MANGGARAI, JP- Nusa Tenggara Timur telah dinobatkan menjadi Provinsi paling toleran di Indonesia. Bahkan provinsi berbasis kepulauan ini dinobatkan pernah mendapatkan penghargaan sebagai provinsi yang mempunyai toleransi umat beragama terbaik di dunia.
Terus terjaganya toleransi beragama di NTT juga menghadirkan sebuah pemandangan unik namun sangat menganggumkan. Itu terjadi di Stasi Golo Mongkok, Desa Watu Mori, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Rabu 24 (/11/2021). Di stasi ini sebuah foto kegiatan sambut baru atau komuni pertama viral di media sosial.
Pasalnya, di foto itu terlihat seorang pria dan wanita mengenakan pakaian muslim mendampingi seorang remaja perempuan menerima hosti kudus yang diberikan seorang Pastor yang memimpin Misa di Gereja Katolis di stasi tersebut
Sebagaimana dilansir dari Tribunflores.com, foto itu adalah foto pasangan suami-istri, Muhamad Yunus (58) dan Siti Mira (40) yang mendampingi ponakan mereka Andinita Ngongo (13) yang saat itu menerima komuni suci pertama.
Foto itu pertama kali diposting akun facebook milik Egidius Leonardus Dahal.
Dalam postingannya itu, Edigius Leonardus Dahal menulis:
“Ini peristiwa yang luar biasa. Di Golo Mongkok, Desa Watu Mori, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur. Seorang anak yang dibesarkan oleh keluarga muslim dan menariknya adalah pada saat penerimaan Komuni Suci pertama anak ini didampingi oleh orang tua angkatnya yang muslim.
Sungguh peristiwa yang luar biasa. Semoga rohani dari gadis cantik ini tetap tumbuh kembang di dalam keluarga angkatnya yang muslim. Semangat toleransi di kampung ini memang sangat dipuji dan diakui.
Kami percaya bahwa kebesaran Tuhan itu terjadi pada peristiwa-peristiwa seperti ini. Kedamaian, keakraban dan kekeluargaan antara dua rumpun agama akan menjadi indah ketika dipadu menjadi satu dalam setiap momen penting seperti ini”.
Sementara itu, ketika ditemui wartawan di
Kampung Golo Mongkok, Kamis (25/11/2021), Muhamad Yunus membenarkan foto tersebut. Ia memgakui Andinita Ngongo adalah anak yatim piatu. Kedua orang tua Andinita beragama Katolik merupakan saudara kandung dari keduanya.
Yunus dan istrinya Siti Mira, merawat Andinita bersama adiknya. Pada saat Andinita sambut baru menjadi tanggung jawab adalah mereka yang menjadi orang tua angkat.
“Saat hendak sambut baru kami urus semua. Kecuali terkait dana itu menjadi tanggung jawab Paroki. Saya dengan ibu dengan berpakian agama muslim dampingi anak ini karena kami mau anak ini harus mengikuti komuni suci pertamanya,” ujarnya.
Yang tak kalah mengaggumkan, Yunus menegaskan pemahamannya bahwa soal imam itu meski berbeda tapi tujuanya sama percaya terhadap Tuhan Sang Pencipta. Ia juga ingin menjaga toleransi antar umat beragama.
“Soal kepercayaan itu memang beda, kami agama Islam sedangkan anak ini agama Katolik. Tapi kami berani masuk gereja dampingi anak ini untuk sambut baru karena agama ini memang berbeda tapi tujuanya itu sama untuk yang di atas yaitu Tuhan. Hanya beda-beda caranya tapi Tuhan itu satu,” tegasnya.
Sedangkan Andinita Ngongo mengungkapkan bahwa kedua orang tua kandungnya sudah meninggal dunia sejak mereka masih kecil.
“Makanya saya bersama adik saya selama ini dipelihara dan dibesarkan oleh bapa dan mama sulungnya yakni Yunus dan Mira yang beragama Islam,” jelasnya.
Siswa kelas V SDI Golo Mongkok ini mengaku bahagia karena saat menerima komuni suci pertamanya ia didampingi oleh kedua orang tua angkatnya yang beragama muslim.
“Ini merupakan peristiwa yang luar biasa bapa mama saya beragama muslim dampingi saya saat terima sambut baru. Saya cukup bahagia dan memohon kepada Tuhan supaya bapa mama angkat saya ini tetap diberikan kesehatan dan selalu tabah dan iklas untuk membesarkan kami,” tandasnya. (*/JPc)
COMMENTS