JAKARTA, JP – Keberadaan warga Diaspora NTT di Indonesia mendapat perhatian yang serius bagi Gubernur NTT Melki Laka Lena. Terbukti, orang nomor satu di provinsi paling toleran ini mulai menjalin kolaborasi dengan melibatkan diaspora NTT yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia untuk ikut serta membangun Propinsi NTT. Dan langkah konkret yang akan dilakukan adalah dengan menggelar kegiatan akbar bertajuk Temu Nasional Diaspora NTT, yang rencananya akan berlangsung di Kupang, pada tanggal 9-11 Desember 2025.
Demi suksesnya kegiatan ini, Laka Lena melibatkan Pemerintah Provinsi NTT dengan Rumah Besar Flobamora Indonesia (RBFI), sebuah organisasi warga Diaspora NTT di Indonesia yang resmi dan tersebar di hampir seluruh provinsi di Nusantara ini.
Untuk terlaksana dan suksesnya acara ini, Laka Lena mengutus Kepala Badan Penghubung NTT, Florida Taty Satyawati, ST mewakili dirinya hadir dalam acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) RBFI, yang berlangsung di Wisma NTT Jakarta pada Jumat – Minggu (24-26 / 10 / 2025). Pengurus RBFI bersama sebagian ketua-ketua Flobamora provinsi se-Indonesia turut hadir dalam Rampinas tersebut.
Dalam rapat yang dipimpin oleh Ketua Umum RBFI Yusdi Diaz didampingi Sekretaris Jenderal Yakobus Beribe dan Bendahara Umum Clinton Tallo, dibahas banyak hal baik terkait keberadaan dan kiprah RBFI, problematika warga Diaspora NTT maupun tentang rencana kegiatan akbar Temu Nasional termasuk menetapkan tema kegiatan akbar tersebut yakni “Bersama Diaspora Membangun NTT”.

Seluruh peserta rapat menyambut baik gagasan Gubernur NTT menggelar kegiatan akbar Temu Nasional Diapora NTT dan menilanya sebagai sebuah terobosan brilian seorang kepala daerah dalam membangun daerah yang dipimpinnya.
“Luar biasa pak Gubernur Bapak Melki Laka Lena yang melihat penting dan strategisnya membangun derah yang dipimpinnya dengan melibatkan semua komponen masyarakat NTT dan warga Diaspora se-Indonesia yang tinggal di luar Provinsi NTT berkolaborasi dengan Rumah Besar Flobamora Indonesia,” ujar Yusdi Diaz kepada jejakpublik.com.
Bagi Yusdi Diaz, langkah Gubernur NTT melibatkan RBFI sangat tepat, penting dan strategis baik bagi pembangunan dan kemajuan Provinsi NTT maupun bagi kepentingan warga Diaspora NTT se-Indonesia.
“Pembentukan RBFI yang kepengurusan dan keanggotaannya tersebar di seluruh Indonesia ini menjadi sangat berarti dan strategis, sehingga kolaborasi pak Gubernur bersama jajaran Pemprov NTT dengan RBFI merupakan sebuah terobosan yang sangat tepat, penting dan strategis. Pengurus RBFI serta seluruh ketua dan pengurus dari hampir seluruh provinsi di Indonesia siap hadir, berkontribusi secara nyata di iven tersebut dan menyukseskan kegiatan akbar Temu Nasional tersebut. Karena warga Diaspora NTT se-Indonesia telah berkomitmen untuk ikut serta membangun Provinsi NTT, daerah yang sangat kami cintai ini, ” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penghubung NTT, Florida Taty Satyawati, ST menyatakan pihaknya siap memfasilitasi sehingga kegiatan akbar tersebut bisa berjalan dengan baik dan bisa terbangun kolaborasi.
“Kami sudah melakukan koordinasi dan komunikasi dengan berbagai elemen diaspora NTT yang berada di seluruh Indonesia. Rapat persiapan juga sudah dilakukan pada 25 Oktober lalu di Kantor Badan Penghubung NTT di Jakarta. Temu Nasional Diaspora itu melibatkan orang NTT yang ada dimana-mana, sehingga membutuhkan persiapan yang baik. Ancer-ancer acara akan digelar sekitar pertengahan Desember 2025. Tapi masih butuh pematangan,” jelasnya.

Menurut Taty, kegiatan akbar tersebut itu melibatkan warga Diaspora NTT dalam hal ini RBFI berkolaborasi dengan Pemerintah NTT.
“Memang kegiatan akbar ini sejalan dengan semangat Bapak Gubernur untuk membangun kolaborasi dan sinergi dengan semua pihak. Saya kira acara ini sangat baik, karena ada potensi yang besar di kalangan diaspora NTT. Kalau semua kekuatan disatukan, tentu akan sangat positif bagi NTT,” katanya.
Selain itu, Taty memberikan penekanan bahwa kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak merupakan langkah penting untuk bersama membangun Propinsi NTT.
“Kita semua harus kerjasama, pemerintah, swasta, komunitas, organisasi kemasyarakatan, media dan masyarakat sipil. Kalau ini bisa berkolaborasi, tentu akan menjadi kekuatan untuk membangun NTT yang maju dan inklusif,” ungkapnya.
Tetty mengungkapkan bahwa dalam Rapimnas itu beberapa program kerja dan kebijakan Gubernur NTT yang menenkankan penguatan ekonomi masyarakat melalui potensi sektor kelautan, pariwisata, dan pertanian turut dibahas. Kemudian, kolaborasi dengan komunitas diaspora untuk mendorong investasi daerah, serta peningkatan tata kelola data warga NTT di luar provinsi untuk mendukung kebijakan sosial dan ketenagakerjaan juga menjadi perhatian serius dalam Rapimnas tersebut.
“Jadi kegiatan yang melibatkan Diaspora NTT sejalan dengan keinginan bapak Gubernur. Diaspora NTT ini memiliki potensi besar terutama dalam mendorong arus investasi ke NTT. Bisa saja, secara administrasi kependudukan, sudah menjadi warga di daerah lain, tetapi tetap saja tidak mungkin melupakan kampung halaman,” bebernya.
Dikatakan Tetty, salah satu yang juga menjadi perhatian adalah mengenai data kependudukan dan ketenagakerjaan. Sebab, pihaknya masih menemukan banyak warga NTT di luar daerah yang belum memiliki dokumen kependudukan yang lengkap (KTP, KK, atau data migrasi).

Hal itu, lanjut Taty, di lapangan pihaknya sering menangani persoalan ketenagakerjaan yang sangat minim perlindungan, antara lain karena masalah administrasi kependudukan
“Ini tentu sangat berdampak pada akses terhadap layanan publik, perlindungan tenaga kerja, dan pendataan diaspora,” tandasnya.. (*/Simon)











