MANADO, JP- Pernyataan menarik sarat makna dilontarkan Wakil Gubernur Sulut Drs Steven OE Kandouw saat Musda XIV Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulut di Mercure hotel Tateli Minahasa, Rabu (27/11/2019).
Di mana dalam pernyataannya usai memberikan ucapan selamat ber-Musda, Kandouw meminta KNPI Sulut untuk mampu membaca arah angin dan arus air.
“Welcome, the land of smilling people, selamat ber-Musda, kalau ada permasalahan, disederhanakan dan dibahas tuntas. Lebih baik pahit di depan tapi berakhir manis. Pintarlah membaca arah angin dan arus air. Semoga Musda ini membawa hasil sebagaimana diharapkan bersama,” ujarnya.
Kandouw berharap, sebagai institusi pemuda, KNPI dapat bersama pemerintah menjadi mitra kerja yang turut serta berkontribusi untuk pembangunan di daerah.
Secara tegas ia menantang KNPI Sulut untuk mampu melawan kemiskinan, radikalisme dan terorisme yang hingga kini menjadi ancaman nyata dalam kehidupan sosial masyarakat di daerah.
“Saya menantang para pemuda untuk mampu melawan kemiskinan, radikalisme dan terorisme yang saat ini masih ada dalam masyarakat kita,” ajaknya.
Menurut Kandouw, permasalahan ekonomi global sejatinya ikut berdampak pada Sulut, bahkan pemasalahan seperti kemiskinan, radikalisme dan terorisme masih ada saat ini.
Hal ini, lanjutnya, tidak saja diletakkan pada tanggungjawab pemerintah semata, akan tetapi ikut menjadi tanggungjawab generasi muda, khususnya para pemuda di Provinsi Sulut.
“Tingkat kemiskinan di daerah kita ini, masih ada. Sekalipun pemerintah daerah melalui program pengentasan kemiskinan, telah berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga 7,59 persen pada September 2018,” ujarnya.
Dijelaskan Kandouw, selama dirinya dan Olly Dondokambey SE sebagai Gubernur, memimpin Sulut selang 4 tahun terakhir, angka kemiskinan menurun tajam hingga di titik 7,59 persen pada September 2018.
“Bahkan angka tersebut menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menjadi yang terendah di Pulau Sulawesi. Dengan perhitungan bahwa pada September 2018, jumlah penduduk miskin di Sulut mencapai 189.050 orang (7,59 persen), berkurang 4.260 orang dari kondisi Maret 2018 yang mencapai 193.310 orang (7,80 persen),” jelasnya.
Selain itu, ditambahkan Kandouw, selama periode Maret hingga September 2018 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 1.770 ribu orang, dari semula 63.880 ribu orang turun menjadi 62.110 orang, sementara di perdesaan turun sebanyak 2.500 orang, dari 129.430 orang turun menjadi 126.930 orang.
“Sedangkan masalah Radikalisme dan Terorisme pun menjadi ancaman di Sulut, karena beberapa waktu lalu, aparat keamanan berhasil mengamankan terduga teroris di Sulut. Jadi radikalisme dan terorisme, nyatanya ada di daerah kita. Ini fakta dengan tertangkapnya terduga teroris di daerah ini, ” tukasnya.
Untuk itu, mantan Ketua DPRD Sulut ini menegaskan, peran dari para generasi muda di daerah, sangatlah penting untuk bersama-sama dengan pemerintah mengeliminir permasalahan yang ada di daerah.
Hadir pada Pembukaan Musda XIV KNPI Sulut diantaranya Sekretaris Daerah Provinsi Sulut Edwin Silangen SE MS, Ketua Umum DPP KNPI Noer Fajriansyah dan jajaran, para pimpinan dan pengurus OKP-OKP, Caretaker DPD KNPI Sulut, DPC KNPI Kabupaten dan Kota se-Sulut, Kepala Badan Kesbangpol Daerah Provinsi Sulut Drs Mecky Onibala MSi, Wakil Bupati Minahasa Robby Dondokambey SSi, para pejabat Pemprov Sulut dan Pemkab Minahasa serta undangan. (JPc)
COMMENTS