HomeBeritaBerita Utama

LMI, Ormas Adat yang Mandiri dan Mendunia di Usia “Balita”

LMI, Ormas Adat yang Mandiri dan Mendunia di Usia “Balita”

MANADO, JP- Laskar Manguni Indonesia (LMI) kini genap berusia 4 tahun, Selasa (17/12/2019). Meski baru berusia di bawah lima tahun (Balita), namun ormas ini telah menjadi ormas adat terbesar di Indonesia, berdasarkan data dan pengakuan dari pihak Kementerian Dalam Negeri RI.

Selain memiliki sejumlah Organisasi Sayap (Orsap), Badan dan Lembaga ini, Ormas Adat Minahasa ini telah memiliki kepengurusan resmi yang tersebar di 18 Provinsi se-Indonesia, 83 Kabupaten/Kota se-Indonesia, 29 Negara Bagian Amerika Serikat (USA) dan dalam waktu dekat akan membentuk dan melantik pengurus LMI di sejumlah negara lain seperti Hongkong, Jepang dan Filipina. Bahkan LMI menjadi satu-satunya ormas yang melantik pengurusnya hingga di luar negeri.

Selain itu dari jajaran DPP LMI, terdapat 8 pengurusnya yang kini menduduki jabatan sebagai Anggota DPRD Sulut dan Kota Manado serta beberapa Tonaas di Kabupaten/Kota yang juga menjadi wakil rakyat di lembaga DPRD.

LMI juga menjadi ormas yang unik berbeda dengan ormas lainnya. Salah satunya karena ketua umumnya seorang Pendeta atau hamba Tuhan, sehingga pelbagai kegiatan yang digelar diawali dan ditutup dengan ibadah yang dipimpin langsung oleh sang ketua umum.

LMI juga sangat mengedepankan integritas bagi pengurus dan anggotanya dan selalu independent. Karenanya dalam setiap pesta demokrasi LMI secara organisasi memilih netral. LMI sangat peduli dengan masyarakat yang memderita dan berkekurangan. Tapi juga all out mendukung iven akbar bertaraf lokal, nasional dan internasional, yang diselenggarakan pemerintah daerah dan pemerintah pusat iven akbar bertaraf lokal, nasional dan internasional, serta ikut menjaga ketertiban dan keamanan daerah dan negara bersinergi dengan aparat TNI/Polri. LMI juga komit memerangi narkoba dan korupsi yang menghancurkan negara dan generasi muda sehingga dibentuklah Badan Anti Narkoba LMI dan Lembaga Anti Korupsi. Juga terjun langsung ebantu sesama yang terkena bencana.

Baca Juga  Mengaku Baru Belajar, Yulius Selvanus Justru Piawai dalam Politik, Rebut Dukungan Hampir Semua Parpol Lewat "Politik Merangkul"

Selain itu, komitmen mengawal adat istiadat dan budaya Minahasa, menjaga Pancasila, UUD 1945, Bhinnela Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman luar yang ingin mengganti atau mengganggu empat pilar ini.

Bagi LMI, komitmen ini adalah harga mati yang tak bisa ditawar-tawar. Juga ormas adat ini selalu membangun kebersamaan dan kepedulian baik internal maupun eksternal serta selalu mewujudkan sinergitas yang baik dan terus menerus dengan pemerintah dan aparat TNI/Polri tanpa menghilangkan sikap kritis yang konstruktif.

Lebih dari itu, komitmen terhadap kerukunan hidup beragama dan penghormatan terhadap rumah ibadah selalu diwujudkan. Di mana LMI beberapa kali turun ke jalan menggagalkan eksekusi rumah ibadah berdasarkan putusan pengadilan, melalui upaya mediasi.

Dan masih banyak hal positif lainnya yang lahir dari ormas adat Minahasa ini. Semua ini tak lepas kepemimpinan Tonaas Wangko Dewan Pengurus Pusat (DPP) LMI Pendeta Hanny Pantouw STh. Sosok pemimpin yang berintegritas, takut akan Tuhan, rendah hati, sabar, peduli dan penuh dedikasi. Serta didukung jajaran DPP yang memiliki sumber daya manusia yang baik dan teruji.

Baca Juga  Pertemuan di Cikeas dan Slipi Berimbas ke Sulut?

Sentuhan sosok berkarakter sang hamba Tuhan yang telah banyak berkorban dalam membesarkan organisasi ini, membuat LMI tidak hanya menjadi ormas yang berbeda dari yang lain, tapi juga sukses mengubah pandangan negatif masyarakat terhadap ormas dan memberikan banyak manfaat bagi bangsa dan negara, daerah dan masyarakat pada umumnya.

Sebagai sebuah ormas, LMI memiliki visi yakni: “Terwujudnya Masyarakat Adat yang Mandiri, Berbudaya, Berdaulat dan Bermartabat”.

Sementara Misi LMI yakni: “Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Adat yang Mandiri Secara Ekonomi, Berbudaya Berdasarkan Nilai-Nilai Adat Istiadat, Berdaulat Menurut Ketentuan Perundang-undangan dan Bermartabat Berdasarkan Nilai-Nilai Moral, yang Mempunyai Doktrin sebagai Pedoman, Pegangan serta Bimbingan Dalam Melaksanakan Segala Kegiatan di Dalam Bidang Keamanan dan ketertiban Masyarakat, Sosial dan Budaya, Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Mental Spiritual dan juga Pendidikan”.

Menariknya, LMI ternyata memiliki doktrin bagi pengurus dan anggotanya. Ada sembilan poin dalam doktrin LMI tersebut, yakni:
1. Percaya adanya Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta (Malo’or Ne Si Empung)
2. Bersatu Seia Sekata (Maesa esaan)
3. Saling Mengasihi (Maupus Upusan)
4. Saling Menghormati (Masigi Sigian)
5. Saling Membantu (Masawang Sawangan)
6. Saling Bekerjasama (Mapalus)
7. Saling Menopang (Matombo Tomboan)
8. Saling Berlaku Baik (Meleo Leosan)
9. Saling Mendengar (Malinga Lingaan)

Baca Juga  Lagi, Sulut Ketambahan 4 Pasien Positif Virus Corona

Khusus poin 1 doktrin LMI hendak menegaskan bahwa segala tindakan organisasi, pengurus dan anggota LMI tunduk, taat dan setia kepada Tuhan. Seluruh pengurus dan anggota LMI di seluruh dunia takut akan Tuhan. Karrna itu LMI pada prinsipnya menolak mereka yang hendak masuk dan menjadi anggota LMI jika tidak mengakui Tuhan dan tidak mengandalkan Tuhan.

Sementara poin kedua hingga ketiga menegaskan hubungan LMI terhadap sesama dan lingkungan alam semesta.

Kini di usia 4 tahun, LMI tak hanya bersyukur tapi tetap berkomitmen terus berkarya sebagai sebuah ormas adat yang bermanfaat bagi bangsa dan negara, bagi daerah dan bagi organisasi itu sendiri.

Ungkapan rasa syukur dan bahagia ini dinyatakan lewat Ibadah Natal bersama yang dipimpin langsung sang ketua umum.

Proficiat buat LMI. Jayalah terus di bawah kepemimpinan Tonaas Wangko Pdt Hanny Pantouw STh. Biarlah LMI semakin diberkati untuk memberkati Sulut, Indonesia dan bahkan dunia.

LMI, dari Minahasa untuk Indonesia dan dunia. Bersama Kita Bisa. I Yayat U Santi…(JPc)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0