MANADO, JP- Selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulut, Gubernur Olly Dondokambey SE menjelaskan upaya Gugus Tugas Covid-19 (GTC-19) menangani pandemi Covid-19 ke Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian, dalam rapat yang berlangsung di Ruang Mapalus Kantor Gubernur, Kamis (16/07/2020).
“Anggaran penanganan Covid-19 ini di Provinsi Sulut sesuai dengan edaran dari Menteri Keuangan untuk melakukan refocusing APBD di tahun anggaran 2020. Keseluruhan total anggaran Covid-19 Sulut ada Rp 191 miliar,” ujarnya.
Menurut Olly, anggaran tersebut digunakan untuk menangani sektor kesehatan, ekonomi dan sosial.
“Anggaran dialokasikan untuk penanganan tiga sektor, yaitu sektor kesehatan, dampak ekonomi dan jaring pengaman sosial. Dari total sektor kesehatan kita menyiapkan Rp 96 miliar untuk penanganan dampak ekonomi sebesar Rp 15 miliar dan khusus untuk penanganan kegiatan jaring pengaman sosial sebesar Rp 80 miliar lebih, ini kita bagikan ke 270 ribu keluarga yang ada di Sulut, kita sinergikan dengan laporan daerah dan laporan dari tokoh agama,” jelasnya.
Dikatakan Olly, data lapangan dicocokan dengan data yang diberikan oleh para pemimpin umat yang akan dibagikan sembako.
“Dari sektor kesehatan Rp 96 miliar itu untuk mengelola 4 rumah singgah atau rumah isolasi dalam rangka penanganan penyebaran Covid-19. Saya juga sudah menganjurkan kepada kabupaten/kota. Kota Manado sudah menggunakan asrama haji, Kabupaten Sitaro juga sudah ada, Kabupaten Mitra sudah ada, Kota Bitung juga sudah ada dan Kota Tomohon juga ada,” jelasnya.
Untuk itu, Olly berharap dengan optimalnya penanganan Covid-19, Sulut dapat menerima kembali kunjungan dari daerah lain.
“Nah ini saya kira kalau kita bisa lakukan ini dengan baik pak (Mendagri) mudah-mudahan bulan depan kita sudah bisa membuka diri terhadap kedatangan tamu-tamu kita dari luar, karena protap yang kita inginkan ini bisa berjalan tetap di bandara tetap perlakukan rapid test bagi yang datang, itupun pembiayaan dari APBD Provinsi agar supaya masyarakat merasa nyaman dengan kedatangan dengan orang-orang dari luar,” tandasnya.
Dijelaskan Olly, pihaknya akan menambah dua laboratorium untuk mempercepat pemeriksaan sampel sehingga tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan hasilnya.
“Saat ini kendala kita adalah Lab PCR. Kita melakukan setiap hari hanya bisa 200 orang pak di laboratorium padahal kita melakukan swab sama rapid test itu tiap hari hampir 1000 orang sehingga kalau ada yang reaktif kita langsung masukin, tapi 2 minggu lagi rencananya peningkatan 2 laboratorium yang kita siapkan ini sudah bisa jalan karena ditambah dengan alat robotic sehingga bisa mencapai 400 sampai 600 orang sama juga penambahan dari lab yg ada di RS Kandou dan Unsrat dan juga nanti ada sumbangan 1 PCR mobile nah mungkin 2 minggu lagi datang kesini sehingga penanganan atau pengelompokan daerah-daerah yang harus kita lakukan ini bisa berjalan dengan baik,” tandasnya.
Selain itu, rakor juga diikuti Sekdaprov Sulut Edwin Silangen, Forkopimda, bupati/walikota, Ketua KPU Sulut dan Ketua Bawaslu Sulut. (Netta/*)
COMMENTS