HomeFlobamora-NTT

Bupati EYS Meninggal, Putra Diaspora di Sulsel Ajak Bangun Lembata: Jangan Lagi Saling Menyalahkan

Bupati EYS Meninggal, Putra Diaspora di Sulsel Ajak Bangun Lembata: Jangan Lagi Saling Menyalahkan

MAKASSAR, JP- Kematian Bupati Lembata almarhum Elyaser Yantji Sunur atau yang akrab dengan inisial EYS, pada 16 Juli 2021 lalu di rumah sakit Siloam Kupang dan telah dikebumikan di Kuma Resort Waijarang Lembata, meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat di kabupaten tersebut.

Namun tak sedikit masyarakat yang membicarakan soal masa depan kabupaten ini. Bahkan hal ini pun mendapat perhatian dari warga asal Lembata yang berkarya di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Salah satu putra diaspora asal desa Loyobohor Kecamatan Buyasuri Kedang Lembata yang berkediaman di Makassar, Nikolaus Beni, A.Md, Gz., S.Sos, M.I.Kom., kepada jejakpublik.com, menyampaikan pemikirannya tentang sosok almarhum dan sekaligus menyikapi sejumlah isu hangat di Kabupaten Lembata pasca kematian Bupati EYS, sebagai wujud kecintaannya terhadap tanah kelahirannya.

“Meninggalnya almarhum Bupati EYS telah diiringi juga dengan banyak cerita, baik cerita nostalgia berupa kenangan indah mau kenangan yang kurang menyenangkan bahkan tidak menyenangkan sama sekali,” ujarnya.

Menurut Penasehat Kerukunan Keluarga Kendang Makassar (K3M) ini, setiap pemimpin tentunya memiliki ciri khas dan stail tersendiri dalam menahkodai kepemerintahan sebagaimana Kabupaten Lembata yang dinakodai oleh almarhum.

Baca Juga  Mantan Bupati Kupang Ditahan

“Harus diakui jika semasa memimpin Kabupaten Lembata, almarhum dikenal dengan gaya kepemimpinan yang sangat kontraversial. Namun dengan kekontraversilnya itu, almarhum adalah seorang bupati yang sangat visioner untuk pengembangan daerah yang dipimpinnya,” katanya.

Gaya kepemimpinan visioner dari almarhum, menurut Ketua Bidang Politik DPD Vox Point Indonesia Sulawesi Selatan ini, salah satunya terlihat di iven Festival Tiga Gunung yang membangkitkan wisata budaya yang ada pada setiap kecamatan sebagai gaya tarik para wisatawan baik lokal, nasional maupun internasional, di samping wisata religius yakni Bukit Cinta dan Bukit Doa.

“Semuanya itu sudah menjadi kenangan karena perancangnya sudah dipanggil sang pemilik alam semesta. Tugas pejabat pengganti melanjutkan apa yang sudah baik dan memperbaiki apa yang harus di perbaiki, tentunya dengan gaya atau stail kepemimpinan sesuai karakter yang dimiliki penjabat bupati sekarang,” ucapnya.

Lebih jauh, Ketua Bidang Hubungan antar Lembaga Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI) Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara ini berpendapat bahwa untuk melanjutkan pembangunan pasca ditinggalkan alamarhum oleh pemerintah pengganti, seharusnya tidak saling menyalahkan satu sama lain antara pejabat yang masih hidup, apalagi mempersalahkan Bupati EYS yang sudah meninggal.

Baca Juga  Disambut Antusias Warga Sulut asal NTT, Ketua Asprov PSSI Sulut Siap Membuka Turnamen Sepak Bola Flobamora Cup III

“Tugas kita yang masih hidup adalah mendoakan almarhum Bupati EYS yang sudah meninggal dan memperbaiki apa yang menjadi kekurangan dari almarhum selama beliau masih hidup dan memimpin Lembata selama dua periode kurang dari sembilan bulan,” paparnya.

Khusus terkait proyek mangkrak Awolong yang dipersoalkan, Sekretaris dan Dosen Yayasan YPAGI Makassar ini menilai bukan sepenuhnya kesalahan pemerintah sebagai eksekutor, namun juga adalah para legislator Lembata sebagai pemegang palu kekuasaan mewakili rakyat Lembata.

“Bagi saya almarhum Bupati EYS tidak salah karena berjalan sesuai dengan aturan ketatanegaraan sesungguhnya. Kalau ada yang harus disalahkan dalam pembangunan proyek itu maka yang patut disalahkan adalah wakil rakyat, karena wakil rakyat memiliki three fungsi dewan plus one inisiator,” jelasnya.

Yang mana, lanjut Ketua Bidang Politik DPD Vox Point Indonesia Sulawesi Selatan ini, 3 fungsi dewan itu adalah fungsi legislasi membuat dan mengesahkan peraturan daerah, fungsi anggaran adalah membuat/mensinkronkan dan mensyahkan anggaran yang akan digunakan pemerintah dan fungsi pengawasan adalah mengawasi aktivitas pemerintah atas apa yang sudah disyahkan.

Baca Juga  Warga Sabu Doakan Jokowi, Bupati: Itu Baju Adat Lambang Kesucian Hati

“Sedangkan yang disebut one inisiator itu adalah memiliki hak untuk menambah apa yang menjadi kepentingan rakyat Lembata yang belum diakomodir oleh eksekutif sebagai eksekutor,” tukasnya.

Dosen luar biasa Universitas Mega Rezki Makassar dan politisi dari PDI Perjuangan ini, memiliki pandangan tersendiri bagaimana membangun Lembata pasca meninggalnya almarhum.

“Pandangan saya sebagai politisi dan akademisi adalah eksekutif dan legislatif duduk bareng-bareng diskusikan dengan matang apa yang harus dibuat untuk masyarakat Lembata kedepannya,” pintanya.

Sekretaris BP Pemilu DPD PDI Perjuangan Sulsel ini mengajak seluruh elemen masyarakat terlebih kalangan elite di Kabupaten Lembata untuk meninggalkan ego pribadi baik politik, daerah dan golongan.

“Karena untuk membangun Lembata lebih baik dan lebih maju kedepannya jangan lagi saling menyalahkan satu sama lain oleh pejabat pemangku jabatan publik di Lembata. Saatnya kita harus bersatu membangun Kabupaten Lembata ke arah yang lebih baik lagi,” pungkas salah satu Tokoh Lembata yang lama berkarya di Makassar dan Sulsel ini. (JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0