MANADO, JP- Sukacita sungguh dialami Pastor Johanis Mangkey MSC saat merayakan 40 tahun imamatnya. Momen penuh rahmat ini dirayakan Pastor Yance, sapaan akrab dari Misionaris Hati Kudus Yesus (MSC) ini, dengan menggelar perayaan Ekaristi Kudus yang berlangsung di halaman outdoor Manado Convention Center (MCC) Manado, Sabtu (10/07/2021).
Perayaan ini dipimpin oleh Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC didampingi sang Yubilaris dan sejumlah imam serta dihadiri undangan terbatas dengan menerapkan Protokol Kesehatan Covid-19 yang ketat. Umat Katolik yang ingin mengikuti Misa Syukur tersebut bisa mengikutinya lewat live streaming.
“Saya fokuskan perayaan 40 tahun imamat sebagai perayaan syukur atas kemurahan dan kebaikan Allah, dari hati berlimpah kasih. Hanya kekuatan kasih karunia Allah yang memampukan saya setia. “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Kor 12:9),” ujar Pasror Yance.
Menariknya, wujud ungkapan syukur konkrit atas kebaikan dan kemurahan Allah kepadanya sebagai imam-Nya selama 40 tahun, Pater Yance berbagi kebaikan dan kemurahan Allah itu dengan berbagi donasi yang diperoleh dari Buku Kenangan 40 Tahun Imamat. Buku ini ditulisnya lalu diterbitkan dan dicetak bekerja sama dengan Kawanua Katolik Jabodetabek
“Donasi ini saya tujukan untuk mendukung pembinaan calon-calon imam di seminari-seminari yang ada di Keuskupan Manado, khususnya Seminari Menengah Santo Fransiskus Xaverius Kakaskasen,” jelasnya.
Donasi juga sudah diberikan pada 29 Juni lalu untuk membantu pembinaan generasi muda MSC di rumah-rumah bina. Selain Seminari Kakaskasen dan Agustinianum, donasi juga diberikan kepada Pengurus Gerakan Orang Tua Asuh Untuk Seminari (GOTAUS) Keuskupan Manado.
Pastor kelahiran Desa Tataaran Kecamatan Tondano Selatan, Kabupaten Minahasa ini pun membeberkan 3 alasan dirinya berdonasi kepada Seminari Menengah Kakaskasen.
Pertama, sebagai almamater saya tingkat SMP dan SMA pada tahun 1966-1973. Kedua, tetap sebagai sumber panggilan Tarekat MSC (Misionaris Hwti Kudus Yesus). Dan ketiga, dua imam yang ditahbiskan bersama dirinya pada 29 Juni 1981 sudah almarhum dan dimakamkan di Seminari Menengah Kakaskasen. Mereka adalah alm. Pastor Aloysius Roong MSC yang meninggal pada April 1998 dan alm. Pastor Frans Rares MSC yang meninggal pada Maret 2020.
“Maka perayaan syukur yang tadinya mau diadakan di Seminari Menengah Kakaskasen, karena situasi Covid-19, dipindahkan ke Manado, tetapi pada pagi hari saya bersama perwakilan keluarga para almarhum telah melakukan ziarah dan berdoa di makam mereka,” katanya seraya menambahkan donasi juga sudah diberikan di Jakarta untuk pendidikan/pembinaan awal para MSC muda.
Menurut sang Yubilaris ini, dari 40 tahun imamat tersebut, 36 tahun dilewatkan dalam tugas-tugas internal Tarekat MSC baik di Indonesia maupun di luar negeri. Sisanya 4 tahun, terdiri dari dua tahun pertama sesudah tahbisan imam sebagai imam rekan di Paroki Katedral Manado tahun 1981-1983, dan dua tahun sebagai Rektor Unika De La Salle Manado pada tahun 2006-2008.
“Ini adalah ungkapan rasa syukur saya kepada almamater yang telah mendidik saya menjadi seorang calon imam. Semoga donasi yang diberikan ini dapat bermanfaat untuk membantu menunjang pendidikan dan pembinaan para calon imam di Keuskupan Manado,” tandasnya
Adapun acara syukur ini sudah diatur oleh Pengurus GOTAUS Keuskupan Manado. Sedianya acara ini akan digelar di Seminari Kakaskasen, namun karena adanya pemberlakuan PPKM akibat Pandemi Covid-19, maka dialihkan ke halaman outdoor MCC Manado.
ZIARAH
Selain berdonasi, Pastor Yance juga melakukan ziarah di tempat peristirahatan terakhir (makam, red) dua rekan tahbisan yaitu almarhum Pastor Aloysius Roong MSC dan Pastor Frans Rares MSC, yang ditahbiskan pada 29 Juni 1981, berlokasi di kompleks Seminari Kakaskasen.
“Dalam kerinduan tersebut, sebenarnya saya ingin bersyukur bersama Pastor Aloysius Roong MSC dan Pastor Frans Rares MSC di tempat di mana kami dididik dan dibina menjadi bagian dari keluarga besar para calon imam. Namun sebagai gantinya saya hanya melakukan ziarah bersama keluarga almarhum,” ungkapnya.
PERJALANAN IMAMAT
Panggilan menjadi Pastor mulai tumbuh dalam diri sang Yubilaris sejak dirinya duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Berawal ketika sore itu dirinya sedang bermain di Pastoran Gereja Katolik Paroki Santo Antonius Padua Tataaran, Kecamatan Tondano Selatan.
Lalu ia melihat seorang Pastor mengendarai sepeda motor besar yang kemudian diketahui bernama Pastor Alonso Fernandez MSC, yang datang ke Pastoran, yang membuatnya tertarik untuk menjadi seorang imam/pastor.
Diketahui, kala itu Pastor Alonso merupakan imam Tarekat MSC asal Spanyol yang berkarya di Keuskupan Manado tahun 1963-1965 sebagai Pastor Paroki Kokoleh. Dan beberapa waktu lalu tepatnya pada Jumat (23/04/2021), Pastor Alonso dibeatifikasi oleh Paus Fransiskus menjadi orang kudus di Guatrmala, Amerika Tengah.
Benih panggilan itu terus tumbuh seiring berjalannya waktu, hingga akhirnya setelah tamat SMP, sang Yubilaris masuk Seminari Kakaskasen, lalu kemudian menjadi Frater di Skolastikat MSC Pineleng sambil menjalani pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng (STF-SP) tahun 1974. Selanjutnya, ia menjalani pembinaan di Novisiat Karanganyer Kebumen, Jawa Tengah pada tahun 1976 dan di bulan Desember 1976 mengikrarkan profesi pertama, sehingga saat ini sang Yubilaris sudah 44 tahun menjalani hidup membiara.
Dari Novisiat, ia kembali ke Skolastikat MSC Pineleng dan melanjutkan pendidikan di STF-SP. Kala menjadi Frater di Skolastikat MSC, sang Yubilaris dikenal sebagai ‘kamar lenggo’ (tukang bersih-bersih kamar) Pastor Josef Suwatan MSC yang sekarang menjadi Uskup Emeritus Keuskupan Manado.
Tahun 1981, Frater Yance ditahbiskan menjadi Pastor/Imam Tarekat MSC.
Tugas pertamanya sebagai pastor di Paroki Hati Tersuci Maria Katedral Manado. Lalu ia diutus menjalani studi Spiritualitas di Chicago Illinois Amerika Serikat.
Setelah itu, Pastor Yance menjadi Sekretaris Provinsial MSC Indonesia lalu menjabat Sekretaris Pemimpin Umum di Roma serta menjadi Asisten General di Roma sekitar 12 tahun lamanya dan sempat mengelilingi 30 negara di dunia.
Pastor Yance akhirnya pulang ke Indonesia dan diangkat menjadi Rektor Universitas Katolik Unika De La Sale Manado. Kemudian ia dipilih menjadi Provinsial MSC Indonesia dan diangkat menjadi Sekretaris Provinsial MSC Indonesia.
Sang Yubilaris pernah diangkat Uskup Manado Mgr Theodorus Moors MSC menjadi Delegatus Komisi Komunikasi Sosial Komsos Keuskupan Manado tahun 1981. Kala itu ia rutin mengisi renungan harian malam di radio-radio terlebih di RRI dan ikut mengkoordinir pentas Drama Katolik di TVRI Manado. Ia juga sering menulis di surat kabar harian dan media online.
Pastor Yance juga pernah mengikuti pertemuan dengan Paus Fransiskus di Gereja Katedral Maputo Mozambique Afrika. Dan ia juga dipercaya menerjemahkan buku berjudul “Memberi Diri Seutuhnya” ke dalam bahasa Indonesia, buku tentang Pastor Alonso Fernandez MSC, jelang proses beatifikasi. Pastor Yance tak menyangka jika seorang yang menginspiransi dirinya menjadi imam/pastor ternyata kini menjadi orang kudus.
Selain sebagai sahabat para Pastor, Pastor Yance juga adalah sahabat keluarga-keluarga. Ia seorang yang memiliki dedikasi yang tinggi untuk iman keluarga-keluarga Katolik dan siap sedia melayani semua orang tanpa pandang bulu. Ia selalu dekat dengan orang sakit, miskin, yatim piatu, khususnya anak muda dan yang dalam persiapan perkawinan. Tak terhitung sudah berapa banyak pasangan suami istri yang diberkatinya dan begitu banyak anak yang dibaptisnya. PROFICIAT!!! (Simon/JPc)
COMMENTS