang sudah menikah ada masalah keluarga mereka, jangan terlalu ikut campur.

“Dan juga kalau ada masalah di keluarga jangan cepat-cepat ambil keputusan,” pesannya.

Pada kesempatan itu, secara khusus Pdt Hanny menyampaikan terima kasih kepada istri tercinta.

“Terima kasih bu. Saya mau katakan penglihatan ibu sangat tajam.
Saya pastikan kamu adalah istri pertama sekaligus yang terakhir saya. Saya bersyukur dianugerahi istri yang hebat, ansk-anak yang baik, sehingga saya bisa nikmati hari tua sampai Tuhan memanggil saya,” tandasnya.

Para undangan mengapresiasi kesaksian Pendeta Hanny Pantouw yang sangat jujur dan inspiratif, terlebih kesabaran yang luar biasa dari ibu Gembala Maidy Palar. Bagi mereka, tidak mudah seorang istri menghadapi sisi kelam suami dan situasi hidup yang sulit dengan kesabaran yang luar biasa. Ini bisa jadi contoh bagi ibu-ibu dan keluarga lain.

“Semoga pernikahan keluarga Pantouw-Palar langgeng terus, selalu diberkati dan menjadi berkat bagi banyak orang,” ucap para undangan. (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0